Wednesday 15 August 2012

Jihae member girlband Girls Day juga menjadi korban bullying?


Sabtu (11/8) ramai dilaporkan di media mengenai spekulasi member girlband Girls Day yakni Jihae yang menjadi korban dari aksi bullying di dalam grup.

Isu bullying dalam girlband K-Pop akhir-akhir ini memang menjadi hal yang ramai diperbincangkan. Tidak lain karena dipicu dari kasus Hwayoung yang resmi dikeluarkan dari T-Ara, di mana kasus itu disinyalir karena Hwayoung mendapatkan intimidasi dari rekan-rekannya di grup. Namun menanggapi isu Jihae, agensi Girls Day membantah rumor tersebut.

Rumor itu sendiri memang menimbulkan kecurigaan setelah Jihae memutuskan hiatus selama 4 bulan karena masalah kesehatan. Ketika diketahui Jihae tampak sehat saat mengupdate aktivitasnya melalui Twitter, spekulasi muncul bahwa Jihae memilih hiatus karena dia merasa diintimidasi.

Sebelumnya, Jihae sempat memposting sebuah pernyataan yang dianggap cukup membingungkan di Twitter, "Hubungan, mimpi, menyerah, kehormatan, uang, pekerjaan, kesuksesan, kehidupan pribadi, keras kepala, kepercayaan, dan kecemburuan dari seorang wanita?" seperti dilansir allkpop.com.

Agensi Girls Day, Dream Tea Entertainment berkomentar mengenai isu tersebut, "Anggapan yang tidak semestinya. Jihae kini sedang begitu bersahabat dan dekat dengan member lainnya, member Girls Day cukup kecewa dan kesal dengan rumor tersebut."

Dua hari pasca kecelakaan, Soyeon T-Ara kembali syuting

Member girlband T-Ara, Soyeon akhirnya kembali ke lokasi syuting K-Drama KBS, Haeundae Lovers pada Rabu (15/8) setelah mengalami kecelakaan mobil.

Perwakilan dari KBS menyatakan, "Soyeon akan kembali ke lokasi syuting pada 15 Agustus nanti. Kami berencana untuk berhati-hati dalam syuting adegannya. Jika kami menyelesaikan syuting pada 15 Agustus sesuai rencana, acara bisa disiarkan pada 20 dan 21 Agustus sesuai jadwal tanpa kesulitan," seperti dilansir soompi.com.

Seperti yang sudah diketahui, pada Senin (13/8), Soyeon mengalami kecelakaan mobil di kawasan Gumi, Gyeongsangbuk-do. Mobil itu tergelincir di jalan karena hujan dan terbalik. Karena itu, Soyeon langsung dibawa ke rumah sakit si Seoul setelah peristiwa terjadi.

Agensi T-Ara, Core Contents Media mengumumkan, "Meskipun dalam kecelakaan itu Soyeon tidak mengalami luka serius, namun efek dari kecelakaan akan terasa setelahnya. Karena ini merupakan kecelakaan yang cukup parah, kami akan terus memperhatikan kondisi Soyeon untuk meyakinkan dia baik-baik saja."

Pihak KBS menambahkan, bahwa kini tim produksi drama dan pihak Soyeon sedang mempertimbangkan kemungkinan Soyeon untuk meninggalkan drama lebih cepat. Saat ini, Soyeon tampil dalam Haeundae Lovers sebagai adik perempuan Go So Ra (yang diperankan Jo Yeo Jung), Lee Gwan Soon.


(soompi.com/aia)

Netizens curiga atas kasus kecelakaan mobil Soyeon T-Ara

Senin (13/8), member girlband T-Ara, Soyeon mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanannya ke Busan untuk syuting drama. Segera setelah insiden itu, Soyeon dan penumpang mobil lainnya langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan.

 

Agensi T-Ara, Core Contents Media menyatakan bahwa tidak ada luka berat yang dialami Soyeon. Tak lama setelah itu, media lokal StarNews langsung melaporkan foto-foto Soyeon yang berbaring di rumah sakit dengan penyangga leher yang menutupi hampir setengah wajahnya. Soyeon tampak menderita dan menahan rasa sakit.

