Saturday, 23 June 2012

THE STORY I DIDN'T KNOW (PART 7)

                 Persiapan pekan kebudayaan sudah mencapai klimaks. Aku mulai terbiasa dengan kehidupanku yang seorang diri, dengan mood anak2 di kelasku, dan dengan semua tingkah polah Jiyeon.

“ Seungho, kamu mau melakukan apa?” tanya Changdo memimpin rapat.

“ Changdo! Kita buat sesuatu yang menghebohkan yuk!” usul Suzy

“ Menghebohkan, memangnya apa usulmu?” tanya Changdo

“ Bagaimaan kalau kita ubah kelas kita menjadi ruang pemotretan. Dengan kamera digital kita bisa memotret tamu. Lalu biar menarik kita hadirkan kostum2 yang beragam. Selain itu kita juga adakan pelayanan make up, lalu kelas kita memakai kostum ALICE IN WONDERLAND, anak perempuan memakai kostum Alice dan anak laki2 memakai telinga kucing atau kelinci untuk menarik para tamu.” jelas Suzy

“ usulan diterima.”

“ Tunggu! Lalu inti dari acara ini apa?” Tanya ku

“ MELEPASKAN RASA MALU DAN DUNIA NYATA. MARI KITA PERGI KE WONDERLAND!” Teriak Suzy dan Jiyeon



-HARI PEKAN KEBUDAYAAN-



             Pekan Kebudayaan Sewon high School diadakan 2 hari, Jumat dan Saptu di Awal November. Yang di gelar murid kelas 1-A adalah ‘tempat pemotretan dengan pelayanan ekstra dan kostum yang lucu’.



“ WELCOME TO WONDERLAND!” sapa Jiyeon dan Suzy di depan kelas 1-A







                 Mereka memang di jadikan maskot kelas kami.

“ Wah.. manis sekali ya!” kata Heechul

“ Jinnja? Gomawoo.” Kata Suzy tersenyum

“ Wah..kelasmu banyak pengunjungnya.” Kata Heechul

“ Pakaiannya banyak sih, layanan pemotretannya benar2 berhasil.” Jawab Jiyeon

“ Oh, mana Seungho?” feelingku mengatakan kalau dia bakal berpenampilan menarik. Makanya aku datang kesini.”

“ Tunggu sebentar ya! Anak kucing kami memang sedikit pemalu. Hei Seungho, ada Heechul lho.” Teriak Jiyeon “ Percuma saja sembunyi ayo keluar…” Jiyeon menyeretku







 “Ini anak kucing dari mana?” teriak Heechul

“ Kami memungutnya di jalan, hhahahaha.” Jawab jiyeon.

“ Aku kan malu berpenampilan begini!” teriakku

“ Sunbae, boleh minta foto?” kata salah satu pengunjung

“ Ne, dengan senang hati.” Jawab heechul

“ wah, sunbae populer ya!” tanyaku

“ Tentu saja. Seungho.. ayo ikut!” Jiyeon tersenyum





-Ruang OSIS-



         “ Yoseob, kenapa ada disini?” tanya Eli

“ Lagi ngungsi, habis di luar berisik bangt.” Jawab Yoseob ketus






 “ Nggak ke tempat Jiyeon? Disana katanya ramai lho.”

“ Belum. Jiyeon itu suka sekali acara2 seperti itu ya!” kata Yoseob

“ ne.” jawab Eli

“ seingatku dia juga suka berkeliling kesana kemari.”

“ Ne”

“ Kamu Cuma bisa ngomong itu ya?” bentak Yoseob

“ Ne.”

“ Ada lagi, dilihat dari sudut pandang Eli sekalipun, yang terpenting bagi Jiyeon adalah JB.”


