Saturday 23 June 2012

THE STORY I DIDN'T KNOW (PART 5)








PIP PIP PIP

            Kuraih jam beker di meja samping ranjang. Aku ingin kembali tidur tapi mata ini sudah tak bisa terpejam. Sudah jam 10 ya. Setelah pertandingan bola kemarin, tubuhnya terasa remuk. Tapi..yang tertinggal di hatiku sekarang adalah perasaan yang bermakna.

            Tunggu! Apakah ini bukti bahwa aku sudah akrab dengan kelas bodoh itu? akupun sepertinya sudah teracuni Jiyeon deh. Aaarrggg…kenapa di hari libur aku masih harus memikirkannya!!!!



Roly roly roly poly roly roly poly.. (bunyi dering sms seungho)



Kami akan kesana membawa kiriman. Tunggu kami ya!



Dari Kahi dan Eun hyee



            DEEGG

Mereka akan datang.. 2 setan itu…

TING TONG

Kyaa… cepat sekali sampainya

            Ting tong…

Aku harus membuka, kalau di biarkan kelamaan di luar mereka bisa mengammuk!



            Cklak (membuka pintu)

“ Seunghoo.. main yuk! Setelah itu…”



BLAM!!(menutup pintu)

“ HOI!! BUKA!!!” teriak jiyeon sambil memaksa masuk

“ Jangan hari ini! Aku sedang sibuk!”

“ Apa maksudmu! Padahal aku sengaja menjenguk da membawakan makan siang untukmu.” Kata jiyeon memelas

            akupun membukakan pintu membiarkan joyeon masuk.

“ Buatan siapa?”

“ Buatanku!” jawab jiyeon ceria

“ PULANG!”

“Ani! Aku bohong kok, ini buatan youngmin oppa.”



“ Seungho, kamu teledor ya?” kata Eun Hye di ambang pintu “ kalau kau bermaksud pacaran di rumah, seharusnya aku menutup pintu.”

“ Seungho…RASAKAN INI!” kata Kahi sambil menukul seungho “ KAU MEMBAWA GADIS LAIN KE RUMAH!”

“ Nuna.. salah paham!”

“ Dia tidak berbuat macam2 padamu kan?” Tanya Eun hye

“ Tidak. Justru aku yang mengganggunya.” Jawab Jiyeon

“ wah.. kamu anak yang manis ya! Mau berkencan dengan unnie.” Tanya Eun Hye

“ JIYEON HATI2! DIA LESBI!!!”









            “Oh.. jadi kalian kakak Seungho.” Kata jiyeon

“ Perkenalkan, aku kakak sulungnya, Kahi.”

“ Aku kakak kedua Eun Hye”





“ Aku Park Jiyeon teman sekelasnya. Aku tinggal di apaertment sebelah. Aku datang untuk menjenguknya.” Jelas Jiyeon

“ Seungho, seharusnya aku bilang donk dari awal.” Kata Kahi seenaknya

“ BUKANNYA KALIAN YANG SEENAKNYA SALAH PAHAM!”

“Panggil kami nuna bodoh!” kata Kahi, lagi2 memukul Seungho

“ Langsung saja. Kenapa kalian kemari” tanyaku kesal

“ Apa bagus bertanya seperti itu? padahal kami sengaja kemari untuk memberikanmu kemeja dan T-shirt  baru.” Jawab Kahi

“ Gomawoo.”

            “ Haahh..aku lelah! Seungho buatkan aku teh.”

“ JANGAN MENYURUH ORANG SEENAKNYA!”

“ unie, aku punya bekal makan siang yang kubawa untuk Seungho. Kalian semua slahkan memakannya.” Kata Jiyeon ceria

“ Wahh… gomawoo. Ayo kau juga makan!” kata Eun hye sambil mebuka bekal

“ Kau tidak ikut makan?” Tanya Kahi pada jiyeon.

“ Dia tidak bisa makan, dia hanya bisa minum susu.”

“ JINJJA!” teriak Kahi dan Eun Hye bersamaan.

“ Ne, karena suatu sebab aku tak bisa makan, aku hanya bisa minum strowbery milk ini.” Jelas Jiyeon

“ Begitu ya? Uhm..Jiyeon…ngomong2, ceritakan tentang seungho di sekolah donk!” Tanya Eun Hye

“ Aku punya sesuatu yang bagus.”kata Jiyeon sambil menunjukkan evil smirk “ TARA!!VIDIO PERTANDINGAN BOLA SEWON HIGH SCHOOL!”





