Friday, 7 February 2014

Cinta Sejati Ala The Hunger Game



Hunger Game lagi? Haha sepertinya aku benar benar sedang kejanduan Hunger Game. Maaf ya reader kalu aku jadi sering posting tentang Hunger Game. Satu hal ayng membuatku tertarik dari Hunger Game selain game mautnya tentu saja cinta segitiga Peeta-Katniss- Gale. Dan kali ini sekali lagi aku akan kembali membicarakan mengenai cinta segitiga ini ((semoga ga bosen ya) . sebelumnya aku juga pernah posting Cinta Segitiga The Hunger Game dan Twiloght di postingan ini



Katniss Everdeen adalah gadis tangguh yang sudah menjadi tulang punggung keluarga sejak usia dini. Dia juga sudah beberapa tahun dekat dengan Gale.  Gale adalah anak penambang batu bara yang cenderung nekat dan juga sangat mudah tersulut amarah. Lalu ada Peeta anak dari penjual roti yang termasuk dari keluarga berkecukupan, yang cenderung penakut.  Sejak awal Hunger Game dia sudah bertekad tidak akan mmebunuh siapapun, makanya waktu latihan daripada mempelajari cara untuk membunuh, Peeta lebih cenderung latihan untuk mempertahankan diri.



Logikanya, gadis manapun akan lebih memilih Gale daripada Peeta. Gale digambarkan memiliki tubuh atletis dan wajah yang sangat tampan. Gale juga pemberani. Dia dan Katniss sama sama melanggar aturan pemerintah dengan keluar dari pagar pembatas distrik hanya untuk berburuBerbeda dengan Peeta yang sejak awal tampil manis dan lemah .  Jadi secara kemampuan fisik Gale jauh lebih unggul dibading Peeta yang hanya pandai membuat dan menghias roti.



However, aku sendiri jauh menyukai Peeta. Peeta yang masih ingat warna baju dan kepang Katniss saat pertama betemu disekolah saat masih kanak kanak.
Peeta yang hafal gerak gerik dan kebiasaan Katniss

Peeta yang rela dipukuli orang tuanya hanya demi memberi roti pada Katniss saat Katniss kelaparan

Peeta yang berusaha menjadikan Katniss favorit penonton hanya supaya gadis itu mendapat banyak bantuan dari penonton dan terus bertahan hidup di arena Hunger Game.

Peeta yang setengah mati melawan Cato, tribute paling jago di Hunger Game, hingga mendapat luka di kakinya hanya agar Katniss bisa melarikan diri dari kejaran Cato yang sangat bernafsu membunuh Katniss.

Peeta yang lebih peduli pada keselamatan Katniss daripada dirinya, bahakan saat dia menjadi tawanan Capitol, Peeta tetap nekad membicorkan rencana serangan Capitol supaya Katniss dan sekutunya bersiap san waspada, dan tentu setelah itu Peeta harus rela disiksa habis habisan karena ulahnya itu.

Atau hal hal kecil lainnya, seperti Peeta memberikan jaketnya pada Katniss, atau sekedar memeluk dan membelai rambut Katniss saat dia ketakutan saat dihantui mimpi buruk.

Peeta memang tidak pandai bertarung, t dia hanya orang yang rela menjadi tameng untuk melindungi Katniss walaupun dirinya harus mendapat siksaan. Berbeda dengan Gale yang lebih suka melindungi dengan  cara melawan sekuat tenaga yang mana Gale memang punya kemampuan untuk melakukannya.


Dalam kehidupan nyata, gambaran seperti Hunget game memang sangat berlebihan. Jadi mari kita sederhakan. Ambil contoh ketika Katniss mengajari Peeta berenang saat Hunger Game. Dalam kehidupan nyata, mana yang kamu pilih.. cowok yang jago berenang seperti Gale atau cowok yang harus kamu ajari berenang seperti Peeta?

Jika hanya satu pertanyaaan tentu kalian pasti akan langsung menjawab Gale. Karena pada dasarnya wanita lebih menyukai lelaki yang jauh lebih hebat daripada dia.  Begitu juga aku . aku lebih meyukai lelaki yang jauh lebih hebat daripada aku, baik dari segi otaknya, kemampuan ( skill) ataupun penghasilannya. Bukannya matre tapi itu sudah kodratnya kali ya. Intinya secara naluri  cewek cenderung lebih suka pada cowok yang punya kemampuan jauh lebih baik daripada dia. Tapi mari kita lihat kenyataannya..

Aku punya temen cewek dia itu berani banget, salah satu cewek tangguh gitu lah. Tapi suaminya penakut banget. Bahkan apa apa yang ngurusin istrinya.  Aku juga sering liat banyak cewek cantik yang merried dengan cowok yang biasa biasa saja.

