Saturday 2 June 2012

THE STORY I DIDN'T KNOW (PART 2)


Ting tong…
Jiyeonnie.. Apa maksudmu dengan ‘sesuatu yang menarik’?”tanyaku saat berada di depan apartmennya.
Aku punya rahasia sebenarnya.. Kwangmin oppa bukanlah sepupuku. Tapi kakak kandungku.”

CLAK (pintu di buka)
Selamat datang”
aku terperanjat melihat sosok yang membukakan pintu. Wajahnya mirip sekali dengan Kwangmin saem. Apakah mereka..
KEMBAR!


The story I did’t know part 2

        Apa? Kakak beradik? Kwangmin adalah kaka jiyeon dan bersaudara kembar? Jadi dia bukan sepupu Jiyeon, tapi kenapa nama marganya berbeda?
“ Apa kau pulang bersama Kwangmin?” tanya namja yang membukakan pintu “ kalau kau telp aku pasti akan menjemputmu.’
“ Ini ada alasannya!” jawab Jiyeon
       Namja itu melirik ke arahku
“ Ini siapa?”
“ dia Seungho, teman sekelasku. Dia tinggal di gedung apartment seberang. Uhm.. Oppa aku punya permintaan boleh ya?” tanya jiyeon manja “ aku ingin dia makan malam bersama kita.”
“ MWO!!”
“ Youngmin oppa..” Jiyeon memasang wajah memelas
“ Se..sering sering ya! Ja..jangan sungkan sungkan.”kata namja yang di panggil Youngmin.
          Aku bisa langsung mengtahuinya, dia sangat terpaksa mengucapkannya.
“ Youngmin, ayo kita siapkan makanan.” Kwangmin menarik Youngmin masuk.

“ Itu Youngmin oppa, kakak kembar Kwangmin oppa, sifatnya beda kan?hehe”kata jiyeon setelah bereka berdua menghilang
“ Nama marganya juga.” Sahutku
“ Kwangmin oppa memakai nama PARK KWANGMIN hanya sampai kelas 3 SMP, bersamaan dengan kelulusan SMP dia berganti nama menjadi JO KWANGMIN. Dia diangkat menjadi anak keluarga adik perempuan aboji.” Jiyeon menjelaskan “ Ajuma orangnya sangat baik, tapi tubuhnya lemah sehingga tidak bisa melahirkan. Setelah itu ajuma meninggal. Beebrapa tahun kemudian ajussi menikah lagi, istri ke-2 nya sudah punya anak namanya YOSEOB. Dia murid sekolah kita dan satu angkatan dengan kita lho. Dia mengambil jurusan Bahasa inggris dan sedang mengikuti pertukaran pelajar di luar negeri jadi tidak ada di sekolah. Meski hanya sekali akumejelaskan tapi kau mengerti kan seungho?”
“ Dengan kata lain kau punya 2 sepupu, yang 1 kakak kandungmu, yang satu tidak kamu kenal sama sekali?”
“ Ne, kurang lebih seperti itu.”
‘ Lalu, kenapa kau repot2 menjelaskannya padaku?” tanyaku dingin
“ Agar aku di persilahkan masuk kamar Seungho mungkin.”
              Ekspresi putus asa itu lagi..
              BRUKK.. Tiba-tiba jiyeon rubuh.
“ Jiyeonnie..gwanchana?” tanyaku khawatir
“ naneun gwanchana.” Jawab Jiyeon
“ Kau yakin?”
             Jiyeon tak menjawab
“ Jiyeon, Seungho, makanan sudah siap, cepat masuk!” teriak Kwangmin dari dalam
“ Seungho ayo masuk.” Kata Jiyeon sambil tersenyum
          Kenapa tiba-tiba dia rubuh? Walaupun dia bilang tidak apa2 entah kenapa aku merasa khawatir. Seperti firasat buruk.