            “ KYAHAHAHAHAHA..dia mimisan!” tawa Eun Hye sambil melihat vidio

“ Jiyeon..” geramku

“ Tak apa2 kan, Kwangmin oppa sengaja membuat edisi special Seungho.”

“ Kemana saja Seungho pergi, dia selalu jadi yang teraniaya.” Kata eung Hye

“ Setelah ini, adegan Seungho bermain basket. Dia keren lho!”

            BZZZZTTT , Kahi mematikan video.

“ Seungho,belikan nuna ice cream.” Perintah Kahi

“ Bukankah tadi sudah minum teh.”

“ BELIKAN ICE CREAM!” Kahi memasang tampang mengerikan.

“ Aku mau rasa vanilla.” Kata Eun Hye “ kau mau rasa apa?”

“ Aku strowbery milk saja!”

“ Iya! Iya! Aku pergi!”







            “ Dia sudah pergi kan?” kata Kahi sambil mengamati dari jendela“ Nah, ayo kita lanjutkan lagi dengan santai.”

“ Kahi unnie, mian…”

“ Yang tadi ya!” kahi menyela omongan Jiyeon “ karena dia orangnya pemalu, mungkin dia tak ingin kesehariannya di sekolah di lihat kami.”

“ Oh, begitu ya?”

“ Jiyeon, Seungho masuk klub apa?” Tanya Kahi

“ Klub pelatihan.”

“ Bukan klub basket ya? Ah! Apa yang dia lakukan?” kata Kahi kaget

“ kenapa?” tanya JIYEON

“ Aku terkejut, Seungho..tertawa. itu benar2 hal yang langka.”

“ Bukankah, Kahi unnie juga jarang tertawa.” Sahut Eun Hye

 “ Jiyeon..apa kau sudah tahu tentang klub basket saat dia SMP?” tanya kahi

“ hanya sebatas yang aku lihat.”

“ aku yang menyuruhnya tinggal disini. Kurasa kau juga sudah tau kalau daya penglihatan mata kirinya lemah. Benda yang bisa dilihatnya perlahan lahan mengabur. Karena itulah, satu2nya hal yang disukainya yaitu basket kandaslah sudah. Waktu itu dia mengeluh pada kami, kenapa dia tidak bisa melakukan hal yang dia sukai..Tuhan memang tidak adil.”

“ Kahi unnie itu orangnya suka menghawatirkan orang.” Sahut eun Hye “ jiyeon, bagian Seungho tersenyum tlong putar ulang!”

“ Tidak ada hal yang paing indah selain dia main basket dan tersenyum”





            “ Aku pulang.”

“ seungho selamat datang.” Jawab Jiyeon, kahi, da eun Hye bersamaan.

“ baiklah, setelah makan es kita pulang.” Kata kahi

“ Aku ingin menginap!” kata Eun Hye merengek.

“PULANG!” bentakku “ Oh iya jiyeon.. kau tak ingin bertanya pada nuna, saat pertama aku pindah nuna lah yang memersihkan kamar ini, mungkin dia tahu tentang cincin JB.”

“ Cincin apa?” tanaya Eun Hye

“ Cincin cowok yang sederhana.” Jawab Jiyeon

“ Sepertinya tak ada, apa unnie melihatnya?” jawab Eun Hye

“ Tidak. Tidak ada barang seperti itu.”



***





-JIYEON POV-



            JB adalah orang yang istimewa bagiku, jika memikirkan orang itu.. hingga kini aku masih merasa terluka. Dan kadang kalanya, air mataku tak bisa berhenti.




-Ruang data-

“ baiklah, ayo kita kerja bakti!”

“ Hah?” jawab seungho.

“ Bukan hah, tapi bersih2 ruang data!”

“ KAMU ITU MENDADAK BERLEBIHAN TAHU!”

“ Kemarin aku sudah bilang kan, tempat aku menyembunyikan cincin itu, dalam ingatanku sebenarnya kemungkinan yang paling tinggi adalah di sini. Di ruang klub penelitian. Tapi aku tidak ingat betul dimana aku menyembunyikannya. Waktu aku mencarinya 3 tahun lalu aku tidak dapat menemukannya.”

            Dan kemungkinan petunjuk terakhir adalah kamar 205

“ Intinya, kenapa kamu menyembunyikannya?” tanya Seungho

“Mian, aku masih belum bisa mengatakannya. Aarrggghhh.. aku akan memeriksa tempat yang di curigai 100 kali!”