Namun, seorang netizens yang mengaku sebagai karyawan rumah sakit itu menulis sebuah hal di portal yang cukup berbeda. Menurut Joongang Ilbo, netizens itu menjelaskan bahwa cervical collar yang dipakai Soyeon itu digunakan untuk pasien yang terluka parah sampai tidak bisa bergerak. Karena itu, jika bisa menggerakkan tangan dengan bebas seperti Soyeon yang tampak di foto itu cukup mustahil.

Selain itu, netizens lain juga banyak berpendapat bahwa tidak mungkin jika Soyeon mampu selamat dari insiden di mana mobilnya sampai terbalik dan tidak mengalami sedikitpun cedera yang cukup berat.
Beberapa komentar netizens seperti, "Jika itu benar, aku sangat terkejut dan kecewa," "Mencurigakan,"

"Aku tidak percaya netizens. Bagaimana mungkin dia bisa membuat sesuatu seperti ini dari sebuah kebohongan yang mengerikan," "Aku tidak tahu siapa yang harus dipercaya," "Ini cukup mengerikan untuk jadi kenyataan. Tapi dari apa yang diperbuat oleh CEO kepada Hwayoung, mungkin benar," seperti dilansir soompi.com.



Berita tentang kecelakaan Soyeon dilaporkan sebelum tabrakan terjadi? 

 Netizen semakin mempertanyakan apakah Soyeon T-ara benar-benar terlibat dalam kecelakaan mobil.

Sebelumnya, CCM telah melaporkan bahwa Soyeon telah terlibat dalam kecelakaan mobil pada tanggal 13 Agustus sekitar pukul  7:00 pagi, dalam perjalanan pergi syuting seri drama barunya.

Namun, artikel pertama melaporkan berita tabrakan dilaporkan pada pukul 12:06 dini hari pada saat memasuki tanggal 13 Agustus, 7 jam sebelum kecelakaan itu diduga terjadi, dan ini  menyebabkan kontroversi lebih lanjut antara netizens.

Beberapa membela T-ara berkata, "Bagaimana kau bisa bilang cerita itu dibuat? Seseorang dalam kecelakaan itu terluka parah, "dan" Apakah mereka benar-benar sampai sejauh itu dengan tabrakan palsu? ", Sementara yang lain benar-benar yakin kecelakaan itu sengaja

RAHASIA CANTIK PARA BINTANG KOREA


Selain digemari karena penampilan panggung, bintang pujaan asal Korea juga dikagumi karena kecantikannya yang menawan. Mereka memang tak pernah main-main dalam menjaga penampilan dan mempersiapkan rias wajah mereka.

Dalam sebuah wawancara, grup Korea SNSD mengatakan bahwa untuk penampilan besar mereka tak main-main dalam mempersiapkan penampilan. Setidaknya 2-3 jam dihabiskan untuk menyempurnakan riasan sebelum naik panggung. Hasilnya, para personel SNSD selalu terlihat menawan.

Prinsip dasar

Menonjolkan kecantikan alami adalah prinsip dasar tata rias asal Korea. Kulit yang cerah sempurna menjadi elemen penting dalam penampilan bintang Korea. Karena itu rata-rata bintang dan gadis Korea bisa memiliki setidaknya 15 produk perawatan wajah yang digunakan setiap hari. Perawatan wajah tersebut meliputi pembersih, sabun cuci muka, toner, masker, tabir surya, pelembap sampai serum wajah.

Fokus
Salah satu penyanyi asal Korea, Lee Hyori pernah mengungkapkan riasan mata merupakan elemen penting dalam penampilannya. Kembali pada prinsip cantik alami, make-up yang terlalu berat sangat dihindari. Hyori senang menekankan penampilannya pada mata namun memberi pulasan yang lembut pada bibir.

