Saturday, 2 June 2012

THE STORY I DIDN'T KNOW (PART 3)

                                 

 
                TENG TENG TENG.
                Bel pulangpun berbunyi.
“ Pelajaran hari ini sampai disini dulu. Kalian boleh pulang.” Kata Kwangmin di depan kelas
              Jiyeon tidak ikut pelajaran lagi, padahal dia kan masuk sekolah.
“ Hei, Seungho..dimana anak itu?” tanya Changdo
“ Jangan tanya padaku donk.” Jawabku
“ Habis, kamu kan yang sering bersamanya.”
“ Aku tidak tahu.”
“ Kalau begitu, aku tanya suzy saja. SUZY!!” teriak chang Do
“ Ne.” jawab Suzy lalu menghampiri kami
“ Suzy, kau tahu dimana Jiyeon?” tanyaku khawatir
“ Dia..tadi pagi sih ada, tas nya juga masih ada kan? Kurasa dia masih berada di lingkungan sekolah.” Jawab Suzy dengan wajah khawatir
              Sudah kuduga,mungkin dia cukup shock. Hari minggu kemarin Jiyeon datang untuk mencari cincin itu di kamar 205. sampai saat itu baik2 saja, tapi.. pada akhirnya..dari kamar 205 cincin yang hilang itu tetap tidak ditemukan. Biasanya yang terbayang di kepalaku adalah wajahnya yang tak kenal lelah. Tapi saat itu di depan mataku Jiyeon menundukkan wajahnya, dan tidak ada basa basi. Aku sangat paham kalau dia sangat shock.
              Aku mengambil tasku dan bersiap-siap pulang, tiba2 mataku melihat sosok yang kukenal.
“ Jiyeon!” teriakku
“ Seungho.”
“ Apa tujuanmu pergi kesekolah? Wajahmu [ucat sekali. Kamu tidak akan bolos pelajaran lagi kan?” aku menghujaninya dengan pertanyaan.
“ hahaha nakal sekali.” Jawabnya enteng
“ Kamu jangan mengolokku. Wajahmu pucat,kau belum makan kan? Cepat makan nasi!”kataku sebal
“ Aku selalu begini kok.”
“ Apanya yang selallu begini? Memangnya apa yang kau lakukan?” bentakku
“ Aku sedang mencari cincin.” Jawab Jiyeon tanpa ekspresi
 
               Kali ini di sekolah?
“ Bukan berarti tak ada kemungkinan kan? Setelah aku keluar dari Rumah Sakit aku sering sekali datang ke sini bersama Kwangmin oppa dan JB. Meski JB seorang mahasiswa tapi dia seperti anak kecil. Dia selalu bercerita padaku macam2 cerita.”
             Jiyeon, ekspresi putus asa itu lagi
“ Lihat! Di pohon yang tumbuh di koridor penghubung itu..katanya waktu kelas 2 SMA, JB pernah jatuh dan kakinya patah. Kenapa dia naik pohon ya? Biasanya diatas pohon..barang yang berhargapun..”
            Jiyeon tak melanjutkan ucapannya, sebaliknya dia tiba2 berlari.
“ Jiyeon tunggu!”
Akupun berlari mengejarnya, saat sudah menyusulnya akupun mencengkeram lengannya.
“ LEPASKAN!” teriak Jiyeon
Cara dia mencari itu sungguh aneh kan? Seperti tidak ada tujuan.
“ Jiyeon..kamu mencoba menyembunyikan sesuatu kan?”
            BRUK
            Dia roboh lagi, kali ini tidak pingsan,hanya duduk terkulai di lantai.
“ Kedua kakakmu menghawatirkanmu. Aku tahu hal buruk yang kau pikirkan jadi bertambah, tapi jangan bohongi perasaanmu.” Katakuk menasehati
“ Kau tak mengerti apa2, jadi diamlah!” kata Jiyeon dengan pandangan sinis sebelum dia kembali kabur dariku
         Dasar bodoh, tentu saja aku mengerti.