          “ Oh..gegar otak ringan, tapi kalau Nana sudah bilang istirahat ya harus istirahat.” Kata youngmin sambil makan
“ Kalian menganal nana saem?” tanyaku penasaran
“ Nana saem itu teman 1 angkatan dengan Kwangmin oppa waktu SMA. Dia jiga sekolah di sewon high school lo.” Jiyeon menjelaskan dengan ceria “ Tapi aku juga tidak menyangka Kwangmin oppa akan jadi guru. Soalnya kalau bicara siapa, JB lebih…”
           Degg..
           Suasana tiba-tiba jadi hening. Kenapa suasana tiba- tiba tidak enak begini?”
“ seungho, bagaimana keadaan kamar itu?” tanya Kwangmin memecah keheningan “ Langit2 nya kalau hujan sering bocor kan?”
“ Ne.”
“ Air toiletnya gimana, sering macet?” tanya Kwangmin lagi
“ Kalau itu sih, aku sudah panggil tukang ledeng. Tapi bagaimana anda bisa tahu?” tanyaku balik
“ Karena itu dulu tempat tinggal temanku yang berkelakuan buruk.”
        Klinting..
“ maaf aku menjatuhkan sendok, aku akan mencucinya dulu.”
        Jiyeon..sejak kapan tatapannya jadi kosong begitu. Apa yang sebenarnya terjadi? Baiklah akuk mengerti, ini adalah hal yang tak perlu kuketahui.
“ Aku permisi dulu.” Kataku berpamitan “ Youngmin, masakanmu enak, terima kasih.”
“ seungho! Aku antar ya?” tanya Jiyeon tiba2
“Ga usah.”
“ Sampai pintu depan…saja..kok..”
         BRUKK
“ Jiyeon??”
        Kenapa dia rubuh lagi? Sejak kapan dia jadi sepucat ini?
“ JIYEON!!”
“ YOUNGMIN BUKA TOILETNYA!” TERIAK Kwangmin
“ Muntah saja, tidak apa2!” teriak Youngmin
          Si kembar yang terguncang, Jiyeon yang pucat pasi, lalu hubungan antara kamar 205 dan ciccin yang hilang.. Apa yang sebenarnya terjadi?

***

          “Jiyeon bagaimana?” tanya Youngmin saat Kwangmin keluar dari kamar jiyeon
“ setelah muntah, dia sudah tenang.”
“ Kwangmin..apa ini salahku? Seharusnya aku menyiapkan makanan yang mudah di cerna.”
“ Tidak. Dia sudah pucat sejak di seolah. Seungho kau kaget ya?” tanya Kwangmin
“ Ne”
“ Seungho, sekalian minta maaf, meski hanya cerita tapi tanyakanlah!”
           Aku mengerti apa maksud Kwangmin,akupun memasuki kamar Jiyeon. Hal baru lagi yang kulihat dari dirinya. Dia terkulai lemas. Ini pertama kali aku melihatnya seperti ini.
“ seungho mian.”kata Jiyeon lirih
“ Kamu sakit apa sih?”
“ Tubuhku tidak bisa menerima makanaan.”
Menolak makanan?
“ Itu terjadi saat aku kelas 3 SD. Karena Youngmin oppa sekolah di luar kota, jadi dia hidupsendiri dan kerja part time. Kwangmin oppa aku sudah ceritakan tadi, sejak di angkat anak oleh ajuma dia tinggal di rumah mereka. Orang tuaku, mereka bekerja siang dan malam. saat musimpanas kebetulan waktu itu Kwangmin oppa datang berkunjung aku roboh. Aku langsung di larikan ke Rumah Sakit. Semua keluargaku langsung datang. Aku sangat senang karena sudah lama keluargaku tidak berkumpul, tapi.. kebahagiaanku hanya sebentar.” Air mata Jiyeon mulai menggenang di pelupuk matanya.

“ wae?” tanyaku

“ Kenyataan bahwa aku merepotkan orang tuaku membuatku kembali stress. Tapi berkat adanya seseorang aku kembali seperti semula.”
“ seseorang?”
“ ne seseorang. Kalau saja orang itu tidak masuk RS saat itu, mungkin aku tidak akan kuat sperti sekarang.”

-FLASH BACK, JIYEON POV-

          Saat di Rumah sakit, aku tidak sengaja melihat Kwangmin oppa masuk ke kamar lain. Aku mengikutinya, saat aku mengintiip aku melihatnya bersama seseorang, tapi siapa dia?”

 







“ Hei! ada yeoja kecil.” Kata namja itu saat melihatku
“ Jiyeon, apa kau mengikutiku?” tanya Kwangmin oppa
“ Siapa dia?” tanya namja itu lagi
“ adikku.yang sering aku ceritakan.”
“ Salam kenal aku teman oppamu, namaku Lim Jae Bum, panggil saja aku JB.”

