Wednesday, 29 August 2012

NAMSAN TOWER!

Udah baca judulnya kan?? Yups, kali ini aq mau ngebahas tentang “Namsan Tower”.

Tempat ini  pastinya jadi tempat wajib buat kalian datengin kalo ke Korea, soalnya qt sering banget kan ngeliatnya di drama2 Korea romantis contohnya di BBF (Waktu Junpyo sakit terus dikerudungin gitu ^^), terus di episode pertama WGM “Khuntoria” pokonya banyak deh

Namsan Tower atau Seoul Tower adalah sebuah pemancar radio yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Dinamakan Namsan Tower karena memang terletak di gunung Namsan. Gedung ini dibangun pada tahun 1969 dan baru dibuka untuk umum pada tahun 1980, tinggi menara ini mencapai 236.7 meter (777 kaki) dan berada di ketinggian 479.7 meter (1.574 kaki) diatas permukaan laut. Menara ini awalnya dinamai menara Namsan atau menara Seoul, Namun setelah pemilik menara bekerja sama dengan CJ Corporation, menara ini dinamai Menara Seoul N (nama resmi menara Seoul CJ). 

Kebanyakan pengunjung menaiki kereta gantung Namsan untuk naik, lalu berjalan kaki untuk sampai ke menara.  
  .
 Inget Gambar ini:


Yups… Ini tempat waktu Nichkhun masang gembok guede itu :p. Ini adalah tempat favorit bagi pasangan-pasangan. Pagar yang mengelilingi tempat itu dijadikan tempat buat gantungin  gembok-gembok couple yang sebelumnya ditulisin janji-janji dulu setelah itu kuncinya dibuang. Katanya sih kalo udah gantungin gembok disitu terus bisa dibuka itu artinya dia ngelanggar janji ^^.
Kalo di Indonesia mungkin kaya mitos pasangan yang kalo lewat jembatan merah di Kebun Raya Bogor pasti ga lama langsung putus kali ya hehehe
balkon observasi
Di menara ini terdapat toko oleh-oleh dan sebuah restoran di lantai bawah.Ada balkon observasi yang terletak  di paling atas Namsan Tower dan untuk mecapainya kita harus naik lift berkecepatan super tinggi. Di balkon observasi ini kita dapat menikmati pemandangan kota Seoul dengan luas dan kita juga dapat melihat tempat-tempat penting di Seoul lewat teleskop digital. Di balkon observasi ini ada juga penjelasan yang lebih jelas tentang sejarah kota Seoul, media art digital, dll.
(Kalo kalian udah pernah liat drama My Girl yang dibintangi Lee Dong Wook-Lee Dae Hee pasti bisa ngebayangin gimana tempatnya ^^)


Kalo kalian lapar, di Namsan Tower ini juga nyiapin restoran yang unik (N-Grill) karena setiap 48 /120 menit sekali akan berputar jadi kalian bisa melihat kota Seoul hingga 360 derajat.
(Coba kalian nonton drama witch amusement deh, soalnya kebanyakn adegannya dilakukan di Namsan Tower & restorannya)




Paling enak kalo datang kesini itu pada malam hari karena selain bisa ngeliat pemandangan lampu2 Kota Seoul juga bisa liat atraksi lampu2 menara yang keren dan pastinya kalo malem kan suasananya lebih romantis hehehe….

SNSD Yuri merobek baju Taeyeon diatas panggung





SNSD Yuri telah menerima perhatian karena “tangan nakalnya” seaat konser sedang berlangsung.


Foto Yuri dan Taeyeon baru-baru ini diupload di situs komunitas online berjudul, “Yuri merobek baju Taeyeon? Sebuah tangkapan dari tangan nakal Yuri. “

Foto-foto menunjukkan Yuri tampaknya menarik turun bagian atas dari baju Taeyeon. Taeyeon yang melihatnya bingung  dan Yuri terlihat menyesal dan malu.

Namun menurut fans di konser, pinggiran bahu baju Taeyeon sebenarnya terbalik saat dia sedang menari dan menjadi tidak teratur. Jadi Yuri berhenti untuk membantu membenarkan pinggiran tapi malah baju lengan Taeyeon robek.

