Ting tong…
“ Jiyeonnie.. Apa maksudmu dengan
‘sesuatu yang menarik’?”tanyaku saat berada di depan
apartmennya.
“ Aku punya rahasia sebenarnya..
Kwangmin oppa bukanlah sepupuku. Tapi kakak kandungku.”
CLAK (pintu di buka)
“ Selamat datang”
aku terperanjat melihat sosok yang
membukakan pintu. Wajahnya mirip sekali dengan Kwangmin saem. Apakah
mereka..
KEMBAR!
The
story I did’t know part 2
Apa? Kakak beradik?
Kwangmin adalah kaka jiyeon dan bersaudara kembar? Jadi dia bukan
sepupu Jiyeon, tapi kenapa nama marganya berbeda?
“ Apa kau pulang
bersama Kwangmin?” tanya namja yang membukakan pintu “ kalau kau
telp aku pasti akan menjemputmu.’
“ Ini ada alasannya!”
jawab Jiyeon
Namja itu melirik ke
arahku
“ Ini siapa?”
“ dia Seungho, teman
sekelasku. Dia tinggal di gedung apartment seberang. Uhm.. Oppa aku
punya permintaan boleh ya?” tanya jiyeon manja “ aku ingin dia
makan malam bersama kita.”
“ MWO!!”
“ Youngmin oppa..”
Jiyeon memasang wajah memelas
“ Se..sering sering ya!
Ja..jangan sungkan sungkan.”kata namja yang di panggil Youngmin.
Aku bisa langsung
mengtahuinya, dia sangat terpaksa mengucapkannya.
“ Youngmin, ayo kita
siapkan makanan.” Kwangmin menarik Youngmin masuk.
“ Itu Youngmin oppa,
kakak kembar Kwangmin oppa, sifatnya beda kan?hehe”kata jiyeon
setelah bereka berdua menghilang
“ Nama marganya juga.”
Sahutku
“ Kwangmin oppa memakai
nama PARK KWANGMIN hanya sampai kelas 3 SMP, bersamaan dengan
kelulusan SMP dia berganti nama menjadi JO KWANGMIN. Dia diangkat
menjadi anak keluarga adik perempuan aboji.” Jiyeon menjelaskan “
Ajuma orangnya sangat baik, tapi tubuhnya lemah sehingga tidak bisa
melahirkan. Setelah itu ajuma meninggal. Beebrapa tahun kemudian
ajussi menikah lagi, istri ke-2 nya sudah punya anak namanya YOSEOB.
Dia murid sekolah kita dan satu angkatan dengan kita lho. Dia
mengambil jurusan Bahasa inggris dan sedang mengikuti pertukaran
pelajar di luar negeri jadi tidak ada di sekolah. Meski hanya sekali
akumejelaskan tapi kau mengerti kan seungho?”
“ Dengan kata lain kau
punya 2 sepupu, yang 1 kakak kandungmu, yang satu tidak kamu kenal
sama sekali?”
“ Ne, kurang lebih
seperti itu.”
‘ Lalu, kenapa kau
repot2 menjelaskannya padaku?” tanyaku dingin
“ Agar aku di
persilahkan masuk kamar Seungho mungkin.”
Ekspresi putus asa itu
lagi..
BRUKK.. Tiba-tiba jiyeon
rubuh.
“
Jiyeonnie..gwanchana?” tanyaku khawatir
“ naneun gwanchana.”
Jawab Jiyeon
“ Kau yakin?”
Jiyeon tak menjawab
“ Jiyeon, Seungho,
makanan sudah siap, cepat masuk!” teriak Kwangmin dari dalam
“ Seungho ayo masuk.”
Kata Jiyeon sambil tersenyum
Kenapa tiba-tiba dia
rubuh? Walaupun dia bilang tidak apa2 entah kenapa aku merasa
khawatir. Seperti firasat buruk.
“ Oh..gegar otak
ringan, tapi kalau Nana sudah bilang istirahat ya harus istirahat.”
Kata youngmin sambil makan
“ Kalian menganal nana
saem?” tanyaku penasaran
“ Nana saem itu teman 1
angkatan dengan Kwangmin oppa waktu SMA. Dia jiga sekolah di sewon
high school lo.” Jiyeon menjelaskan dengan ceria “ Tapi aku juga
tidak menyangka Kwangmin oppa akan jadi guru. Soalnya kalau bicara
siapa, JB lebih…”
Degg..
Suasana tiba-tiba jadi
hening. Kenapa suasana tiba- tiba tidak enak begini?”