Ruang Data-



   “ Katanya JB mau datang ke pekan kebudayaan ini?” kata Nana

“ Tidak jadi. Dia ada urusan.” Jawab Kwangmin tersenyum

“ Apa cuma perasaanku saja ya? Kok kamu kelihatannya senang dia tidak jadi datang? Ya aku sih tahu bagaimana perasaanmu yang tidak ingin mempertemukan JB dan Jiyeon, juga perasaanmu yang ingin membiarkan keadaan tetap seperti ini. Tapi bagaimanapun juga JB itu awal dan akhir semua keadaan. Jiyeon akan terus mencari cincin itu, bagaimanapun juga aku tak bisa berfikir kalau ingatan JB akan kembali seperti semula.”

“ Wah Nana sangat mengerti ya!” Kwangmin cengengesan

“ Lalu apa yang ingin kau lakukan sekarang?”

“ Mempertemukan JB dan seungho. JB bilang dia ingin pergi ke kamar 205. Seungho yang menempati kamar itu juga sudah tahu seluk beluk keadaan yang sebenarnya. Kalau Seungho, aku yakin tak akan melakukan sesuatu yang akan menyakiti Jiyeon. Ya.. walaupun kadang dia suka ikut campur.”

“ Bukannya kau juga suka ikut campur?” ejek Nana

“ Ya, bagaimanpun juga terkadang ada masalah yang tak bisa di selesaikan sendiri. Butuh orang untuk yang ikut campur.”




Ruang pemotretan / Kelas 1-A –



           “ seungho, membosankan!” teriak Jiyeon “ Heechul..bisa nggak kamu pose bareng Seungho?”

“ Maunya yang bagaimana?” jawab Heechul

“ Yang romantis!” Jiyeon cengengesan

‘ Oh.. Sengho kan jago yang begituan. Maksudku pose ‘menggendong tuan putri’”

“ MWO??” teriak seisi ruangan

“ Jadi ini permainan kami waktu SMP,sejenis hukuman, dia disuruh memilih menggendongkku atau push up 50 kali. Dan dia memilih menggendongku.”

“ Seungho, gaya seperti itu boleh juga. Ayo kita foto.” Kata Changdo

“ Jangan enteng begitu donk ngomongnya!”

“ Pokoknya Seungho harus foto!” paksa Jiyeon

Aku menatap Jiyeon tajam. Tiba2 aku mendapat ide menarik

“ Sepertinya kau ringan.”

“ mwo?”

             HUP

“ Tu..tunggu! kenapa aku yang di gendong???! Teriak Jiyeon “ TURUNKAN AKU..”

“ Kenapa?”

“ Aku..”

“ kau malu ya?”

Jiyeon tak menjawab, tapi aku bisa melihat pipinya memerah

“ CHANGDO.. AYO FOTO KAMI!”

“ Wah.. tumben sekalil seungho bersemangat. Jiyeon ayo seyum.” Changdo memotret kami

“ KYAAA…”





“ Eli, itu siapa?” tanya Yoseob yang kebetulan lewat

“ Seungho, memangnya kenapa?”





                                                              ***





                 Akhirnya acaranya selesai juga.. capeknya.. ranjangku..sepertinya sudah memanggil.

Aku berjalan gontai menuju rumah. Sebenarnya tadi Kwangmin. Menawariku naik mobil tapi aku tolak karena disana ada heechul jga. Kalu aku ikut, di mobil pasti mereka menganiayaku lagi. aku ingin hidup tenang. Tiba tiba aku melihat seorang namja berdiri di depan pintu rumah? Siapa ya? Biasanya aku tak punya tamu. Akupun memutuskan untuk mempercepat langkahku.

“ Hai.” Sapa namja itu yang sontak membuatku kaget. Kenapa orang itu ada disini?





 JB..Kenapa ada di depan rumahku?

“ Kau penghuni kamar 205 kan? Perkenalkan namaku Lim Jaebum aku mantan penghuni kamar ini sebelumnya.”

Ternyata.. wajahnya lebih tampan dari yang kulihat di foto. Ini.. orang yang disukai Jiyeon. Tunggu! Kalau dia ada disini situasinya bisa gawat, kalau jiyeon melihat.. tidak boleh, dia harus di sembunyikan. Akupun langsung menyeretnya masuk.