Netizens berkomentar, “Ekspresi wajah keduanya begitu nyata”, “Ada kerusakan pakaian sepertinya?”, Dan “Saya berpikir dia adalah seorang Yuri yang nakal, ternyata dia seorang Yuri yang peduli.”

Hwayoung berbicara tentang kontroversi seputar dirinya dan T-ara

Setelah diam saja selama hampir satu bulan, mantan anggota T-ara, Hwayoung, telah tweeted dalam menanggapi kontroversi dan dengan cara situasi telah berlangsung.
Hwayoung menulis,

“Setelah menemukan artikel tentang Eunjung Unni yang meninggalkan dari dramanya, hati saya merasa tidak enak. Memang benar bahwa ada konfrontasi karena perbedaan pendapat dengan anggota T-ara saat aku sedang mempromosikan sebagai bagian dari T-ara. Namun, dengan cerita-cerita tentang bullying terjadi di sekitar dan situasi semakin buruk, hati saya sangat sakit. Kedua belah pihak juga telah benar-benar marah dan terluka oleh fakta-fakta yang menyimpang [yang keluar].
Namun, ada saat-saat ketika saya merasa senang ketika kami semua di bawah satu atap, jadi saya ingin melupakan masa lalu dan menginginkan kami untuk menghibur satu sama lain dengan senyum di wajah kami. Kalian semua menunjukkan begitu banyak cinta, kepedulian, dan perhatian terhadap T-ara, jadi saya sangat menyesal karena telah menyebabkan perhatian dan kekhawatiran melalui peristiwa ini untuk semua orang. “

Source + Photo: Hwayoung’s Twitter
credit: allkpop

GUMIHO

Gumiho [구미호] merupakan rubah dengan sembilan ekor, dongeng yang diciptakan berasal dari mitos China kuno berabad2 lalu. Dongeng ini ada versi China maupun Jepang meskipun terdapat sedikit perbedaan. Huli jing pada dongeng China dan kitsune pada dongeng Jepang mempunyai moral yang ambigu, dimana mereka bisa bersifat baik dan buruk sekaligus dan biasanya tidak keluar untuk mencari orang untuk diburu. Sementara itu, gumiho di Korea, hampir selalu digambarkan dengan figur yang sangat jahat, makhluk karnivora yang memakan daging manusia.


 Berdasarkan legenda, rubah yang hidup ribuan tahun berubah menjadi gumiho, yang dapat menyamar menjadi wanita. Gumiho bersifat jahat dan makan hati atau jantung manusia (ada legenda berbeda antara satu dengan lainnya) agar bisa tetap hidup. Huli jing di China dikatakan terbuat dari energi wanita (yin) dan membutuhkan energi pria (yang) agar bisa bertahan hidup. Sementara itu, kitsune di Jepang bisa pria atau wanita, dan dapat memilih untuk berbuat kebaikan.
Gumiho di Korea secara tradisional merupakan wanita. Beberapa dapat menyembunyikan ciri gumiho mereka, sementara mitos lain mengindikasikan bahwa mereka tidak dapat bertransformasi secara penuh (contoh wajah atau telinga yang seperti rubah atau masih terdapat ekor berjumlah sembilan). Dengan kata lain, biasanya ada setidaknya satu ciri fisik yang dapat membuktikan bentuk gumiho mereka, atau cara ajaib untuk memaksa mereka memperlihatkan wujud asli mereka.
Sama seperti manusia serigala ataupun vampir di Barat, ada beragam mitos tergantung dari legenda yang diceritakan. Beberapa cerita mengatakan bahwa jika gumiho tidak membunuh dan memakan manusia selama seribu hari, maka gumiho akan menjadi manusia. Cerita lainnya, seperti drama Gumiho: Tale of the Fox’s Child, mengatakan bahwa gumiho bisa menjadi manusia jika pria yang melihat wujud aslinya merahasiakan hal tersebut selama 10 tahun. Di luar setiap cerita itu, ada hal yang selalu konsisten diceritakan, yaitu bahwa gumiho merupakan rubah, wanita, berubah wujud, dan karnivora.