“ seungho, bagaimana
keadaan kamar itu?” tanya Kwangmin memecah keheningan “ Langit2
nya kalau hujan sering bocor kan?”
“ Ne.”
“ Air toiletnya gimana,
sering macet?” tanya Kwangmin lagi
“ Kalau itu sih, aku
sudah panggil tukang ledeng. Tapi bagaimana anda bisa tahu?”
tanyaku balik
“ Karena itu dulu
tempat tinggal temanku yang berkelakuan buruk.”
Klinting..
“ maaf aku menjatuhkan
sendok, aku akan mencucinya dulu.”
Jiyeon..sejak kapan
tatapannya jadi kosong begitu. Apa yang sebenarnya terjadi? Baiklah
akuk mengerti, ini adalah hal yang tak perlu kuketahui.
“ Aku permisi dulu.”
Kataku berpamitan “ Youngmin, masakanmu enak, terima kasih.”
“ seungho! Aku antar
ya?” tanya Jiyeon tiba2
“Ga usah.”
“ Sampai pintu
depan…saja..kok..”
BRUKK
“ Jiyeon??”
Kenapa dia rubuh lagi?
Sejak kapan dia jadi sepucat ini?
“ JIYEON!!”
“ YOUNGMIN BUKA
TOILETNYA!” TERIAK Kwangmin
“ Muntah saja, tidak
apa2!” teriak Youngmin
Si kembar yang
terguncang, Jiyeon yang pucat pasi, lalu hubungan antara kamar 205
dan ciccin yang hilang.. Apa yang sebenarnya terjadi?
***
“Jiyeon bagaimana?”
tanya Youngmin saat Kwangmin keluar dari kamar jiyeon
“ setelah muntah, dia
sudah tenang.”
“ Kwangmin..apa ini
salahku? Seharusnya aku menyiapkan makanan yang mudah di cerna.”
“ Tidak. Dia sudah
pucat sejak di seolah. Seungho kau kaget ya?” tanya Kwangmin
“ Ne”
“ Seungho, sekalian
minta maaf, meski hanya cerita tapi tanyakanlah!”
Aku mengerti apa maksud
Kwangmin,akupun memasuki kamar Jiyeon. Hal baru lagi yang kulihat
dari dirinya. Dia terkulai lemas. Ini pertama kali aku melihatnya
seperti ini.
“ seungho mian.”kata
Jiyeon lirih
“ Kamu sakit apa sih?”
“ Tubuhku tidak bisa
menerima makanaan.”
Menolak makanan?
“ Itu terjadi saat aku
kelas 3 SD. Karena Youngmin oppa sekolah di luar kota, jadi dia
hidupsendiri dan kerja part time. Kwangmin oppa aku sudah ceritakan
tadi, sejak di angkat anak oleh ajuma dia tinggal di rumah mereka.
Orang tuaku, mereka bekerja siang dan malam. saat musimpanas
kebetulan waktu itu Kwangmin oppa datang berkunjung aku roboh. Aku
langsung di larikan ke Rumah Sakit. Semua keluargaku langsung datang.
Aku sangat senang karena sudah lama keluargaku tidak berkumpul,
tapi.. kebahagiaanku hanya sebentar.” Air mata Jiyeon mulai
menggenang di pelupuk matanya.
“ wae?” tanyaku
“ Kenyataan bahwa aku
merepotkan orang tuaku membuatku kembali stress. Tapi berkat adanya
seseorang aku kembali seperti semula.”
“ seseorang?”
“ ne seseorang. Kalau
saja orang itu tidak masuk RS saat itu, mungkin aku tidak akan kuat
sperti sekarang.”
-FLASH BACK, JIYEON POV-
Saat di Rumah sakit, aku
tidak sengaja melihat Kwangmin oppa masuk ke kamar lain. Aku
mengikutinya, saat aku mengintiip aku melihatnya bersama seseorang,
tapi siapa dia?”
“ Hei! ada yeoja
kecil.” Kata namja itu saat melihatku
“ Jiyeon, apa kau
mengikutiku?” tanya Kwangmin oppa
“ Siapa dia?” tanya
namja itu lagi
“ adikku.yang sering
aku ceritakan.”
“ Salam kenal aku teman
oppamu, namaku Lim Jae Bum, panggil saja aku JB.”
Dia adalah JB, pemilik cincin itu.
“ Heh! Jiyeon ga bisa makan ya? Aku
juga lho.” Kata JB
“ Jinjja?”