 


 
                   Dia adalah JB, pemilik cincin itu.
“ Heh! Jiyeon ga bisa makan ya? Aku juga lho.” Kata JB
“ Jinjja?”
“ Selain luka di usus, lambung kita juga dioperasi, dan kita bersahabat dengan infus. Kita sensitif sekali ya?” kata JB lagi
“ Itu karena gaya hidupmu yang buruk! Selalu saja minum alkohol.” Kwangmin mengomel
“ Sudah diam! Sekarang buatkan aku makanan!” perintah JB
“ Oppa membuat makanan?” tanyaku heran
“ Oppamu ini hebat lho.” Kata JB tersenyum
“ Setelah ajumma meninggal dan sebelum ajussi menikah lagi seluruh pekerjaan rumah tangga adalah tugasku.” Jelas Kwangmin
“ Aneh, aku tidak tahu.” Kataku
“ Jiyeon, kau mau aku ceritakan macam2 cerita tentang oppamu tidak?” tanya JB “ Karena hidup terpisah, ada banyak hal yang tidak kamu ketahui kan? Aku akan membagi yang ku tahu.”
            JB berkata seperti itu dan menceritakan macam2 cerita padaku. cerita saat2 membahagiakan di SMA, Cerita tentang mereka masuk klub pelatihan, setiap hari sangat meneynangkan. Hanya kehidupan yang di lalui dengan infus tidak berubah.
           Suatu siang aku menemukan JB tiba2 menghilang. Suster bilang dia kabur. Akupun mencarinya keliling Rumah Sakit dan akhirnya aku menemukannya di atap bersama Kwangmin oppa.
“ Kwangmin, belikan –itu- “ perintah JB
“ Itu?” maksudmu?” tanya Kwangmin bingung
“ –itu- 2 buah ya! Kalau tidak, aku akan menanamkan hal2 yang tidak benar pada adikmu!” ancam JB
“ Ne! tapi jangan macam2!” kata Kwangmin lalu meninggalkan kami.
“ Ngomong2, karena masuk RS liburan musim panasku jadi hancur.” Kata JB menggerutu
           Benar liburan musim panas ini membosankan, umma dan aboji sibuk kerja. Aku jadi tidak bisa kemana mana.
“ Aku ingin jalan-jalan, ingin pergi kepantai, ingin minum soju, aku benci suntikan, aku ingin keluar dari RS!” JB mengeluh
“ JB egois!”

“ Heh? Waeyo? Bukankah kita harus mengatakan apa yang ingin kita katakan. Kalau tidak, stress bisa menumpuk! Tapi kita tidak boleh berkata tanpa membaca situasi sekeliling. Karena tidak ada yang mendengar, jadi tidak apa apa.” Kata JB cengengesan
“ Tapi aku mendengar”
“ Kalau gitu, ini rahasia.” Kata JB sambil menegrling nakal
Rahasia ya? Lucu sekali. Ini kan bukan hal penting yang harus dirahasiakan.
“ Jiyeon bagaimana dengan cerita2 ku?”
“ Kedengarannya sangat menyengkan.” Jawabku ceria
“ Sebenarnya,itu kurang lebih seperti hal yang menyedihkan. Tapi walaupun begitu setiapmengingatnya aku selalu ingin tertawa, kau tahu kenapa?”
  Aku menggelengnkan kepalasebagai jawaban

“ Karena pada saat hal yang menyedihkan teratasi kita akan dapat menemukan kebahagiaan baru lagi.                  
               Hanya itu bukanlah sesuatu yang bisa di atasai hanya dengan bersabar. Jiyeon..mulai sekarang hal yang membahagiakan pasti akan bertambah,jadi kalau kau capek,bilang saja capek. Saat kau sedih, bukankah lebih baik menangis saja?”
Pada saat sedih…
“ JB, di rumah aku sama sekali tidak bahagia. Di rumah tidak ada siap siapa. Aku tidak suka kesepian. Jangan biarkan aku sendirian.”
               Air mataku mulai menetes. Air mata yang selama ini selalu aku tahan agar tak membuat keluargaku khawatir akhirnya meleleh juga. Dan semua berkat JB, dia memeluk diriku yang tengah menangis keras. Entah kenapa perasaanku sedikit lega.
“ hei JB! Jangn tersenyum sambil membuat adik orang menangis.” Kata Kwangmin oppa, entah sejak kapan dia berdiri disitu, akupun segera menghapus air mataku.
“ Jiyeon, kau suka strowberi kan? Ini!” kata JB sambil menyodorkan strowbery milk yang di bawa Kwangmin oppa.
“ ini pemulih keceriaan. Mulai sekarang ayo kita mulai dari hal yang kita sukai!” kata Jb sambil tersenyum.