-RUANG DATA-

           “ Kwangmin saem, kau tidak suka kalau dia masuk ke kamar 205 kan?” tanyaku pada Kwangmin
“ Kenapa Seungho tiba2 tanaya begitu?” tanya Kwangmin bingung
“ Waktu itu..wajahmu berkata begitu. Apa karna kau tahu akan terjadi seperti ini?”
“ Bukan. Ini karena aku takut akan menjadi seperti ini. Karena kami sudah tidak bisa berbuat apa2 lagi. Cincin JB di sembunyikan sembarangan oleh Jiyeon.” Jelas Kwangmin
            Sudah kuduga
“ Alangkah leganya kalau persoalannya hanya sampai disitu. Seharusnya dia tidak lupa dimana menaruhnya. Belum lagi, pembatalan pertunangan JB.” Kwangmin menambahkan
        Pembatalan pertunangan? Apa maksudnya?. JB bertunangan dengan siapa? Apa itu cincin pertunangan? Aku semakin tidak mengerti
“ Mengenai hal itu, sama sekali tak ada hubungannya dengan Jiyeon yang menghilangkan cincin. Itu hanya..waktunya yang sangat tidak pas. Padahal semua itu bukan salahnya.”

***


-JIYEON POV-

 
                  Aku masih memeperhatikan pohon itu. Melihatnya tiba2 membuat kenangan itu kembali muncul.

-flash back-

            “ Kalian berdua! Lihat ini!” kata JB memamerkan sebuah cincin berlian kepada kami
“ Darah, keringat, dan semua kerja kerasku kuhabiskan untuk ini.” Kata JB bersemangat
“ Hei JB! Kenapa kau tunjukkan itu pada kami? Seharusnya perlihatkan itu padanya!.” Kata Kwangmin oppa
“ Itu karena aku sangat senang.” Jawab JB sekenanya
            Aku memperhatikan cincin itu. Tapi entah kenapa aku merasa sakit.
“ Jiyeon, kau suka?” tanya JB sambil tersenyum
  Tapi aku hanya diam
“ Kau juga akan sama kok. Suatu hari nanti akan muncul orang yang akan memberikan itu pada Jiyeon.”
            Aku melihat JB tersenyum, tapi itu membuatku semakin sakit. Karena orang yang akan memberiku cincin bukanlah JB. Aku tahu, cinta ini tidak akan berwujud. Apa salah kalau aku merasa iri?

-flash back end-

               Aku berjalan tanpa arah, tapi saat sadar aku sudah berada di depan kamar 205. kutekan bel dan tidak lama seungho keluar.
“ Kenapa? Kau gagal memanjat pohon?” tanya Seungho dingin
             Aku hanya diam. Kali ini aku tak ingin meladeninya. Bukan hanya itu, pikiranku benar2 kosong. Aku tak tahu harus berbuat apa.
“ Kenapa berdiri saja? Kau tak ingin masuk?” kata Seungho dengan nada yang sama “ Kau ingin bagaimana? Itu kenangan JB bukan dirimu. Mian tapi aku sudah mendengarnya dari Kwangmin saem, bahwa kamu menghilangkan cincin itu. Walaupun aku tak tahu persoalannya tapi aku ingin tahu, kamu ingin bagaimana?”
            Seungho, bagaimana..bagaimana mungkin dia bisa bertanya seperti itu? Itu benar2 membuat hatiku hancur.
“ Ini adalah salahku.” Kataku lirih “ Aku banyak menghilangkan barang berharga milik JB. Karena itu aku harus mencari cincin itu. Setidaknya dua duanya lengkap. Walaupun tak bisa kembali ke masa itu, tapi setidaknya aku ingin mendekatinya.”

 

               Air mataku mulai mengalir. Dan aku tak sanggup menahannya. Tiba2 kurasakan tubuh Seungho memelukku, rasanya hangat.
“ Tentu saja di kamar 205 tidak ada. Tapi kenangan itu masih ada-di dalam sini.” TUK. Kata Seungho sambil memukul kepalaku ringan. “ Kamu sendiri yang menyembuntikannya, jadi ingatlah dengan sekuat tenang, akupun akan membantumu mencari cincin itu.” Kat Seungho tersenyum
              Seungho benar. Maaf kalau aku menyerah. Meski saat ini aku belum menemukannya tapi aku pasti akan menemukannya.


TBC

No comments:

Post a Comment