“ Selain luka di usus, lambung kita
juga dioperasi, dan kita bersahabat dengan infus. Kita sensitif
sekali ya?” kata JB lagi
“ Itu karena gaya hidupmu yang buruk!
Selalu saja minum alkohol.” Kwangmin mengomel
“ Sudah diam! Sekarang buatkan aku
makanan!” perintah JB
“ Oppa membuat makanan?” tanyaku
heran
“ Oppamu ini hebat lho.” Kata JB
tersenyum
“ Setelah ajumma meninggal dan
sebelum ajussi menikah lagi seluruh pekerjaan rumah tangga adalah
tugasku.” Jelas Kwangmin
“ Aneh, aku tidak tahu.” Kataku
“ Jiyeon, kau mau aku ceritakan
macam2 cerita tentang oppamu tidak?” tanya JB “ Karena hidup
terpisah, ada banyak hal yang tidak kamu ketahui kan? Aku akan
membagi yang ku tahu.”
JB berkata seperti itu dan
menceritakan macam2 cerita padaku. cerita saat2 membahagiakan di SMA,
Cerita tentang mereka masuk klub pelatihan, setiap hari sangat
meneynangkan. Hanya kehidupan yang di lalui dengan infus tidak
berubah.
Suatu siang aku menemukan JB tiba2
menghilang. Suster bilang dia kabur. Akupun mencarinya keliling Rumah
Sakit dan akhirnya aku menemukannya di atap bersama Kwangmin oppa.
“ Kwangmin, belikan –itu- “
perintah JB
“ Itu?” maksudmu?” tanya Kwangmin
bingung
“ –itu- 2 buah ya! Kalau tidak, aku
akan menanamkan hal2 yang tidak benar pada adikmu!” ancam JB
“ Ne! tapi jangan macam2!” kata
Kwangmin lalu meninggalkan kami.
“ Ngomong2, karena masuk RS liburan
musim panasku jadi hancur.” Kata JB menggerutu
Benar liburan musim panas ini
membosankan, umma dan aboji sibuk kerja. Aku jadi tidak bisa kemana
mana.
“ Aku ingin jalan-jalan, ingin pergi
kepantai, ingin minum soju, aku benci suntikan, aku ingin keluar dari
RS!” JB mengeluh
“
“ JB egois!”
“ Heh? Waeyo? Bukankah kita harus
mengatakan apa yang ingin kita katakan. Kalau tidak, stress bisa
menumpuk! Tapi kita tidak boleh berkata tanpa membaca situasi
sekeliling. Karena tidak ada yang mendengar, jadi tidak apa apa.”
Kata JB cengengesan
“ Tapi aku mendengar”
“ Kalau gitu, ini rahasia.” Kata JB
sambil menegrling nakal
Rahasia ya? Lucu sekali. Ini kan bukan
hal penting yang harus dirahasiakan.
“ Jiyeon bagaimana dengan cerita2
ku?”
“ Kedengarannya sangat menyengkan.”
Jawabku ceria
“ Sebenarnya,itu kurang lebih seperti
hal yang menyedihkan. Tapi walaupun begitu setiapmengingatnya aku
selalu ingin tertawa, kau tahu kenapa?”
Aku menggelengnkan kepalasebagai
jawaban
“ Karena pada saat hal yang
menyedihkan teratasi kita akan dapat menemukan kebahagiaan baru lagi.
Hanya itu bukanlah sesuatu yang bisa di atasai hanya dengan bersabar.
Jiyeon..mulai sekarang hal yang membahagiakan pasti akan
bertambah,jadi kalau kau capek,bilang saja capek. Saat kau sedih,
bukankah lebih baik menangis saja?”
Pada saat sedih…
“ JB, di rumah aku sama sekali tidak
bahagia. Di rumah tidak ada siap siapa. Aku tidak suka kesepian.
Jangan biarkan aku sendirian.”
Air mataku mulai menetes. Air mata
yang selama ini selalu aku tahan agar tak membuat keluargaku khawatir
akhirnya meleleh juga. Dan semua berkat JB, dia memeluk diriku yang
tengah menangis keras. Entah kenapa perasaanku sedikit lega.
“ hei JB! Jangn tersenyum sambil
membuat adik orang menangis.” Kata Kwangmin oppa, entah sejak kapan
dia berdiri disitu, akupun segera menghapus air mataku.
“ Jiyeon, kau suka strowberi kan?