               BLAAMMM

               Akupun langsung mengunci pintu dan mematikan lampu ruang tamu, Pokoknya selama ada orang ini disini tidak boleh ada yang bertamu ke rumahku terutama Jiyeon

Hanya.. keadaan ini juga sama buruknya.

“ Akhirnya aku bisa masuk kamar ini juga.” Kata JB

“ Kenapa kau kemari?”

“ Itu ada alasannya.” Jawab JB

“ Alasan?apa itu ada hubungannya dengan ingatan?”

JB tersenyum. “ Namamu siapa? Sepertinya, pembicaraan kita akn panjang.”

               Orang ini…

“ Aku Yo Seungho.”

“ Kau memakai seragam SMA Sewon, kau murid disana?”

Mwo.. dia belum tahu? Lalu kenapa dia PD datang kemari?

“ Ne.” jawabku ketus

“ Jadi, kau murid Kwangmin. Dia dan Nana sama sekali nggak cerita. Dasar sialan mereka.” Kata JB cengengesan

               Orang ini, ngomong ‘sialan’ dengan ekspresi seperti itu? JB ini adalah orang yang telah memberi bermacam2 pengaruh pada Jiyeon

“ Seungho, menurutmu, berapa umurku?” tanya JB tiba2

“ Hah? Menurutku 27 tahun. Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“ Benar, umurku 27 tahun, tapi.. itu umur yang sebenarnya. 3 tahun yang lalu waktu aku membuka mata, aku kaget kenapa tiba2 aku berada di rumah sakit. Dan rasanya seperti aku berumur 12 tahun saat aku baru mengituki tes masuk SMP.”

“ Jadi kau tak lupa semuanya?”

“ Yup! Aku tahu siapa diriku, orang tuaku. Tapi saat sadar semua ingatanku saat SMP, SMA, kuliah semuanya seakan terlewati. Aku benar2 kaget lho waktu melihat diriku sendiri di cermin. Aku bahkan mengatakan ‘kakak2 ini siapa?’ pada Kwangmin dan Nana. Kepala rasanya di hantam benda keras, rasanya masih terasa jelas.”



                   Inikah JB yang sekarang? Apa dia tahu soal cincin ya? JB hanya mengingat sebatas sampai dia berumur 12 tahun. Artinya JB juga tidak mengingat saat dia bertemu Kang Sora di SMP.



“ Wah.. rumah Kwangmin terlihat dari sini ya?” kata JB sambil mengamati dari jendela

“ BODOH!” aku langsung menariknya “ Kalau kau didekat jendela nanti dia melihatmu!!”

“ Siapa? Jiyeon?”

“ Apa kau mengingatnya?”

“ Tidak. Aku seperti dalam mimpi,bayangan yang kadang2 muncul. Seperti kemarin saat aku melihat foto2 album kelulusan, di dalam album itu seperti tiba2 terlintas di mataku. Aku seperti melihat aku dimasa depan dan sedang tertawa. Kisah yang aneh ya.”



                 Sebenarnya, kenapa dan apa yang menyegel ingatan orang ini?



“ Ah.. maaf aku jadi ngelantur. Terima kasih ya sudah diizinkan masuk. Aku mau pulang.” Kata JB berpamitan

“ Tunggu! Apa ada sesuatu yang diingat?” tanyaku

“ Kalau itu tak usah dipikirkan. Walau aku tak mengingat apa2 aku nggak merasa terganggu kok. Jadi tak bisa ingat kembalipun tak masalah.”



                Apa? Lalu, untuk apa usaha mati2an Jiyeon selama ini?



“ Lalu untuk apa? Untuk apa kau datang kemari?” teriakku

“ Untuk..menangkap sesuatu. Sesuatu ang tak pernah kumengerti. Aku yang sebelumnya dan aku yang sekarang memang berbeda. Tapi masih ada sesuatu yang tersisa yang bisa kukerjakan. Perasaan yang tak kumengerti ini. Satu persatu ku kumpulkan, kupintal, dan di ujungnya..mungkin saja ada jawaban.”