Prinsipnya, jika akan memberi penekanan pada mata, gunakan rias bibir yang lembut, begitu juga sebaliknya. Para bintang Korea selalu berusaha tampil sealami mungkin tanpa menggunakan make-up yang berlebihan. Cukup fokus pada satu bagian yang akan ditonjolkan lalu biarkan bagian lainnya tampak cantik alami.

Make-up andalan
Menciptakan kesan rona wajah yang sempurna merupakan kata kunci. Karena itu tak heran bila mereka bisa menggunakan tiga produk yang berbeda mulai dari primer, krim BB, sampai concealer untuk menciptakan rona wajah yang sempurna.

Krim BB
Tentang BB Cream atau Blemish Balm Cream, produk yang satu ini merupakan andalan wanita Korea. Dalam satu botol, produk ini sudah mencakup foundation, pelembap, antijerawat, tabir surya, dan bahkan perawatan antipenuaan dini. Produk ini sangat digemari karena bisa menciptakan kesan kulit mulus alami tanpa make-up.

Pulasan krim BB di wajah terlihat lebih lembut daripada alas bedak biasa sehingga menimbulkan kesan wajah alami. Teksturnya yang tidak kental juga digemari karena tidak berisiko menyumbat pori-pori kulit. Tak sedikit bintang Korea yang mengakui krim BB merupakan salah satu rahasia rias wajah sehari-hari.

Cara menggunakannya, basahi sedikit wajah hingga terasa lembab. Letakkan krim BB di tengah wajah lalu ratakan ke seluruh wajah secara perlahan dengan jari yang telah dicelup air dingin. Metode ini dipercaya membuat pulasan krim BB terlihat lebih alami.

Rias mata
Eyeliner, eyeshadow, dan maskara tentunya merupakan produk wajib untuk rias mata yang sempurna. Untuk tampilan alami gunakan eyeliner warna cokelat atau gunakan tipis eyeliner warna hitam. Sedangkan ketika memiliih eyeshadow, pilih palet warna pastel untuk kesan cantik alami. Warna putih atau krem bisa digunakan untuk memberi aksen pada sudut mata bagian dalam sehingga terlihat mata terlihat lebih cerah.

Lipstik
Warna-warna peach atau pink pucat merupakan kegemaran bintang Korea. Untuk kesan lebih alami, tak jarang mereka menggunakan lipgloss berwarna yang bisa memberikan kilau pada bibir tanpa kesan warna berlebihan.

Perawatan
Setebal apapun make-up, kulit wajah yang sehat alami sangat penting bagi para bintang Korea. Karena itu mereka tidak pernah main-main dalam melakukan perawatan wajah.

Untuk membersihkan wajah saja, bintang Korea punya rahasia dan produk andalan masing-masing. Langkahnya bukan sekadar cuci dan keringkan melainkan meliputi pembersihan make-up dengan pembersih, lalu mencuci wajah dengan produk andalan, memijat wajah, menggunakan masker, toner, lalu serum untuk menjaga kesehatan kulit lalu ditutup dengan pelembap.

Serum dan masker yang digunakan selain mengandung antipenuaan dini juga dipilih yang bisa membuat kulit selalu lebih cerah alami.

Bintang drama “Full House” Song Hye Kyo mengaku menggunakan masker madu+putih telur secara teratur paling tidak dua minggu sekali sebelum tidur. Sementara itu, anggota KARA, Goo Hara mengaku setiap harinya selalu mengonsumsi kacang-kacang seperti almond dan walnut yang memiliki banyak manfaat untuk kulit.

Para bintang Korea tak pernah setengah-setengah melakukan perawatan dari luar, dalam, serta tata rias wajah yang sempurna untuk selalu terlihat cantik alami.


Komentari isu bullying Hwayoung, Soyeon T-Ara menangis


Member girlband T-Ara, Soyeon angkat bicara untuk kali pertama semenjak kontroversi isu bullying yang dialami mantan member T-Ara, Hwayoung. Senin (13/8), Chosun Ilbo merilis video wawancara eksklusif dengan leader T-Ara itu perihal perasaan terdalamnya mengenai kasus Hwayoung.

