Saturday 23 June 2012

THE STORY I DIDN'T KNOW (PART 6)



                  Musim panas yang amat panas. Ujian akhir semester yang bagi murid sangat lama hari ini akhirnya berakhir.



“ Huaahhh..akhirnya bebas.” Kataku sambil mengeliat

“ Seungho, bagaimana ujiannya?” tanya changdo

“ Ujian bhs. Inggris sangat sulit.” Jawabku

“ Hari ini aku menemukan orang mati lagi.” Kata Changdo sambil menunjuk Jiyeon “ Jiyeon, apa hari ini kamu sbegitu ga bisanya?”

“ hasilnya tidak parah, tapi sangat parah! Kalau aku mendapat nilai merah meski sudah kerja keras aku harus minta maaf berjuta juta kali pada ELI yang sudah mengajariku semalaman.”


















“ Tenang, oppa bukan orang yang terlalu memikirkan hal itu kok, karena …. Oppa adalah orang yang paling tampan.” Kata Suzy

“ TAK ADA HUBUNGANNYA!” Teriakku dan Changdo bersamaan

“ Penyakit Suzy kambuh deh.” Gerutu jiyeon

“ Tenang, oppa kan baik terhadapmu.”

              Tidak berubah, dasar kumpulan orang aneh. Tapi..sebenarnya ada satu hal yng masih aku pikirkan. Sejak semalam aku jadi aneh. Lebih tepatnya kalu berhadapan dengan Jiyeon. Apa itu disebabkan karena Jiyeon tinggal kelas? Sepertinya bukan

             Apakah karena yang menyelamatkan jiyeon dari kecelakaan itu adalah JB. karena itu tiap dia menceritakan tentang JB dia jadi kacau. Itu juga bukan. Kalau begitu apa ya?

             Bagaimana kalau mungkin aku menyukai cewek menyusahkan itu.

“ Seungho..kita ke klub yuk!”

“ HUWAA…”

“ Ga usah sekaget itu deh.” Gerutu Jiyeon

“ Kamu jangan muncul tiba2.”

“ Apa maksudmu? Sudahlah ayo kita ke klub”

            Bagaimana ini? Apa benar aku menyukai dia? Aaaarrgghhh…Tak seharusnya aku menyukai cewek yang mencintai cowok lain. Tapi JB bukan pacarnya jadi masih ada harapan kan? Benar juga. Mulai saat ini aku harus mengahiri pertanyaanku tentang JB atau cincin itu. Sejak malam itu, aku tak ingin membuatnya mengingat kenangan pahit itu lagi.

Gawat, kenapa aku jadi berfikir seperti ini? AAAARRGGHHH… tapi aku juga ingin menyakan cewek dalam foto itu.



“ Seungho, kenapa melamun?”

“ Jangan dekat2 denganku.” Jawabku sinis



-Ruang data-



                Kita akan membicarakan tentang isi liburan musim panas. Yang ingin memberi usul, silahkan angkat tangan.” Kata Kwangmin memimpin

“ Seongsangnim! Karena panas aku ingin makan es serut.” Kata heechul

“ Meski tidak ada hubungannya dengan isi rapat, tapi karena alasannya seperti itu, usul di terima.” Kawab kwangmin

“ tunggu dulu.. kenapa sunbae tidak duduk tenang saja di ruang OSIS. Kenapa ikut berkumpul di klub ini?” tanyaku sewot

“ Tidak ada undang2 kan yang melarangku untuk berada disini bukan?”

“ Aku ingin menginap bersama.” Kata Jiyeon tiba2

“ Menginap bersama, dengan kata lain memasak sendiri, menginap di sekolah. Siang dan malam bekerja untuk klub. Begitu kan artinya?” tanyaku

Jiyeon mengangguk

“ Lalu untuk apa?”

“ mencabut rumput.” Kata Jiyeon enteng

“ Usulan diterima.” Jawab Kwangmin

“ Horeee…” tetiak Jiyeon kegirangan

“ Aku juga mau ikut.”kata heechul

“ mana mungkin? Memangnya ada tujuan menginap untuk hal seperti itu?” protesku

“ aku akan membuat pengajuan ini kesekolah, kita masukkan ke dalam agenda kita.”

“ KALIAN INI SEHABIS UJIAN PIKIRANNYA JADI ANEH DEH!”

“ Sudahlah Seungho, kau terlalu banayak mengeluh” jawan Kwangmin

“ Memangnya Seugho punya usulan yang lebih bagus?” kata Jiyeon naik ke mejaku.












  Dengan posisi sedekat ini, deg..deg..jantungku berdebar-debar. Apalagi posisi ini membuat pandanganku langsung tertuju pada… (bayangin ndiri ya, kalau Jiyeon naik ke atas meja seungho dengan posisi seperti merangkak dan wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari wajah seungho)

“ Jiyeon… dadamu..kecil ya?”

“ Mwo!!! DASAR MESUM!!”

                 PLAK BUK PAK

“ Bukankah cewek itu paling sensitif kalau di bilang ga punya dada?” bisik Heechul

“ sebenarnya yang lebih kurang ajar itu kamu.” Jawabku menjauhi Jiyeon setelah mukaku babak belur

“ Kwangmin oppa..jangan ikutan ketawa!” bentak Jiyeon

“ hihihi..eh, Seungho sudah tahu tentang umur Jiyeon?” tanya Kwangmin

“ Sudah sih, tapi dia masih tak berubah.” Gerutu Jiyeon

“ Tapi, kau sadar tidak kalau kalau seungho jadi aneh?”