“ Kali ini mau mulai apa lagi?” tanay Kwangmin yang tiba2 masuk bersama Heechul

“ Kami sedang kerja bakti, bagus kan?” jawab jiyeon ceria

“ Di dalam sini? Tapi bagus juga.” Sahut Heechul tapi sebelumnya… Seungho buatkan kami teh!”

“ BUAT SENDIRI!”

“ K au ini bicara apa? Bukankah guru datang ke sekolah demi murid2.” KATA kwangmin mulai nglantur

“ ya, benar. Dan sebagai perwakilan dari murid, aku juga datang kesini untuk bekerja juga.” Tambah Heechul

“ DEMI SEKOLAH! DEMI SEMUA ORANG!” teriak Kwangmin dan Heechul bersamaan

“ Demi semua orang, YANG KALIAN KATAN ITU OMONG KOSONG!”

“ CEPAT BUATKAN!” teriak Heechul



            “ Kenapa kau bersih2?” tanya Kwangmin.

“ Aku bermaksud mencarinya dengan benar sekali lagi.”

“ seongsangnim, aku taruh teh nya disini!” kata Seungho meletakkan teh di atas meja

“ Kau tak membuatkan untuk Jiyeon?” tanya Heechul

“ Eh, kamu nggak mau kan?”

“ nggak!” jawabku

“ Trus, apa yang mau kamu bereskan dulu?” tanay Seungho

“ Aku ingin menata file.”

“ Mesranya..” celetuk Heechul

“ Apaya, Jiyeon kan sudah punya JB!” kata Seungho

“ JB?” tanya Heechul

“ Heechul..bukankah aku sudah menceritakannya?” sahut Kwangmin

“ Oh..maksudnya Lim Jae Bum ketua klub pelatihan itu ya? Yang suka aneh2.” Jawab Heechul

            “ Dia anggota OSIS yang mendirikan klub pelatihan ini kan? Lalu waktu natal dia bilang’ sekolah akn lebih indah kalu ada lampu natal’ lalu saat dia memasang lampu hias di pohon yang ada di halaman tengah .. dia jatuh dan kakinya patah.” Jelas Heechul

            Heh? Apa benar seperti itu? Aku memang sudah sering mendengar kalau JB itu aneh, tapi aku tak tahu kalau dia seaneh itu.

“ Memang, itu pekerjaan yang tidak masuk akal. Tapi…JANGAN MENGHINA SIFAT ORANG!” teriakku



-          Rumah-





            “ Oppa.. JB pasti sangat aneh ya?”

“ Iya.” Jawab Kwangmin

“ Kalau begitu. Bagaimana denganku?”

“ Hah?”

“ apa maksudnya hah? Apa benar aku juga aneh?”

“ Kau itu.. apa sih yang sebenarnya ingin kau katakan?” tanya Kwangmin

“ Tidak! Habis sudah 3 tahun sih sejak peristiwa itu..aku tak mendengar apa2 lagi tentang JB.”

“ Kau sudah lupa wajahnya?”

“ ANIYA!!!



            JB yang berada dalam hatiku, tak mungkin bisa hilang.



Ayo kita mulai dari hal yang menyenangkan!

 


Kalimat itu.. sudah mengubah duniaku. Orang itu memang istimewa,sangat istimewa. Aku..yang sangat ingin bertemu tapi tak bisa berada di sampingnya.



            Zzzzrrrssss…( anggep aja ini suara hujan, mian ya klo ngasal, abis aku ga tw gmn suara hujan.)

            Hujan. Aku mendekati jendela menatap nanar ke arah hujan.

Cuaca hari ini sama dengan waktu itu, hari yang cerah dan tiba2 turun hujan. JB datang membawa payung dan mengajak jalan2. kenangan itu membuatku tersenyum tapi juga menyakitkan.



            -JIYEON POV END-





-Keesokan harinya, perpustakaan-



            “ Seungho, merapikan buku2nya sudah selesai?” tanya Heechul “ Maaf ya, membuatmu membantuku.”

“ Kamu punya rasa bersalah juga ya?”

            PLETAK!! Heechul memukulku.

“ Hei, aku menemukan hal yang menarik.” Kata Heechul

“ Apa?”

“ Album kelulusan angkatan Kwangmin saem!” jawab Heechul cengengesan

“ Eh, yang di pojok kiri itu Kwangmin saem.” Kataku

“ Waahh..waktu masih muda, dia juga tampan ya?” kata Heechul kagum





“ Ini Nana saem. Manis ya Seungho!”