“ JB! Ceritamu barusan aku menegrti kok. kau yang selalu merasa tidak lebih dari sekedar ‘tokoh yang muncul’ tapi sekarang ada di depanku. aku bisa menyentuhmu, jadi kau bukan didalam mimpi, kau benar2 ada disini. Kau nyata!”

“ Benarkah? Terima kasih.”



                        Kalau jadi orang ini, mungkin aku saat ini akan kehilanagn akal dan putus asa.



“ Seungho, kamu mudah diajak ngobrol ya. Aku boleh datang lagi?”

“ Silahkan. Eh.. Tunggu! Maksudku..”

“ sampai nanti, sampai ketemu lagi ya!”



               Da..datang lagi? bisa gawat! Dasar JB setengah matang. Eh ada sms dari Jiyeon. Aku.. jadi punya rahasia yang tak bisa kukatakan.







                                                                         ***

-KEESOKAN HARINYA DI SEKOLAH-



                    Hari ini ada yang aneh dengan tingkah Jiyeon, jika aku mendekat dia menjauh. Kebalikan dari yang biasanya, tapi..aku menyukai reaksinya yang seperti ini.

“ SEUNGHO! KENAPA SIH KAU MENGEJARKU TERUS?” teriak Jiyeon dengan wajah memerah

“ kau sendiri kenapa menghindar terus? Kau tahu, merupakan suatu penyegaran melihat situ gugup dan kebingungan.” Jawabku

“ Wah..jadi ingin lihat wajah Jiyeon yang diluar dugaan.” Kata Changdo sambil memperhatiakan foto kami di pekan kebudayaan



                “ Jiyeon!” panggil Yoseob di depan pintu

“Yoseob. Ada apa?”

“ Bisa sebentar?”

“ Ne.” Jiyeonpun menghampiri Yoseob



                    Aku memperhatikan mereka berdua, Yoseob memandangku, baru kali ini. Tapi..kenapa pandangannya sinis begitu?



“ Seungho, memangnya kamu berbuat apa pada orang itu?” tanya Sezy

“ Maksudnya?”

“ Yoseob itu nggak pernah peduli dengan orang lain. Orang yang benar2 bisa berteman akrab juga sedikit. Dengan begitu diluar teman akrab itu artinya ‘pandangan permusuhan’.”

MWO? Memangnya aku telah berbuat salah?

“ Sebenarnya aku telah dititipi pesan dari oppa.” Lanjut Suzy. “ katanya Seungho harus berhati2.”







‘ Itu.. penghuni kamar 205?” tanya Yoseob

“ maksudmu Seungho? Iya. Dia itu karakter orang yang tertindas. Pokoknya selalu tertindas. ”

“ kau sudah masuk kamarnya?”

“ Eh..sudah.”

“ cincinnya..sudah ketemu?”

“ Yoseob, pasti langsug ngomong gitu deh.” Jiyeon cemberut

“ Aku memang sedag mengintrogasimu kok. Kenapa, aku kau membenciku?” Yoseob tersenyum sinis

“ Itu tidak perlu. Mana bisa aku membencimu?” Jiyeon tersenyum “ Bukankah sudah kukatakan, kita kan berteman.”

“ Bagi Jiyeon, JB itu apa?”

“ Seumur hidup, adalah orang yang special.”

Yoseob diam..

“ Yoseob..”

                  Tiba2 Yoseob menarik tangan Jiyeon.

“ Yoseob, kau mau menggigitku ya?”

“ Aku tak menggigit!”

“ Oh.. haha..sudah lama ya, kita tidak seperti ini.” Kata jiyeon sambil mengayun2 akan tangan Yoseob “ Dulu kan aku sering menarikmu berkeliling.”

                     Yoseob kembali terpaku. Lalu melepaskan tangannya dan meninggalkan Jiyeon.







-RUANG OSIS-



“ Hei, Jiyeon kenapa?” Tanya Yoseob

“ Memangnya kenapa?” jawab Eli

“ Hari ini dia bisa bicara denganku.”

“ Selamat.”

“ kugigit lho!”