Sekarang kita bahas tentang arti gumiho dalam budaya. Rubah merupakan gambaran umum di banyak budaya berbeda yang menggambarkan penipu atau pintar tapi jahat yang mencuri atau mengecoh yang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Orang yang tumbuh dengan mendengarkan fabel Aesop mengetahui pengulangan klasik tentang rubah dalam cerita dongeng. Dan tidak sulit untuk melihat bagaimana rubah mendapatkan sifat tersebut. Binatang ini merupakan pemburu nocturnal dan sifat dasarnya yang senang mencuri, dan dikenal di seluruh dunia dengan akal liciknya.
Di Korea, rubah mempunyai penyokong implikasi budaya, yaitu kelicikan seksual. Kata untuk rubah, yeo-woo [여우], merupakan kata yang oleh orang Korea diberikan kepada wanita yang terjemahan kasarnya kita sebut saja si licik pemakan pria. Ada istilah bahasa inggris yang juga kurang lebih sama yaitu “you sly fox” (kamu rubah licik), meskipun di Korea sendiri istilah ini hanya diberikan kepada perempuan yang sifatnya seperti rubah (disebut yeo-woo) dan mempunyai sifat predator “kamu mulai menggunakan akal licik untuk menipuku”, yah kira-kira seperti itulah contohnya. Wanita yang menggunakan pesona femininnya untuk maksud jahat atau wanita yang secara terang-terangan memperlihatkan seksualitasnya dengan motif jahat dibelakangnya, disebut yeo-woo. Menariknya, kata aktris dalam bahasa Korea [여배우] bila disingkat sama penulisannya dengan yeo-woo [여우].

Bukanlah tanpa sebab kalau wujud gumiho hanya merupakan wanita yang cantik. Ini merupakan cara dongeng untuk memperingatkan pria untuk tidak jatuh ke dalam trik wanita yang merayu untuk memperdayainya. Contohnya, lihatlah terjemahan cerita gumiho klasik ini. Dalam banyak cerita, sang pahlawan dalam dongeng (selalu digambarkan seorang pria) harus menahan godaan dan tubuh tanpa busana gumiho, sehingga wujud aslinya bisa diperlihatkan. Jadi, sifat alami wanita, seksualitas tersembunyinya = iblis.
Dongeng Korea?
Konsep seksualitas wanita yang membahayakan sebenarnya bukanlah hal yang baru untuk dongeng. Tetapi, tidaklah berlebihan bahwa baik itu figur gumiho dan penggunaan yeo-woo merupakan hal yang cukup lazim dalam budaya modern maupun cerita fiksi. Sebagian besar orang mungkin berpendapat bahwa mitos gumiho merupakan cerita yang didesain untuk mempertegas sistem patrialis. Tetapi hal ini justru membuat suatu legenda menjadi suatu hal yang cerdik dalam penyampaiannya.
Dalam film ataupun drama, gumiho bisa digambarkan baik itu figur yang menakutkan dan sejahat iblis atau malah figur yang komikal dan menggelikan, tergantung dari genre yang digunakan. Seiring berjalannya waktu, legenda gumiho telah berubah, seperti diceritakan dalam Gumiho: Tale of the Fox’s Child‘s yang menggambarkan gumiho yang menderita dengan jiwa yang baik yang menginginkan menjadi manusia dan menyerap kehidupan pria. Dia adalah iblis yang memilih jalan hidup yang baik supaya bisa mempertahankan sifat manusianya. Interpretasi ini hampir sama dengan mitos vampir yang mempunyai jiwa, yang berperang dengan jiwa iblis yang ada pada dirinya.
  Tetapi satu hal yang menarik untuk digarisbawahi dalam drama tersebut adalah bahwa anak tersebut, begitu dia bertambah dewasa, berubah menjadi gumiho dengan segala sifatnya dan berjuang melawan sisi iblis dalam dirinya. Hal ini mungkin bisa disejajarkan dengan seorang gadis yang tumbuh dewasa dan mengalami perkembangan seksual, dan bagaimana mitos ini hanya memperlihatkan sisi jahat dari seksualitas wanita sebagai sesuatu yang tidak dapat dikontrol dan iblis yang bahkan menimpa gadis yang tidak berdosa. Dalam drama ini maupun dongeng yang menceritakan tentang gumiho, sepertinya penggambaran gumiho merendahkan seksualitas wanita sebagai sesuatu yang bersifat iblis dan menunjukkan sifat karnivoranya terhadap pria.