“ Lalu ini..’ kata Heechul “ Lim Jae Bum.”






Entah kenapa, Perasaan ku mengatakan aku telah melihat sesuatu yang seharusnya tak boleh dilihat.

Orang yang di sukai Jiyeon.. tak kusangka, dia sangat tampan! Berdasarkan apa yang diceritakan Jiyeon, bayanganku tentang wajahnya sama sekali tak ada yang mirip. Wajah setampan ini, dengan kepribadian seperti itu.. ternyat amanusia memang tak bisa di lihat hanya dari penampilan.

            Dia nomor satu bagi Jiyeon.. Ach..kenapa aku jadi ambil pusing?

Tidak! Tunggu! Rasa jengkel apa ini? Aaarrggghhh kenapa jiyeon selalu menceritakan tentang dia! Tentang cincin lah tentang apalah meski aku merasa tidak terpaksa mendengarnya, tapi..aku tetap saja merasa kesal. Apalagi setelah melihat wajahnya..

            “ cewek itu licik ya?”

“ Hah,seungho pernah dipermainkan cewek?” tanay Heechul

“ Tidak! Lupakanlah. Uhm..sunbae, ada fto2 klub pelatihan tidak?”

“ada.”

            JB, Kwangmin, dan NANA selalu bermain bersama. Mereka memang berteman baik sih, tapi.. siapa dia? Jiyeon tak pernah menceritakannya.











   “Keluarga Jiyeon itu rumit ya?” kata Heechul “ Sejak aku ikut klub pelatihan aku jadi dekat dengan Kwangmin saem. Dan aku juga mendengar bermacam macam cerita tentang anak itu.”

“ Benar, perhatian kakaknya juga sedikit berlebihan.” Sahutku

“ Kalau itu, bukankah itu bentuk kekhawatiran? Kalau saja dia tidak tinggal kelas dia satu angkatan denganku” kata Heechul yng sontak membuatku kaget

“ Tinggal kelas? Waeyo?”

“ waktu dia kelas 2 SMP, dia harus tinggal kelas karena kecelakaan. Karena kecelakan itu dia harus tinggal kelas selam setahun. “

            Aku hanya terpaku mendengar penjelasan heechul.

“ Seungho, jangan2 belum tahu ya? AAARRGGHH Jiyeon maafkan aku, sepertinya aku sudah membongkar rahasiamu!”

“ Sunbae..”                             

“ Aku tak tahu persisnya, tapi coba kau tanaykan sendiri padanya. Hanya saja itu bukan hal yang menyenangkan”





-Rumah JIYEON-



            TING TONG

            Cklak, Youngmin membuka pintu

 “ Ada perlu apa malam2 kesini?” sapanya dingin

“ Uhm.. any..mian.. tidak jadi saja deh.” Kataku kikuk, entah kenapa berbeda dengan kembarannya aku selalu merasa canggung jika berbicara dengan Youngmin

“ Lho, Seungho ada apa?” kata Jiyeon di belakang Kwangmin “ Oppa, kenpa Seungho tidak dipersilahkan masuk?”



“ Seungho, ada perlu apa?”

“ Uhmm. Anu aku mau pinjam kamus bahsa Inggris.”

            Meski tadi sudah ditanya ada perlu apa, tetap saja pertanyaanku tak terlontar.



 “ Urusanku sudah selesai, aku mau pulang.”

“ Kalau begitu.. YOUNGMIN OPPA AKU MAU MENGANTAR SEUNGHO!”

“MWOYA???”

“Hei apa yang kau lakukan, nanti aku bias dibunuh Youngmin!”

“ Ku, bukankah ada yang ingin kau tanyakn?” bisik Jiyeon lalu dia pun menyeretku keluar.



            “ Yee..akhirnya bebas juga, nanti kalau aku pulang pasti di marain youngmin oppa deh, apa aku tunggu Kwangmin oppa pulang saja ya?” Jiyeon mengoceh

“ Memangnya Kwangmin saem kemana?”

“ Dia pergi dengan Nana unnie.”

“ Jiyeon, bagaimana kaau bisa tahu ada yang ingin kutanyakan padamu?”

“ itu karena… AKU DAPET SMS DARI HEECHUL!”