“ Kamu ingin mengubah Jiyeon seperti Jiyeon yang dulu?” Tanya Eli

“ kau mau bilang dia sudah berubah?”

“ Memang begitu kan?”

“ Bagiku tidak!”

“ Kamu lihat sendiri kan? dari awal bukankah sudah kukatakan Jiyeon sudah kembali ceria.”

“ Eli, kau meyebalkan.”

“ Bukankah kau yang menyebalkan? Cobalh seperti JB!”

“ JANGAN SEBUT NAMA ORANG ORANG ITU!”

Eli menatap Yoseob tajam






“ Padahal dirinya sendiri ingat, tapi masa dengan orang yang didekatnya lupa. Benar2 kejam.” gerutu Yoseob “ Menurut Ali bagaimana?”

“ Jiyeon merasa menyesal atas ke khilafannya.”

“ ITU KARENA JIYEON BODOH!” bentak Yoseob “ Sampai harus memutuskan untuk menemukan cincin itu segala lagi!”

“ Makanya Jiyeon terus mencarinya bukan, cincin yang dipikirnya suda nggak ada.” Sahut Eli

“ Itu yang kusebut bodoh. Padahal dia kan nggak harus mencari benda itu. Habis..cincinnya kan ada disini.” Kata Yoseob menggeluarkan sebuah cincin dari sakunya.






KORIDOR-



           “ Seungho kamu nggak sama Jiyeon?” Tanya Kwangmin

“ Dia di ruang klub. Sedang main bareng Heechul.”

“ oh..hari ini kau datang ke rumah kan? Kemarin sudah terima sms dari jiyeon?”

“ Kau tahu kan semalam JB ke rumahku.” Tanyaku sinis

“ Aku tahu.”

“ KAU SELALU SEPERTI ITU! MEMBOHONGI ADIK SENDIRI. MEMBUATKU LEPAS KENDALI SEBENARNYA APA MAUMU!”

               Sssttt… Kwangmin menempelkan jari telunjuknya di bibir. Sepertinya aku bicara terlalu keras.

“ JB seperti apa menurutmu?”

“ Dia orang yang aneh.”

“Maaf yang kemarin. JB dengan keadaan seperti itu walaupun cincinnya berhasil di temukan belum tentu ingatannya bisa kembali. Tapi jiyeon tak bisa menerima itu. Jadi bukankah lebih baik jika mereka tak bertemu, Youngmin juga berpikir hal yang sama. Dengan cincin yang di jadikan patokan Jiyeon saat ini, dengan munculnya kamu yang bisa di ajak kerja sama dengannya, walaupun semangatnya terkadang menurun, tapi selama dia tidak menyerah dia bisa terlindungi. Alasanku bekerja di sekolah ini, karena aku berfikir ingin menjadi teman untuk Jiyeon. Kemudian aku ingin hal itu tak terulang kembali. Mata yang seperti tak ada kehidupan, aku tak ingin kembali ke masa itu. Seungho, maaf aku membebanimu. Malam ini datanglah, jiyeon pasti senang.”



- Ruang data-

               “ Tidak ada Seungho, sepi ya!” kata heechul

“ Ne. membosankan.” Jawab Jiyeon “ Tapi hari ini kami berbeda.”

“ Heechul memperhatikan Jiuyeon

“ Kenapa? Apa aku aneh?”

“ hahaha, apa kamu masih memikirkan pekan kebudayaan?”

“ Iya.”

“ Jadi karena itu kalian nggak bisa sama2. Jiyeon itu lucu ya!”

“ Kenapa? Soal menggendong tuan putri itu. Kau pikir memangnya nggak gugup?” wajah Jiyeon kembali memerah.

“ Kok kalau denganku kau nggak gugup?”

“ Karena bagiku, heechul itu kakak perempuan. Aku tak tahu musti gimana kalau ada Seungho”

“ Cowok di sekitar Jiyeon banayk sih!”

“ Mwo?”

“ Pertama si kembar.”

“ Mereka kan keluargaku.”

“ Lalu Eli.”