"Kami sangat kecewa dan kesal terhadap CEO agensi kami semenjak kasus Hwayoung terjadi bulan lalu. Namun kami percaya Hwayoung juga cukup menderita seperti kami. Kami melihat video yang ditunjukkan netizens perihal kami membully Hwayoung. Melihat video itu membuat kami berpikir bahwa jika hanya mempercayai video, ya hanya itu yang didapat," jelas Soyeon seperti dilansir soompi.com.

Soyeon tidak membantah jika member T-Ara cukup kesal dengan Hwayoung ketika konser di Tokyo. Di mana Hwayoung tidak bisa tampil karena cedera kakinya, namun justru member T-Ara mendapati Hwayoung ke salon kecantikan, "Setelah konser kami berbicara dengan CEO untuk menghandle masalah itu. Dan itu merupakan awal dari seluruh hal yang terjadi, namun kami tidak tahu bahwa itu penyebab keluarnya Hwayoung. Kami tidak meminta itu, semua keputusan di tangan CEO,"

"Jika Hwayoung keluar karena itu, kami tahu semua kesalahan akan diarahkan untuk kami. Namun CEO hanya menyatakan untuk merelakan demi Hwayoung, kami sangat sedih. Member T-Ara memang terdiri dari para gadis berusia di akhir belasan dan awal 20 tahunan. Kami masih memiliki banyak keinginan untuk diperhatikan. Kami memang pernah berselisih, tapi kami memecahkan bersama dan berteman kembali. Jika semua orang berpikir kami memiliki hubungan yang buruk karena masalah normal itu, maka kami hanya akan selalu tampak buruk,"

Selama wawancara berlangsung, Soyeon tampak begitu emosional sampai meneteskan air matanya. Soyeon mengakhiri interview itu dengan berkata, "Aku merasa bahwa aku menjadi lebih kuat semenjak debut dalam 3 tahun terakhir. Namun setelah kontroversi Hwayoung ini, aku sadar bahwa aku masih sangat panjang untuk semakin dewasa."


Cr : Soompi

ON THE RAINY DAY








Kamu masih inget gak…
Waktu itu hujan deras banget dan kamu sedang berteduh di halte depan sekolah. Pas aku kebetulan lewat dan aku juga pas bawa payung. Aku tawarin kamu untuk jalan bareng dan kamu gak ada pilihan lain kalo gak mau telat masuk kelas. Dari sejak itu kita jadi kenal dan mulai akrab.

Padahal sebenernya hari itu aku dianter supir dan biasanya aku akan diturunin pas di gerbang sekolah. Tapi aku ngeliat kamu lagi nunggu di halte, jadi aku minta diturunin di perempatan dan melanjutkan jalan kaki pake payung. Supirku bilang aku aneh, tapi dia gak tau kalo saat seperti itu udah aku tunggu-tunggu sejak lama. Saat dimana aku bisa ngajak kamu berkenalan… 


Kamu masih inget gak…
Waktu itu hujan deras banget dan kita taruhan apakah dosen Ekonomi kita yang rajin banget itu bakal tetep masuk ngajar atau gak. Aku bilang gak bakal ada kuliah, tapi kamu tetep keukeuh bilang pasti ada karena memang si seongsangnim itu terkenal banget rajinnya. Tapi akhirnya kamu kalah taruhan karena hari itu seongsangnim memang gak masuk. Dan karena kalah, kamu pun gak bisa mengelak pas ciumanku mendarat di bibirmu. Hehe… itu ciuman pertama kita ya…




Padahal sebenernya hari itu aku udah tau kalo seonsangnim gak akan masuk. Semalam waktu aku nganterin papa mama ke airport, aku ketemu seongsangnim. Dia cerita kalo mendadak harus pulang ke kampung halamannya karena ibunya sakit parah. Jadi dia bukan gak masuk gara-gara hujan…, hihihi aku nakal banget kan? 