Mian Jiyeon, aku kelepasan ngomong ama Seungho


“ jadi..sekarang karena kau sudah tahu kalau aku lebih tua darimu, apa kau akan memperbaki sikapmu?” kata Jiyeon sengan senyum menyebalkan

“ Siapa? Aku? Untuk apa aku bersikap baik pada orang bodoh?” jawabku

“ dasar!” kata Jiyeon sambil mencerucutkan bibirnya

“  Apa itu mengusikmu?” tanyaku

“ Sama sekali tidak.tapi waktu aku ketinggalan kelas setahun dan tetap menjadi kelas 2 SMP aku sangat sedih tapi sekaraang aku bersyukur bias berada di kelas itu.”

“ Maksudmu kelas idiot itu?”

“ Intinya, kalu beda umurnya Cuma setahun tak jadi masalah kan? Aku masih bisa berbaur. Coba kalau beda umurnya 10 tahun, kita pasti akan diperlakukan seperti anak2.”

            Ekspresi Jiyeon.. sejak kapan berubah seperti itu

“ tapi sepertinya aku memang terlalu kekanakan. Aku ini hanya anak kecil yang tak bisa berpikir panjang.” Kata Jiyeon dengan ekpresi putus asa yang kembali muncul. Aku tahu jika dia seperti ini pasti dia sedang memikirkan JB.



            “Jiyeon..boleh aku bertanya, kalau tidak mau menjawab, tidak apa apa kok.”

“ Ne, tanyakan saja.”

“ JB…Apa dia masih hidup?”

“ MWO?? KAU INI CARI MATI YA?” teriak Jiyeon sambil mencekikku “ Dia itu masih hidup dan segar bugar. Kalau dia sudah mati taka ad gunanya aku hidup!”

“ uhuk..uhuk..mian, habis kalau mendengar ceritamu, apalagi di tambah dia sakit2an, jadi kupikir dia sudah mati.”

“ Dia masih hidup, hanya saja aku masih belum bias bertemu denganya sampai aku menemukan cincin itu.”

            Ekspresi putus asa itu lagi.. aku tak suka..

“ Mian, aku bertanya yang tidak2.”








               “ Sudah mengantarnya sampai sini saja, gak apa2 kok. Sudah cepat pulang sana!”

Aku lupa, selain itu masih ada masalah cincin. Selain itu aku masih penasaran dengan kecelakaan itu. Apa itu ada hubungannya dengan cincin yang di sembunyikan Jiyeon? Harusnya saat ini Jiyeon duduk di kelas 2 SMA Karena kecelakaan dia harus mengulang saat kelas 2 SMP.



               “ Seungho itu baik ya?” kat Jiyeon tiba2 “ Mungkin rugi lho jadi orang baik, seperti JB.”

“ Jiyeon, apa maksudmu?”

“ sakura yang berbunga sangat lebat tinggal seminggu lagi ujian semester 1 kelas 2 SMP berakhir. Lihat! Lurusd di depan sana adalah tempat kecelakaan.” Kata Jiyeon sambil menunjuk kea rah jalan di depan apartmen “ sepertinya saat itu hokum karma sedang berlaku. Menyembunyikan cincin adlah hal terakhir yang bias kulakukan. Tapi karena kecelakaan itu aku ragu akan ingatanku di hari itu. Hari itu terlalu banyak hal yang terjadi.aku benar2 shock. Aku tak menyangka kalau JB akan melindungiku.dia melompat dan secepat kilat menyelamatkanku. A..a ku bukannya balas melindunginga,aku hanay memikirkan diriku sendiri, aku benar2 kekanakan. Aku tak bias member kebahagiaan pada tunangan JB. Mereka benar2 mesra. Padahal aku tahu kalau keinginanku tak akan terwujud.”





“ pikirku..kalau aku menghilangkan cincin itu..mungkin mereka akn bertengkar. Konyol, padahal itu bukanlah hal yang sesederhana itu.”

            Sudah cukup. Akupun memeluknya.

“ Tidak perlu diceritakan sekaligus.”

“ Menurutku Tuhan tidaklah adil.” Kata Jiyeon di tengah isakannya “ semua ini adalah kesalahanku, karena terlalu sedih aku tak ingin bertemu dengannya. Jadi aku ingin menemukan cincin itu. Seungho maaf.. bicraku sudah ngelantur.” Jiyeon melepaskan pelukanku

“ Nggak kok. Kalau mau cerita, ceritakan saja.”

“ Seungho, gomawoo.. untuk pembicaraan ini, biasanya aku tak punya keberanian untuk bias menceritakan tapi..aku bersyukur bias menceritakan ini pada Seungho.” Jiyeon tersenyum dalam tangisnya.








Untuk beberapa detik tadi…entah kenapa jantungngku terasa..berdebar debar.


No comments:

Post a Comment