Kembali lagi ke Hunger Game, Katniss sangat sulit menentukan kemana cintanya berlabuh Peta atau Gale.di seri ketiga dikisahkan Peeta menjadi korban cuci otak Capitol. Peeta lupa pada Katniss, bahkan lupa cara mencintai Katniss. Otak Peeta ditanamkan ingatan-ingatan palsu yang membuat dia jadi membenci Katniss setengah mati. Saat sudah kembali ke tangan sekutu Katniss, ingatan Peeta berangsur membaik. Akan tetapi, Peeta tetap suka sulit membedakan… antara yang nyata dengan tidak nyata. Untuk mengatasinya, orang-orang memainkan sesi tanya-jawab. Si penanya akan menceritakan suatu hal, dan Peeta diminta menebak… apakah hal itu nyata atau tidak nyata? Peeta juga akan mengungkapkan isi pikirannya dan bertanya kepada orang lain, nyata atau tidak nyata? Strategi ini pula yang akhirnya berhasil menyembuhkan Peeta.

Saat Peeta baru saja pulih dari masalah ingatannya, Peeta bilang kepada Katniss bahwa dia ingat pernah rela dipukuli orang tuanya hanya demi memberikan sepotong roti untuk Katniss yang sedang kepalaran. Setelah mengingat hal tersebut, Peeta berkata, “Aku pasti sangat mencintaimu.”
“Memang,” jawab Katniss.
“Dan apakah kau mencintaiku?”
“Semua orang bilang aku mencintaimu. Semua orang bilang itu sebabnya Presiden Snow menyiksamu. Untuk menghancurkanku.”
“Itu bukan jawaban,” kata Peeta.

Ya, meskipun pembaca tahu, dan semua orang dalam kisah itu tahu tentang perasaan Katniss kepada Peeta, tetap saja Katniss tidak pernah mau mengakui perasaannya itu. Dari buku pertama hingga ke tiga dipenuhi keraguan Katniss akan hal itu. Sampai akhirnya, pada paragraf penutup di buku ke tiga, Katniss mengakui perasaannya itu. Berikut cuplikan pargraf yang aku maksud, satu paragraf yang paling aku sukai dari buku ini. (P.s.: beberapa kata aku EDIT supaya mudah dipahami oleh kalian yang tidak pernah mengikuti jalan cerita Hunger Games).

“Aku dan Peeta kembali bersama. Ada saat-saat ketika dia memegangi sandaran kursi sampai kilasan-kilasan ingatan palsu yang ada dalam benaknya lenyap. Aku masih bangun sambil menjerit-jerit karena mimpi buruk dengan mahluk mutan dan anak-anak yang hilang. Tapi lengan Peeta selalu ada untuk menghiburku. Hingga akhirnya bibirnya juga. Pada malam ketika aku merasakannya lagi – rasa lapar untuk terus menciumnya yang pernah menguasaiku di pantai arena Hunger Games – aku tahu memang ini yang akan terjadi. Bahwa yang kubutuhkan untuk bertahan hidup bukanlah api Gale, yang dikobarkan oleh kemarahan dan kebencian. Aku sendiri sudah punya banyak api dalam diriku. Yang kubutuhkan adalah bunga dandelion pada musim semi. Warna kuning cerah yang berarti kelahiran kembali, dan bukannya kehancuran. Janji bahwa hidup bisa berlanjut, tak peduli seburuk apa pun kami kehilangan. Bahwa hidup bisa menjadi baik lagi. Dan hanya Peeta yang bisa memberiku semua itu.”

Setelah paragraf itu, Peeta berbisik kepada Katniss, “Kau mencintaiku. Nyata atau tidak?”
Akhirnya, Katniss menjawab, “Nyata.”


Gale memang lebih kuat… dan lebih tampan. Tapi Peeta, hanya Peeta, yang bisa memberi Katniss rasa aman, serta hanya Peeta… yang bisa melengkapi kekurangan dalam diri Katniss.

Dalam kehidupan nyata, pada akhirnya, hanya itulah yang akan dicari oleh wanita dewasa dari laki-laki pilihannya: rasa aman untuk terus hidup bersama dengan dia. Laki-laki itu bisa jadi tidak lebih kaya, tidak lebih pintar, tidak lebih rupawan… tetapi, laki-laki itulah yang paling mampu memberikan rasa aman. Buat apa kita cari cowok pintar dan kaya… kalau dia tidak pernah mau berusaha untuk memperjuangkan keberadaan kita dalam hidupnya? Buat apa pula pintar dan kaya… kalau kita tidak yakin, dia akan selamanya mencintai kita dengan tulus dan apa adanya…

Aku nggak bilang the most wanted bachelor yang ganteng, pintar, dan kaya itu tidak layak jadi pendamping hidup. Itu kan tergantung orangnya… But the thing is… in fact, it’s not the most important consideration. Sekedar keren dan kaya raya saja tidak cukup. Make her feel safe, comfort, and feel like being sincerely loved, then she’s gonna be truly yours.