Kamu masih inget gak…
Waktu itu hujan deras banget dan kamu nyuruh-nyuruh aku segera bangun dan mandi. Tapi aku masih mau meluk kamu di ranjang di hari kedua kita menjadi suami istri. Waktu itu aku janji aku akan ngelepas pelukanku kalo hujannya berhenti. Dan kamu setuju aja karena  saat itu harusnya udah musim kemarau jadi kamu pikir hujannya pasti cuma sebentar aja. Apa daya ternyata hari itu hujan terus menerus sampe sore, sampe kita kelaperan dan mesti order room service aja karena aku tetep gak mau ngelepas pelukanku… Hehehe.

Padahal sebenernya kemaren sorenya aku udah liat di berita kalo memang hari itu bakal hujan seharian. Kamu aja yang gak ngeh karena sore kemaren kamu masih sibuk berkutat dengan laptopmu, menyelesaikan pekerjaan kamu yang sengaja kamu bawa pulang.


Kamu masih inget gak…
Waktu itu  kita harus melewatkan malam tahun baru di kamar rumah sakit gara-gara jalanan yang macet total dimana-mana. Mana rumah kita jauh lagi dari rumah sakit, jadi kita putusin untuk gak maksain pulang malam itu mengingat kondisimu yang masih agak lemah. Jadi akhirnya aku beli kembang api dan kita nyalain di atap rumah sakit sambil ngumpet-ngumpet takut dimarahin kalo ketauan ama suster yang galak. Dan kita becanda-canda terus sepanjang malam sambil ngakak-ngakak gak jelas.


Padahal sebenernya malem itu jalanan gak macet total kok, itu aku ngarang-ngarang aja. Paginya dokter udah bilang ama aku kalo kondisimu semakin memburuk. Si kanker yang kita kira udah hilang ternyata malah menyebar, makanya kamu gak diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Aku sengaja bilang ke dokter untuk gak ngasih tau dulu ke kamu. Aku gak pengen kamu tambah sedih dan down


Kamu masih inget gak…
Waktu itu hujan deras banget dan aku menggenggam tanganmu di kamar ICU sambil tak hentinya aku berdoa mohon supaya kamu bisa sadar kembali. Gak tau udah seberapa banyak air mataku yang keluar dan mengalir ke tanganmu, sambil berharap kalo hangatnya air mataku bisa membuat tanganmu yang dingin kembali bergerak. Gak tau udah seberapa banyak ciumanku di matamu, sambil berharap kecupanku bisa membuat matamu kembali terbuka. Gak tau udah seberapa banyak kata yang aku ucapkan di telingamu, sambil berharap ceritaku bisa membuat bibirmu kembali tersenyum…


Padahal dokter udah bilang kalo gak ada lagi harapan. Hanya tinggal menunggu waktu. Semua orang udah menyuruhku pulang untuk berisitirahat karena toh tak ada yang bisa aku lakukan disini. Tapi aku gak mau, aku gak mau sedetikpun gak melihat kamu…

Dan sore ini pun hujan deras banget…
Aku kembali basah kuyup, tapi aku gak peduli. Aku mau duduk disini saja. Aku mau selalu disampingmu. Aku cuma mau disini.


Di depan pusaramu…

I THINK MY LOVE IS YOU


“Jinyoung!”

            Pemuda dengan rambutnya yang hitam dan diatur agar menjadi spike, hanya tersenyum melihat gadis yang datang ke arahnya. Senyum gadis itu sama lebarnya dengan dirinya, namun tentu saja, senyuman gadis itu lebih manis dari sudut manapun.

            Lee Yejin—nama gadis itu. Nama yang cantik, untuk orang yang juga cantik. Tapi Jinyoung tidak pernah berani mengatakan hal itu secara langsung. Malu? Entahlah, dirinya juga tidak tahu. Yang pasti, tanpa ia beritahukan dengan kata-kata, Yejin sudah tahu arti setiap gerak-gerik yang ia buat.

“Sudah menunggu lama?” tanyanya, mengulum senyuman manisnya.
 “Nope. Baru juga datang.” Jinyoung bangkit berdiri dari bangku, merapikan lipatan bajunya yang berantakan.