Ini!” kata JB sambil menyodorkan strowbery milk yang di bawa
Kwangmin oppa.
“ ini pemulih keceriaan. Mulai
sekarang ayo kita mulai dari hal yang kita sukai!” kata Jb sambil
tersenyum.
-FLASH BACK END, JIYEON POV END-
“ Karna itulah aku jadi jatuh cinta
padanya.”
“ Jadi begitu ceritanya. Jadi, jiwa
Jiyeon yang ‘ berfikirlah tentang hal yang menyenangkan’ itu
berasal dari JB?” tanyaku
“ Ne. begitulah. Seungho..gomawo
sudah mau mendengar ceritaku.”
-KEESOKAN PAGINYA-
Pip Pip Pip
Kumatikan alarm jam bekerku. Sudah jam
7. semalam. Aku tak bisa tidur, meski ingin tidur., tapi hal yang
tadi malam masih terus berputar putar di kepalaku. Arrgghhh..kenapa
aku harus memikirkan hal itu..
Aku pun segera bersiap2 pergi ke
sekolah, tapi waktu aku keluar…
“ Seungho kita berangkat bareng yuk!”
sapa jiyeon dengan wajah ceria
Aku tidak bisa tidur semalaman, kenapa
si biang keladinya bisa segar begini?
Jiyeon..
PLETAK!
“ Apa apaan sih, kenapa kau tiba2
memukulku?” Jiyeon protes
“ Apa kau benar2 orang yang semalam
sakit?” bentakku kesal
“ Aku tidak sakit! Aku hanya kurang
nafsu makan.” Jawab Jiyeon dengan muka bego nya
“ Tapi kenapa pingsan?”
“ Kan kemarin aku sudah bilang,
setelah aku muntah aku jadi segar.”
“ Meski kamu bilang gitu tetaplah…”
“ mungkin karena dari mulutku
meluncur cerita tentang JB mungkin itu juga yang membuatku jadi
segar.”
Aku masih tidak mengerti. Jb mantan
penghuni kamar 205 yang sekarang kutempati, dia teman akrab
Kwangmin,dan bagi Jiyeon dia orang yang sangat berharga. Karena
menghilangkan cincin yang berharga milik orang itu, dia mati matian
mencarinya kesana kemari. Selain itu tubuhnya menolak makaanan. Dan
sifatnya nekat. Hanya satu yang bisa kukatakan, bagaimana bisa di
situasi yang seperti ini dia tetap bisa menghadap ke depan? Pasti ada
kenangan yang menyenangkan sebelumnya.
“ Jiyeon, aku ingin tanya sesuatu.”
“ Ne”
“ ‘JB’ dan ‘cincin’ yang kau
cari itu apa hubungannya?”
Jiyeon tak menjawab. Hanya menatapku
nanar. Mungkin itu sama dengan aku yang tidak bisa bergerak saat di
lapangan. ‘JB’ dan ‘cincin’ itu beban berat di hati Jiyeon
dan juga..berarti bagi Jiyeon. Itu adalah kenangan yang berharga.
“ Itu..tinggal sedikit lagi..tidak,
stelah cincin itu di temukan kalau semua sudah bisa diatasai aku
pasti akan jelaskan. Tapi mian, untuk sekarang aku belum bisa
mengatakannya.” Jawab Jiyeon lirih
“ Kamu boleh datang kok. Meski tidak
bisa hari ini, cincin itu..atau apapun itu kau boleh mencarinya
sesukamu. Aku bukan ingin tahu rahasiamu lho, tapi wajah murung itu
bukanlah dirimu!”
“ seungho! Benarkah?” kata jiyeon
tak percaya.
“ Seungho, gomawo!” Jiyeon
memelukku kegirangan.
“Oppa dengar deh!” Kata Jiyeon saat
melihat Kwangmin keluar dari apartment.
“ Oppa sudah dengar. Syukurlah.”
Kata Kwangmin. “ Mian ya seungho.”
DEGG..
Kenapa ekspresi Kwangmin seperti itu…
-RUANG DATA-
“ Syukurlah kalau dia sudah di
perbolehkan masuk kamar itu.” Kata Nana
“ Mungkin itu bukanlah hal yang
bagus.” Jawab Kwangmin
“ wae?”
“ Itu justru buruk. Sikap seungho
yang menolak dengan kekakuannya mungkin malah merupakan kebahagiaan
bagi Jiyeon. Kalau cincin itu tidak ditemukan.. apa yang akan
terjadi?”
TBC
No comments:
Post a Comment