“ Dia itu oppa tempat bersandar.”

“ Kalau Yoseob?”

“ Yoseob, dia itu sepupu yang seperti teman,”

“ Kalau JB?”

“ seumur hidup, dia adalah orang yang sangat spesial.”

“ Kalai Seungho bagaimana?”

“ Orang yang suka ikut campur urusan orang lain, tertindas, dan terlalu hati2.”

“ Mungkin ya? Sebenarnya dia adalah dia, apa tidak ada yang berubah?”

“ Entahlah, Seungho memang berbeda dengan JB tapi dia juga berbeda dari yang lainnya, saat berada di dekatnya aku juga merasa nyaman.”







***





-JIYEON POV-





               Hari ini aku bermimpi hal yang sama lagi. Berlari.., pemandangan yang berlari. Pemandangan memotong disamping yang amat cepat. Aku pikir aku kembali dejavu.

Aku seperti melihat bunga sakura. Setiap mendaki tanjakan yang menuju ke sekolah, aku seperti tersadar. Seperti diingatkan sesuatu. Itu sunggauh ajaib. Tapi saat aku sadar, ini adalah musim panas dan tidak ada satupun bunga sakura. Apa mungkin itu adalh.. ingatanku?

Di depanku, terlintas sosok laki2 dengan rambut yang lembut terbelai angin. Nafasku serasa terhenti, terus mendaki tanjakanmenuju sekolah.

Laki2 berambut hitam yang menarik lenganku, dalam tebaran bunga sakura yang menari nari diterpa angin.

Waktu itu ada seseorang. Kami berlari menuruninya, aku tidak tahu itu lengan siapa, yang menarik tangannya.. Aku.





             “ Eh.. Seungho sakit?”

“ Iya, sejak semalam mata kananku terasa sakit.”

“ Aku akan mengantar Seungho ke rumah sakit, jadi dia tidak bisa sekolah.” Kata Kahi

“ semoga cepat sembuh ya!”



                Hari ini tidak ada Seungho jadi tidak bisa cerita soal mimpi. jadi aku terpaksa harus mengingat2 sendiri. Tapi saat aku berada di gerbang, walaupun pemandanagnnya sama seperti di mimpi tapi tidak aad bunga sakura. Kalau saja ada sakura bertebaran mungkin aku bisa mengingat sesuatu.

Sebenarnya aku nggak yakin sih, tapi kurasa itu saat aku pergi ke sekolah dan menyembunyikan cincin, aku bersama seseorang. Tapi aku lupa itu siapa.



“ Sedang apa kau.” Sapa Yoseob

“ Yoseob,.”

Aku mana bisa bilang kalau aku sepertinya sudah hampir mengingat soal cincin. Yoseob kan nggak suka kalau aku cerita soal JB.

Eh.. apa ini? Saat yoseob berbalik, aku merasa…

“ Kenapa?” tanay Yoseob

“ Ani.”

“ Tidak masuk kelas?”

Rambut hitam yang lembut dan melambai lambai, sebenarnya apa yang aku lupa?

-JIYEON POV END-





“ Aaahhh.. santainya..”

Tapi rasanya aneh kalau sendian di rumah, tidak ada aap2 yang bisa dikerjakan. Membosankan.

TING TONG

Siapa? Ah..sekarang siapapun boleh asalkan aku punya teman.

CKLAK

“ Hai..” sapa JB



BLAMM

“ Kenapa kamu tutup? Aku nggak boleh masuk ni?” teriak JB

               Di hari yang damai ini, kenapa orang ini meski muncul?

“ SEUNGHO BUKA!!!!”

            Aku tak punya pilihan lain.

“ Ada apa?”

“ Aku hanya datang untuk menyerahkan ini.”

“ Apa?”

“ No HP ku. Sudah ya! Dagh..”

            Cuma itu..

“ Kalau Cuma itu kan bisa lewat Kwangmin saem!”

“ Habis.. aku ingin memberikannya sendiri.”

“ Lalu bagaimana kau bisa tahu kalau aku di rumah.”