         Hari ini dia tampil lumayan rapi dengan jaket hitam yang digulung, kaos kuning tipis, dan celana jeans yang sepadan. Sedangkan Yejin tampil dengan menggunakan blouse berwarna kuning yang dimasukkan ke dalam celana pendek cokelat muda.

Cocok? Tentu saja.
 Tapi cocok dan ditakdirkan bersama itu berbeda.

“Keberatan jika aku memberikanmu ice cream, nona?” Jinyoung mengeluarkan sekotak ice cream yang tadi ia beli secara kebetulan. Dan wajah Yejin langsung cerah melihatnya. Dengan semangat, gadis itu mengangguk, innocent.

 

                 Jinyoung tersenyum kecil, lalu membuka kotak es krimnya. Ia memberikan sebuah ice cream strawberry pada Yejin. Dan kau tahu, rasa strawberry—adalah rasa yang disukainya dan Yejin.
“Terima kasih~” senandung Yejin riang. Tapi baru saja ia melangkah, kakinya sudah tersandung dan membuat tubuhnya oleng.
“Awas!” Dengan sigap, Jinyoung menangkap tubuh gadis itu. Ia melirik ke arah tumit kaki Ailee, dan menemukan sebuah bekas berwarna ungu menghiasi bagian itu.
“Aish…”
“Hah… Sejak kapan kamu mengenakan sepatu hak tinggi? Memang kamu benar-benar mau disebut lady betulan disini?” gerutu Jinyoung pelan, lalu melepaskan sepatu hak tinggi berwarna cokelat muda milik Yejin.

           Tapi gadis itu hanya meronta dan menggeleng.
“Jangaaan! Aku tidak mau berjalan tanpa alas kaki! Bagaimana kalau kakiku kotor?” protesnya. Dia merengut, menggembungkan pipinya.
“Ya, tinggal cuci saja! Manja, ah.”
“Aku nggak manja kok.”
“Humph… Yasudah.” Jinyoung langsung melepaskan sepatu Yejin tanpa permisi, membuat gadis itu semakin jengkel.

            Tapi baru saja ia mau kembali protes, Jinyoung sudah membelakanginya dan berjongkok, memberinya tumpangan di punggung. Pemuda itu membawa semuanya—mulai dari kotak es krim, sepatunya, bahkan sampai tas Yejin juga ia genggam di tangannya. Dan pemuda itu hanya melirik pada Yejin, menyuruh gadis itu supaya cepat naik.

“Tunggu apa lagi? Cepat naik atau kau jalan tanpa sepatu, nona ceroboh.”

            Bibirnya masih mencibir, tapi hatinya tidak. Entah kenapa dia terkesan dengan perhatian-perhatian kecil dari seorang Jinyoung—yang ternyata tak pernah ia sadari selalu pria itu lakukan. Sayangnya ia tidak menyadari itu dulu.

            Dengan hati-hati, ia naik ke punggung pria itu. Dan tanpa ancang-ancang, Jinyoung sudah bangkit dan sukses berdiri tegak. Ia melangkah dengan cepat berhubung langkah kakinya besar. Yejin agak terkejut saat Jinyoung sudah mulai berjalan, karena sebelumnya dia tidak pernah berjalan secepat itu.

            Ia meletakkan kepalanya di bahu Jinyoung, merasakan kelembutan yang tersirat dari lelaki itu. Ternyata, bahu Jinyoung lebar dan nyaman. Aroma rambutnya juga lembut dan menenangkan, serta caranya menggendong Yejin, semuanya sangat tenang dan halus. Seakan dia memang mempunyai semuanya untuk mendapatkan hati seorang wanita.

Kenapa dulu dia tidak menyadari hal ini?

             Entah kenapa semuanya terasa begitu terlambat. Pedih sekali, mengingat waktu tidak bisa diulang lagi. Andaikan saja waktu bisa diulang, ia pasti mengulangnya. Secepat mungkin yang ia bisa, agar nantinya dia tidak terlambat lagi. Mendapatkan hati Jinyoung, padahal dulu dia sudah mendapatkan kesempatan itu, tapi dia sia-siakan begitu saja.

