Sunday, 17 March 2013

Byousoku 5 Cm (5 Centimeters per second)



How much more will I have to lose, before my heart is forgiven?
How many more pain will I have to suffer, to meet you once
again?
 

Memiliki kekasih dengan jarak sebagai hambatannya, hal inilah yang dihadapi oleh Takaki dan Akari dalam menjalani kisah cinta mereka.Sebuah maha karya dari Makoto Shinkai.

" 5 Centimeters Per Second: a chain of short stories about their distance "
 

Cerita ini dibagi dalam 3 buah episode..

Episode 1 : Cherry Blossom


Takaki Tohno dan Akari Shinohara, adalah dua orang sahabat sejak kecil. Sejak bangku sekolah dasar, mereka selalu bersama. Mereka berdua mempunyai banyak sekali kesamaan yang membuat mereka sangat cocok dengan satu sama lain. Hingga saat mereka SMP, Akari harus pindah ke kota lain. Walau jarak memisahkan keduanya, mereka masih saling berkirim surat. Rasa rindu selalu membayangi keduanya. 

Setahun berlalu sejak kepindahan Akari, kini giliran Takaki yang harus pindah ke kota lain, membuat jarak keduanya semakin jauh. Mereka memutuskan untuk bertemu untuk yang terakhir kalinya. Walaupun kereta yang dinaiki Takaki terlambat sekitar 5-6 jam akibat badai salju( sumpah nyesek banget waktu adegan Takaki nangis putus asa dan ga berani liat jam) Namun di luar dugaan Akari tetap menunggunya di stasiun. 
Dalam perjalanan ke stasiun di mana Akari menunggu kedatangannya, Takaki banyak mendapat cobaan dan yang terberat adalah ketika ia kehilangan surat untuk Akari yang telah dia tulis selama berminggu-minggu karena diterbangkan oleh angin musim dingin (yang amat sangat kejam).
Ketika mereka bertemu mereka menghabiskan waktu semalam itu bersama, mengobrol berdua sambil meringkuk di bawah sebuah selimut hingga fajar menyingsing. Takaki takkan melupakan hari itu, Akari mengajarinya bagaimana mencintai dan dicintai, bagaimana merindukan seseorang, bagaimana berbagi dengan seseorang.. Takdir benar-benar kejam namun, life must go on...



  Episode 2 : Cosmonaut

Takaki kini telah menjadi seorang pelajar SMA yang bergabung dengan klub panah. Disekolahnya ada seorang gadis yang menaruh hati kepadanya sejak kelas 3 SMP yang bernama Kanae (yang nekat berusaha agar bisa masuk satu SMA dengan Takaki). Kanae tak pernah bisa memaksakan diri untuk menyatakan perasaannya dan sering menunggu Takaki hingga sore hari hanya agar mereka bisa pulang bersama-sama. Untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya Kanae Sumida mencoba belajar berselancar. Kanae sering melihat Takaki mengetik mail di handphonenya dan selalu berharap mail itu ditujukan kepadanya. Sementara itu Takaki selalu bermimpi berduaan dengan seorang gadis yang wajahnya selalu tidak dapat ia lihat.
 




Episode 3 : 5 Centimeters Per Second
Takaki kini telah dewasa dan bekerja sebagai seorang programmer. Ia bekerja diperusahaan dimana ia bertemu dengan Mizuno, gadis berkacamata yang tertarik kepadanya dan akhirnya menjadi pacarnya. Namun Takaki akhirnya kehilangan motivasi dan kemudian mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Perasaan untuk mencari sesuatu yang hilang selalu meliputi dirinya, sampai akhirnya suatu hari ia berpapasan dengan sosok gadis di perlintasan kereta. Pertemuan kembali antara Takaki dan Akari dewasa tanpa menyadari keberadaan satu sama lain





Kira2 itulah sinopsis singkat mengenai kisah Takaki dan Akari di film "5 Cm per Second" ini. Kalo temen2 pengen tau lanjutannya, gua saranin nonton sendiri deh.

