Musim panas adalah musim
horor. Begitulah yang terjadi di Desa Yongin Korea Selatan. Di situ ada
sebuah tradisi yang disebut "Gwishin". Tradisi ini hanya bisa dilakukan
saat musim panas. Sebab pada musim itu diyakini bahwa jiwa-jiwa orang
mati akan terperangkap di bumi. Jiwa-jiwa itulah yang akan berkeliaran
di pedesaan.
Keyakinan itulah yang
dimanfatkan warga di sana menarik wisatawan. Dibikin wisata desa horor.
Desa yang terkenal dengan aksi dramanya di Korea Selatan itu menyulap
perkampungan menjadi wahana horor satu kampung.
Semua rumah, warga, dan properti yang ada diubah menjadi horor. Busana, efek-efek khusus, pencahayaan, suara, serta make up dari
warga membuat bulu kuduk pengunjung tidak hanya berdiri tapi juga
meriang. Mereka yang datang ke desa ini untuk menguji adrenalin pun
dibuatnya lari terbirit-birit.
Seperti yang dialami Na Won-ju.
Wanita muda ini bersama pacarnya rela mendatangi desa yang berjarak
sekitar 40 kilometer arah selatan Seoul ini untuk menikmati wisata horor
ini. "Ternyata ini lebih horor dari yang saya kira," kata Na yang
mencengkeram lengan kekasihnya.
Salah satu tokoh hantu yang
tersohor di Yongin adalah "Hantu Perawan." Hantu ini digambarkan dengan
sosok seorang wanita berambut panjang yang menggunakan pakaian berkabung
tradisional berwarna putih atau yang biasa disebut Sobok.
Hantu
lain yang tak kalah menyeramkan adalah cerita-cerita di kamar mandi.
Ada pula studio musik rekaman yang dihantui siluet seorang penyanyi
hantu.
No comments:
Post a Comment