-FLASH BACK END, JIYEON POV END-

              “ Karna itulah aku jadi jatuh cinta padanya.”
“ Jadi begitu ceritanya. Jadi, jiwa Jiyeon yang ‘ berfikirlah tentang hal yang menyenangkan’ itu berasal dari JB?” tanyaku
“ Ne. begitulah. Seungho..gomawo sudah mau mendengar ceritaku.”

-KEESOKAN PAGINYA-

           Pip Pip Pip
Kumatikan alarm jam bekerku. Sudah jam 7. semalam. Aku tak bisa tidur, meski ingin tidur., tapi hal yang tadi malam masih terus berputar putar di kepalaku. Arrgghhh..kenapa aku harus memikirkan hal itu..
Aku pun segera bersiap2 pergi ke sekolah, tapi waktu aku keluar…

“ Seungho kita berangkat bareng yuk!” sapa jiyeon dengan wajah ceria

              Aku tidak bisa tidur semalaman, kenapa si biang keladinya bisa segar begini?
Jiyeon..
PLETAK!
“ Apa apaan sih, kenapa kau tiba2 memukulku?” Jiyeon protes
“ Apa kau benar2 orang yang semalam sakit?” bentakku kesal
“ Aku tidak sakit! Aku hanya kurang nafsu makan.” Jawab Jiyeon dengan muka bego nya
“ Tapi kenapa pingsan?”
“ Kan kemarin aku sudah bilang, setelah aku muntah aku jadi segar.”
“ Meski kamu bilang gitu tetaplah…”
“ mungkin karena dari mulutku meluncur cerita tentang JB mungkin itu juga yang membuatku jadi segar.”
                Aku masih tidak mengerti. Jb mantan penghuni kamar 205 yang sekarang kutempati, dia teman akrab Kwangmin,dan bagi Jiyeon dia orang yang sangat berharga. Karena menghilangkan cincin yang berharga milik orang itu, dia mati matian mencarinya kesana kemari. Selain itu tubuhnya menolak makaanan. Dan sifatnya nekat. Hanya satu yang bisa kukatakan, bagaimana bisa di situasi yang seperti ini dia tetap bisa menghadap ke depan? Pasti ada kenangan yang menyenangkan sebelumnya.
“ Jiyeon, aku ingin tanya sesuatu.”
“ Ne”
“ ‘JB’ dan ‘cincin’ yang kau cari itu apa hubungannya?”
            Jiyeon tak menjawab. Hanya menatapku nanar. Mungkin itu sama dengan aku yang tidak bisa bergerak saat di lapangan. ‘JB’ dan ‘cincin’ itu beban berat di hati Jiyeon dan juga..berarti bagi Jiyeon. Itu adalah kenangan yang berharga.
“ Itu..tinggal sedikit lagi..tidak, stelah cincin itu di temukan kalau semua sudah bisa diatasai aku pasti akan jelaskan. Tapi mian, untuk sekarang aku belum bisa mengatakannya.” Jawab Jiyeon lirih
“ Kamu boleh datang kok. Meski tidak bisa hari ini, cincin itu..atau apapun itu kau boleh mencarinya sesukamu. Aku bukan ingin tahu rahasiamu lho, tapi wajah murung itu bukanlah dirimu!”
“ seungho! Benarkah?” kata jiyeon tak percaya.
“ Seungho, gomawo!” Jiyeon memelukku kegirangan.
“Oppa dengar deh!” Kata Jiyeon saat melihat Kwangmin keluar dari apartment.
“ Oppa sudah dengar. Syukurlah.” Kata Kwangmin. “ Mian ya seungho.”
           DEGG..
          Kenapa ekspresi Kwangmin seperti itu…


-RUANG DATA-

              “ Syukurlah kalau dia sudah di perbolehkan masuk kamar itu.” Kata Nana
“ Mungkin itu bukanlah hal yang bagus.” Jawab Kwangmin
“ wae?”
“ Itu justru buruk. Sikap seungho yang menolak dengan kekakuannya mungkin malah merupakan kebahagiaan bagi Jiyeon. Kalau cincin itu tidak ditemukan.. apa yang akan terjadi?”



                                                                                                      TBC






No comments:

Post a Comment