Gadis bodoh.

             Mengorbankan diri untuk kesia-siaan, dan pada akhirnya juga mendapat kesia-siaan. Semuanya jadi sangat hambar. Kekosongan hati… Penyesalan… Semuanya memang menyiksa batin gadis itu. Tapi apa boleh buat.

“Yejin… Aku masih menunggumu, …”

              … Iya, gadis itu memang sangat bodoh.
              Dia sudah sekurang-ajar ini, dan Jinyoung masih mau membawakan barang-barangnya. Mengingat ice cream kesukaannya dan bahkan membelikannya, menemaninya, dan yang paling membuat dia sedih adalah, dia baru merasakan gendongan hangat pria ini setelah begitu banyak kesempatan yang ia dapatkan.

              Sebulir air mata mengalir di pipi merahnya, menemani setiap penyesalan yang ia rasakan.
Sementara Jinyoung hanya terdiam sambil terus melangkah. Kemanapun kaki ini melangkah, ia akan terus mengikuti. Sebisa mungkin, dia ingin menculik gadis ini pergi, pergi sangat jauh, ke tempat mereka berdua bisa tenang. Di tempat mereka berdua hanya sendirian, melepas kekakuan yang terjadi setelah persahabatan mereka terikat selama lebih dari tiga tahun.

… Aku menyesal…

                Dua-duanya merintih dalam hati. Belum mampu melepaskan, belum mampu merelakan. Dua-duanya tidak memiliki kepastian yang pasti, tapi masing-masing dari mereka tahu, mereka tidak bisa hidup jika salah satunya menghilang.
******

                   “Jinyoung… Bagaimana persiapannya besok?”
“…”

                  Jinyoung menundukkan kepalanya sebentar. Ada jeda panjang pada percakapan mereka kali ini. Ice cream yang daritadi ia nikmati mendadak menjadi tak ada rasanya.
“… Semuanya baik.”
“Ooh…” Yejin memaksakan senyumnya. Manik matanya memperhatikan kakinya yang berayun kesana kemari.

                  Pantai dengan sunset yang berkilauan—benar-benar background yang indah. Dirinya dan Jinyoung duduk berdampingan di atas batu karang, mencoba menikmati pemandangan di hadapan mereka. Tapi tetap tak bisa. Hati mereka tidak tenang, sama sekali.

“Pemandangannya cantik, ya?” gumam Jinyoung.

                 Yejin hanya mengangguk kecil, kemudian keheningan kembali menerpa mereka. Dua-duanya tidak ingin berbicara apapun, meski sebenarnya ada ribuan kata yang perlu mereka katakan saat itu juga.

              Yejin menengadahkan kepalanya. Sudah saatnya. Dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam, dia tidak bisa menikmati sunset ini berdua lagi. Tak habis-habisnya ia menyesal. Andaikan saja dulu dia tidak cinta mati pada pria brengsek itu dan sadar akan perhatian dan ketulusan Jinyoung, pasti semuanya tidak akan jadi seperti ini.

“… Aku rindu saat dulu, deh…” Jinyoung kembali memulai pembicaraan.  Ia menelan ludahnya, mencari kata-kata yang tepat untuk diungkapkan. “… Sebelum… Kita… Menjadi kaku…” desahnya, meringis pelan. Ada sebuah penyesalan dalam dirinya kenapa ia bisa berkata seperti itu—lagi.

         Lagi, lagi, dan lagi. Penyesalan itu selalu datang. Dan kedua orang ini begitu bodoh sampai mereka terus mengulangi hal yang sama, bahkan sampai melukai perasaan masing-masing.

“… Jinyoung…” Akhirnya, Yejin membuka mulutnya. Masa bodoh dengan matanya yang sudah tergenang dengan air mata itu. Dia tidak ingin semua ini berakhir, tapi kata ‘terlambat’ itu selalu menghentikan niatnya. Membuatnya selalu menggigit bibirnya dan bertanya ‘Kenapa?’ berulang-berulang.

“… Selamat atas pertunanganmu, ya.” Ujarnya, diselingi isak tangis yang tak pernah ia sangka.