Pertama kali beres nonton film ini, aku  sempet bengong selama beberapa saat. Shock. Bukan karena pemeran utamanya mendadak mati di akhir film ala drama Korea, bukan, tapi karena endingnya sangat2 "realistis". Untuk sebuah film animasi yg visualnya sangat indah, alur ceritanya bisa dibilang sangat "tajam". Emosional, tapi simpel. Dan setelah nonton kedua kali serta lebih memperhatikan setiap detail, setiap kata, terutama narasi dari sudut pandang Takaki sepanjang filmnya, akhirnya aku ngerti makna pesan yg hendak disampaikan film ini.

Film ini adalah film yang bener-bener menyentuh hati. Animasinya sangat keren dan visualisasinya sangat kaya dan detail. Pantulan cahaya pada kaca jendela mobil, batang2 rumput yg bergoyang di tengah angin, dan laut yg bersinar di bawah langit yg berbintang. Semuanya terasa sangat hidup, sangat realistis, seolah2 semua keindahan tersebut terhampar secara nyata di hadapan kita.

Semua adegan divisualisasikan dengan sangat indah, dengan penuturan cerita yang tidak kacangan dan realitis. Sinematografi digarap dengan menawan, dengan sudut pandang dan pergerakan kamera yg membuat penonton menjadi terbawa suasana. Anime ini bener-bener Masterpiece dari visual artist Makoto Shinkai. Dan tidak lupa, alunan music score yang sangat menyentuh yang membuat kita semakin teranyut dalam menikmati film ini. Anime ini adalah anime paling berkesan yang pernah aku tonton, must watch bagi penggemar film drama dan anime yang berkualitas.

5 Centimeter per Detik, menurut film ini, adalah kecepatan jatuhnya kelopak bunga sakura di musim semi atau butir2 salju di kala hujan salju di musim dingin. Namun metafora itu juga sebenarnya melambangkan kehidupan manusia. Kadang di saat kita terjebak dengan yg namanya rutinitas, kehidupan seolah2 berjalan lamban dan stagnan. Namun justru ritme kehidupan yg seperti itulah, yg justru tanpa kita sadari, menimbulkan jarak di dalam kehidupan. Jarak dengan orang2 yg kita sayangi, jarak dengan impian dan cita2 kita, jarak...dari yg namanya kebahagiaan.

"The title 5 Centimeters Per Second comes from the speed at which cherry blossoms petals fall, petals being a metaphorical representation of humans, reminiscent of the slowness of life and how people often start together but slowly drift into their separate ways." - Makoto Shinkai -

Hidup ini semuanya melulu mengenai jarak dan waktu, dan kadang persepsi serta pemahaman kita mengenai kedua hal tersebut dapat menimbulkan perubahan besar di dalam hidup kita. Tanya deh temen2 kita yg pernah pacaran long distance. Mereka adalah salah satu yg paling mengerti mengenai betapa kejamnya jarak dan waktu. Manusia tuh powerless dalam menghadapi dua hal tersebut. Malah kalo boleh gua bilang, di dunia ini tidak ada hal yg absolut, kecuali yg namanya jarak dan waktu.

Seberapa banyak waktu yg rela kita berikan untuk orang2 yg kita sayangi? Seberapa jauh jarak yg berani kita tempuh untuk mewujudkan impian kita? Itu pun tetap tidak menjadi jaminan bahwa kita bisa mendapatkan yg kita mau. Banyak orang di dunia ini yg sudah berusaha sekeras mungkin, segiat mungkin, tapi tetap tidak dapat mengubah hidup mereka.

Tapi itulah hidup, dan hidup ini ga pernah adil.

The hardest part of life is having to let go of your fears, and facing the facts: you can't always get what you want, life isn't a box of chocolates, and your favorite TV series will always have a crappy ending.