“ Aku dapat SMS dari Kwangmin, katanya ‘ Seungho tepar’ gitu.”

            Kwangmin…..kenapa lagi2 tak memberitahuku.

“ Lagipula kalau tidak ada Kwangmin aku tak bisa dengan mudah kesini, bukannya Jiyeon sering berkeliaran disini. Aku kan belum boleh bertemu dengannya karena aku belum bisa menepati janji.”

            Janji? Apa dia sudah ingat? Ini sejak kapan?

“ Kau sudah ingat?”

“ Belum, tapi aku tahu semuanya.”

“ Lalu apa yang akan kamu lakukan?”

“ Aku boleh mengganggu sebentar?” kata JB

              Sekali lagi aku tak punya pilihan, aku membiarkan nya masuk, apa tindakanku ini salah?Aku tak pernh tahu, yang kutahu akuini terlalu ikut campur, dan terlalu penasaran.



            “ seungho, kau tahu susunan keluarga Jo?”

“ Tuan Jo, Nyonya Jo yang sekarang, istri ke-2, Kwangmin, lalu ada Yoseob anak istri ke-2 nya.” Jawabku



 


“ Benar, tapi masih ada juga Ri an. Istri yang pertama. Kesehatan wanita itu memang tidak begitu baik, setelah kwangmin menjadi anak angkatnya setahun kemudian dia meninggal. Tapi bagi Kwangmin, dia pernah bilang ‘sampai saat terakhirnya aku tak bisa membuatnya bahagia.’ Sampai saat inipun dia juga merasa seperti itu, dari situ kalau di pikir kenapa dia begitu menyayangi jiyeon, karena.. wajah, keadaan tubuh, juga tingkah lakunya, mirip dengan Jiyeon. Dia hanay ingin melindungi dan menyayanginya, agar dia selalu tertawa.”



“ Melindunginya? Sungguh luar biasa, apa orang itu berniat melakukannya seumur hidup?”



“ Eh, Seungho tahu Nana kan? Dulu waktu mau ujian masuk SMP, aku minta dia jadi guru privatku lho. Lalu waktu aku kuliah semester 5 aku tewas karena kecelakaan. Aku nggak sebegitu ingat sih, tapi satu yang kukatakan. Mungkin alasanku yang sebelumnya menolong Jiyeon, karena siapapun tak ingin kehilangan orang yang di sayangi karena kecelakaan kan? Akhirnya.. takdir bagus memihak pada kami, aku dan Jiyeon masih hidup. Seungho, tadi kamu tanya apa yang ingin kulakukan kan? Sebenarnya ada yang ingin aku lakukan. Sesuatu yang aku sendiripun bisa melakukannya. Walaupun hsilnya tidak 100 %.”



“ JB memang benar2 JB. Aku sering mendengar soal JB dari Jiyeon.”



“ Jiyeon ya, aku pernah bertemu dengannya sekali saat aku sakit. Saat memejamkan mata Cuma itu yang kuingat. Selebihnya….. TARA!! BUKU DIARY RAHASIA MULIKKU!. Semua tentangku sebelum kecelakaan terpapar habis!””



Mwo?? Dulu JB menulis diary?



“ Disini tertulis sejak SD, sepertinya aku tumbuh dengan sangat menarik. Jiyeon juga muncul. Aku berjanji padanya. Dan aku ingin memenuhi janji itu.”

“ Janji apa?”

“ Membuatkan buku untuknya. Buku yang mudah dibaca dan ..hangat.”



                 JB.. andaikan ingatan orang ini tak kembalipun dia akan tetap membuatkan buku untukmu. Hei Jiyeon kau pasti akan senang.





-Ruang data-



             “ Hei seungho, liburan musim dingin nanti kamu pulang ke rumah orang tuamu?” tanya Jiyeon

“ Iya.”

             Roly roly poly

             Ada SMS masuk

“ Seungho liburan nanti…”

“ YAA!” teriakku

“ Ada apa? Kok teriak? Kamu mencurigakan. kenapa panik begitu? Pengirimnya perempuan ya?”