                Mungkin, sejak Jinyoung menyatakan perasaan padanya setahun lalu itu, air matanya memang selalu mendesak untuk keluar. Hanya saja gadis itu selalu memaksakan dirinya untuk bertahan, membalikkan realita yang sedang menerjangnya.

“… Yejin…” Jinyoung membulatkan matanya, terkejut melihat orang yang disayanginya sejak dulu—menangis. Dan tanpa sadar air matanya sendiri ikut mengalir. Ada apa ini? Apa emosi dan luapan perasaan itu tak bisa lagi ia—dan Yejin tahan?

“Sudah… Cukup… Aku menyesal… Tentang masa lalu kita, semuanya…” Yejin menggelengkan kepalanya tanpa sebab, menyeka air matanya sementara bibirnya terus bergerak untuk mengungkapkan semua perasaannya. Tapi semuanya tak bisa keluar begitu saja karena isak tangisnya yang membuat nafasnya tercekat.

“Yejin—”

              Sebelum Jinyoung bisa menenangkan gadis itu, Yejin sudah berlari meninggalkannya.
Tidak, aku tidak mau lagi. Aku tidak mau melihat dirimu, maupun kenangan kita. Aku menyesal…
Aku menyesal, Jinyoung…
******

00.00AM
                    Angin mengetuk kaca jendela kamar Yejin, dan sedikit tiupan kecil membuat gadis itu tetap terjaga. Matanya membengkak. Terlalu banyak air mata yang ia tahan selama setahun ini.


                 Diliriknya jendela berbingkai broken white itu. Ribuan kenangan melintas begitu saja, mulai dari dirinya dan Jinyoung yang baru berkenalan, saat dirinya jatuh cinta pada kakak kelas brengsek itu, saat hatinya dihancurkan dengan mengenaskan, sampai Jinyoung menyatakan cintanya yang tulus. Dan pada saat itu, ia menolaknya. Sungguh tak tahu diri.

… Yejin…”

            Yejin menggelengkan kepalanya. Halusinasi. Dia pasti berhalusinasi. saking banyaknya Jinyoung di kepalanya, dia sampai membayangkan bahwa pemuda itu memanggilnya.

“Yejin!”

            Baiklah. Khayalan ini mulai gila.
Gadis itu berlari ke sisi jendela, memperhatikan ke arah bawah. Jinyoung sudah menatapnya dengan tatapan cemas. Pemuda itu masih memakai pakaian yang sama dengan tadi. Setelah melihat Yejin muncul dari balik jendela, pemuda itu tersenyum.

“… Kamu mau apa?” tanya Yejin, perlahan.
“Pernahkah kamu mendengar tentang kesempatan kedua? Dan kesempatan-kesempatan selanjutnya?”
Yejin tertegun. Diperhatikannya wajah Jinyoung yang masih berseri-seri.
“… Maukah kamu membuat kesempatan itu, denganku?”

          Yejin sontak terkejut mendengarnya. Tidak tahu harus berkata apa.
“Aku memang tidak bisa membatalkannya. Tapi dengan cinta, kita berdua bisa pergi kemanapun kita bisa. Selama aku diberikan kesempatan lagi darimu, akan kubuktikan kalau cintaku memang tulus.” Ujar pemuda itu, mengangguk pasti.

               Yejin tersenyum mendengarnya. Bulir-bulir air matanya kembali turun, tapi kali ini, bulir-bulir kristal itu menemani sebuah senyuman. Tanpa dibuktikan pun, dia sudah yakin akan perasaan Jinyoung. Perasaan pemuda itu, dan dirinya, seperti sudah terikat sesuatu.

                Kakinya melompat turun, tidak peduli bahwa tubuhnya sudah melayang. Yang pasti, kali ini Jinyoung akan menangkapnya, merengkuhnya dalam pelukannya yang hangat, dan membawanya ke tempat mereka berdua dapat mengungkapkan semuanya dengan jujur. Menjadikan dirinya, sebagai milik pemuda itu.

Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan.