Monday 20 January 2014

PANDORA



Sebenarnya sudah cukup lama tertarik dengan “Pandora”.  Apa sebenarnya Pandora itu? Tidak cukup banyak informasi yang menjelaskan tentang pengertian Pandora. Yang paling umum kita mungkin menemukan Pandora dalam mitologi Yunani.

Dalam mitologi Yunani, Pandora merupakan seorang dewi yang di ciptakan oleh Zeus, di kisahkan bahwa Zeus sangat marah ketika pada Promatheus yang menipunya. Zeus ingin membalas dendam serta ingin mengingatkan manusia agar mereka tidak  pernah menjadi sekuat para dewa.

Pada zaman itu wanita belum diciptakan, Zeus ingin menciptakan wanita sebagai bagian dari rencana balas dendamnya. Maka terciptalah PANDORA sebagai wanita pertama. Setalah Pandora tercipta Zeus memberinya sebuah kotak sebagai hadiah. Kotak tersebut sangat indah yang dilapisi emas permata, dan pahatan dekorasi yang sangat rumit. Pandora yakin bahwa kotak tersebut pasti berisi sesuatu yang lebih berharga  daripada pembukusnya. Tetapi para dewa telah memperingatkan bahwa dia tidak boleh membuka kotak itu.


Tidak lama kemudian PANDORA di kirim ke bumi, dan menikah dengan Epimetheus saudara Prometheus. Rasa penasaran pada kotak itu semakin menjadi jadi sampai akhirnya Pandora membuak akotak tersebut. Alangkah terkejutnya Pandora setelah tahu bahwa yang berada di kotak itu adalah  roh jahat, kesedihan, kelaparan, amarah, penyakit, kegilaan, dan ratusan roh jahat lainnya keluar dari kotak dan menjangkiti umat manusia . Pandora merasa ketakutan lalu menutup kotak tersebut dan tampa dia sadari masih ada satu roh di dalam kotak yaitu harapan (hope).

Coba kita berfikir sejenak, sebuah harapan dalam kotak. Ini bisa menggambarkan kahidupan manusia itu sendiri, dimana sifat sifat buruk dan ketakutan selalu muncul di permukaan.

Kotak Pandora bisa diibaratkan sebagai hati kecil kita, setiap manusia memiliki harapan, tapi kita sering lupa akan hal itu. Padahal harapan masih tersimpan sangat rapi dalam hati kecil kita. Kadang kita juga menyepelekan harapan. Padahal harapan lebih kuat banding suatu keberanian  Dengan harapan kita bisa mewujudkan apa yang sebelumnya kita pikir mustahil. Sebuah harapan, sebuah kekuatan besar.

Hati kita adalah PANDORA, yang meyimpan harga paling berharga – Harapan-. Sekarang tergantung pada kita apa kita mau membuka kotak Pandora tau tidak.
 

Saturday 11 January 2014

CINTA SEGITIGA ANTARA TRILOGI THE HUNGER GAME DAN TWILIGHT SAGA


Baru kemaren malam aku selesai baca novel ketiga Hunger Game : Mockingjay. Review Mockingjay bisa di baca DISINI.


Salah satu poin menarik bagiku dalam trilogy Hunger Game adalah plot cinta segitiga antara Katniss, Peeta, dan Gale. Konflik cinta segitiga mereka benar benar menarik dan berkesan paling realistis bagiku. Saat membaca bagian bagian konflik cinta segitiga ini aku selalu teringat juga pada konflik cinta segitiga Bella, Edward, dan Jacob. Hanya saja kalau boleh membandingkan, kisah cinta di Twilight Saga teralu tidak realistis dan terlalu tragis.



Dalam Hunger Game Peeta menyukai Katniss sejak berumur  5 tahun, sementara Katniss menyukai Gale. Katniss mengingat Peeta sebagai orang yang membuatnya berhutang nyawa, tapi Peeta tidak pernah berada dalam lingkaran hidup Katniss sejak awal, sedang Gale sudah bersama Karniss melewati masa masa sulit. Peeta datang ke dalam kehidupan Katniss di saat yang tidak tepat, yaitu saat mereka bersaing  untuk mendapatkan predikat Sang Pemenang dengan cara membunuh satu sama lain. Namun di arena, Peeta selalu melindungi Katniss dan mencintai Katniss dengan tulus. Dia bersama Katniss melewati masa masa  sulit di Hunger Game.

 Menurutku kisah cinta yang dimiliki Katniss, Peeta dan Gale adalah cinta yang manis. Rasa cinta diantara mereka timbul karena perasaan ingin melindungi satu sama lain. Walaupun Katniss seringkali digambarkan sedikit egois karena masih tidak bisa memutuskan untuk memilih salah satu diantara keduanya, tapi di ending akhirnya Katniss bisa memutuskan dan dengan alasan yang cukup rasional.


.  


Untuk Twilight Saga, Jacob menyukai Bella lebih dari apapun, sementara Bella menyukai Edward. Bella menganggap Jacob sebagai Best mannya, apalagi dia yang selalu melindungi Bella ketika dunia Bella dan Edward dipenuhi dengan bahaya. Namun bagi Bella, Edward adalah takdirnya.

 Bagiku terlalu banyak nafsu dan hasrat yang ditonjolkan dalam rasa cinta antara Bella dan Edward. Sedangkan cinta penuh pengorbanan dari Jacob sayangnya harus kalah begitu saja. Ditambah lagi dengan ending yang menurutku sangat tragis yaitu Bella memilih menjadi vampire demi cintanya pada Edward. Jacob yang bisa dibilang Cuma orang ketiga hanya bisa terima, Secara keseluruhan aku tidak suka konflik percintaan di Twilight Saga, terlalu egois dan tragis.



Mari kita lihat karakter pemeran utama, Katniss Everdeen dan Bella Swan.
Katniss adalah remaja yang kuat dan mandiri, sedang Bella hanya remaja manja yang selalu butuh bantuan. Bella mendapatkan semua yang dia inginkan, sedang Katniss harus bekerja keras dan berkorban.  Katniss tumbuh menjadi semakin dewasa sedang Bella berubah menjadi semakin kekanakan.

Katniss tidak pernah mengalami kegalauan yang seperti Bella Swan dalam menentukan siapa yang mendapat cintanya. Peeta Mellark dan Gale tidak menjadi hal yang utama dalam hidupnya, hal itu membuat Katniss menjadi tidak CENGENG seperti Bella.



Overall, Mungkin aku terlalu dangkal dalam membandingkan love triangle dalam dua novel tersebut. Masalah benar atau salah itu relatif. Semua yang aku tulis hanya berdasarkan sudut pandangku yang mungkin akan berbeda dengan sudut pandang orang lain.

Namun, disamping semua perbedaan itu setidaknya  aku menemukan sebuah pesan manis yang terdapat baik di Hunger Game maupun  Twilight Saga,  “ Kita bisa menemukan jodoh pada orang yang tidak mungkin” . Edward bisa saja membunuh Bella dan meminum darahnya dan Peeta bisa saja membunuh Katniss dalam Hunger Game tapi yang terjadi justru sebaliknya. Baik karakter Edward maupun Peeta sebenarnya orang yang paling tidak mungkin untuk menjadi jodoh Bella dan Katniss. Tapi seperti inilah hidup, dimana segala yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.