“ Kalo iya memang kenapa?”

            Jiyeon tak melnjutkan malh berdiri mematung. Memangnya ada kalimatku yang salah ya? Sebenrnya itu tadi SMS dari JB. Isi SMS nya nanti saja kulihat. Sejak kedatangan JB hidupku bertambah repot, apalagi aku harus merahasiakannya dari Jiyeon. Sepertinya saat ini aku mulai terbiasa, mungkin kedengarannya aneh tapi JB adalah orang yang di sukai Jiyeon. Walaupun ingatan JB hanya bekisar saat dia umur 12 tahun tapi dia ingin tetap memenuhi janjinya pada Jiyeon. Aku jadi tergugah kalau Jiyeon mendengar ini, dia pasti akan sanagt senang.

Aku ingin mengatakannya tapi aku belum bisa sebelum cincinnya ditemukan. Aku ingin melakukan sesuatu.



- Kamar 205-



“ together itu apa?” itulah bunyi SMS JB



Aku tak mau kalah “ Apa, apanya?” kirim!



“ Apa, apanya apa?” balasan JB



Dia ngajak berantem ya?



“ Itu teka teki atau pertanyaan?’


‘ aku ingin tahu arti yang sebenarnya berdasarkan intuisimu! ^^



Akan aku jawab lain kali!



-Keesokan harinya, sekolah-



            Dia bilang intuisi, kalau aku sangkut pautkan dengan Jiyeon, benar tidak ya?

“ Jiyeon..” sapa Eli

“ Eli.”

“ Hari ini Suzy nggak masuk sekolah. Dia demam.”

“ Mwo? Parah nggak?”

“ Nggak, kalu ada waktu kalu bisa meneleponnya.”

“ Kalau Yoseob sehat nggak ya?” akhir2 ini dia sedikit menjaga jarak. Anak itu juga kan jarang bicara dengan orang lain, makanya aku jadi khawatir.”

“ Jiyeon selalu memikirkan orang lain ya?”

“ Ani..”

“ Kalian nggak masuk? Nanti telat lho!”

Eli berbalik dan tiba2 ada aneh dengan Jiyeon, saat Eli berbalik jiyeon… menangkap kepala Eli.

“ HEI APA YANG KAMU LAKUKAN?” teriakku

“ Nggak, habis.. soal cincin.. aduh apa ya.” Kata Jiyeon kebingungan.

“ Mau ke ruang klub sebentar?”

Akupun mengejak Jiyeon ke ruang data

“ Jiyeon bisakah kamu mengingat susunan kejadian yang kamu ingat soal cincin? Kenapa kamu berfikir bahwa ruang data adalah tempat pertama yang harus digeledah? Coba sekali lagi kamu ingat2.”



“ Hari itu..aku pergi ke apatment JB(kamar 205), lalu saat JB sedang asik berbicara di telepon aku mmbawa cincin itu pergi.”



“ Semudah itu?”



“ Itu digeletakkan begitu saja. Setelah itu terjadi seperti mimpi. aku datang kesini begitulah yang kuingat. Tampaknya ditempat kejadian kecelakaan itu Kwangmin oppa juga ada. Di dalam mobil ambulans yang tersisa di ingatanku bayangan yang menakutkan. Kecelakaan itu dan tubuh JB yang berlumuran darah. Lalu setelah aku menceritakan kronologi itu pada Kwangmin oppa, dia pergi kesini untuk mencarinya tapi cincin itu nggak ada. Rasanya aku menyembunyikan cincin itu disini, tapi yang jelas…”



   Dia akan menangis.. aku tak bisa membiarkannya

“ Siapapun pasti pernah berbuat salah. Jiyeon, kau sudah cukup mengintrospeksi diri. Bukankah kau sudah mati mtian mencari cincin itu? Sebaiknya sekarang lakuakn yang bisa kau lakukan!”



“ seungho.. berkata seperti JB..Seungho..cincinnya pasti ketemu kan?”

“ Ne.”

“ Terima kasih.”





TBC
 

No comments:

Post a Comment