“ Apanya?”



                 Gawat. Tanpa sadar sepertinya tingkahku benar2 aneh. Aku tidak ingin orang sekelilingku tahu. Tapi aku tak bisa bersikap seperti biasanya. Menginap bersama pula. Kenapa ya?meski tidak ada hal yang menarik pada wajahnya tapi…

“ Seungho..”bisik Heechul

“ Apa?”

“ Krena kau akan marah,aku gak akan bilang.”

“ Sudah bilang saja!” bentakku

“ Kau sadar tidak kalau Jiyeon itu mirip dengan pacarmu dulu.” Bisik heechul





“ HEEEEEEEEE”

“ Segitu mengagetkannya ya?”

“ Orang yang ga punya dada seperti itu? Apanya yang mirip?”

“ Bukan bagian itu. Juga buka wajahnya. Tapi gaya bicaranya. Seenaknya dan terlampau ceria. Gimana ya? Uhm… tipe yang menyusahkan. Meski dia punya sisi yang tegar juga sih.”

Menyusahkan? Memang benar..

“ Kalian ngobrol apa sih?”tanya Jiyeon

“ Ngobrol tentang mantan pacar Seungho.” Jawan heechul cengengesan

“ Seungho, pernah punya pacar?” tanya Jiyeon dan Kwangmin bersamaan

“ Trus kapan, dan berapa mantanyya?” tanya Kwangmin penasaran

“ Sudah jangan bicara yang tidak2!” bentakku





-JIYEON POV-



          Pacar…

Aku memang sangat menyukai JB, tapi.. pacar..sepertinya aku belum pernah memikirkannya. Hanya dengan bersamanya aku sudah merasa senang.






JB itu sungguh istimewa, tidak ada yang bisa menggantikannya. Orang yang sangat berharga.
Tentu saja kedua oppaku juga berharga. ELI..meski aku seumuran dengannya tapi dia terlihat sangat dewasa. Heechul, dia itu pretty boy. Seungho…dia bisa menerima semua cerita tentang JB. Aku tak memiliki teman yang seperti dia.

Teman..




“DASAR BODOH! BUKA MATAMU LEBAR2!”


        Degg.

Dejavu.. aku mengalami dejavu? Suara itu..



-JIYEON POV ED-



             Ting tong..

Cklak..akupun membuka pintu. Jiyeon.. kenapa malam2 kesini? Dan wajahnya, sangat lesu.

“ seungho, kamu temanku kan?” tanya jiyeon lirih

“ Ne.”

             Kenapa dia bertanya seperti itu?

“ Aku..dulu mempunyai seorang teman. Tapi entah kenapa tiba2 dia jadi berubah. Mungkin sepertinya dia membenciku. Aku dari dulu hingga sekarang begitu fanatik terhadap JB. Aku selalu cerita tentang JB. Makanya anak itu akhirnya tidak tahan. Saat itu, aku merasa seperti ditinggalkan, benar2 sangat menyedihkan. Seungho, hari ini tingkahnya aneh sekali.aku takut suatu saat nanti seungho juga akan seperti itu.”

             Kenapa dia berfikir seperti itu?

“ aku bukan orang yang seperti itu. Justru aku ingin melepaskanmu dari bayang2 JB.” Kataku

“ Tapi seungho mengatakan kalau aku orang yang menyusahkan.”

“ Bodoh, kamu itu terlalu banyak berfikir.” Kataku sambil mejitak kepalanya.

Tangan yang kupegang, pundak yang kuraih, benar2 sangat kecil. Saat itu pun aku memutuskan tidak ingin melepaskan pandanganku darinya dan tidak ingin meninggalkannya. Mungkin karena ucapan Jiyeon, perasaanku jadi ringan. Semua yang kukatakan tadi sudah termasuk aku menyukai nya.



-Liburan musim panas-



                 Liburan musim panas, sungguh panas. Apalagi harus mencabut rumput

“ DI MUSIM YANG SEPERTI INI KENAPA BANYAK SEKALI RUMPUTNYA??”

“ Seungho terlalu banayk mengeluh.” Kata Jiyeon

“ Bukan begitu..lihat..kenapa rumputnya banyak sekali? Memangya orang yang bertugas mencabut rumput kemana?” protesku

“ justru karena itulah kita disini mencabut rumput.” Jawab Kwangmin

Hari ini adalah hari pertama kami mencabut rumput, kami di komandoi Kwangmin saem dan Nana saem. Yang berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah aku, Jiyeon, dan..

“ HEECHUL DIMANA?”

“ Kalau dia sih, tadi pergi bersama sama anak2 pendaki gunung untuk mencari serangga.” Jawan Jiyeon

“ SEUNGHO!!” triak Heechul

          Croottt… Heechul menyemprotkan air menggunakan slang ke mukaku.

“ Lho, Heechul, bukannya tadi pergi ke gunung? Wah ELI juga ada.” Kata Jiyeon

‘ Itu karena aku teringat ada kerjaan disini.” Jawab Heechul

“ Sunbae. Pembalasan”

           CROOOTTT… akupun membalas menyemprot air ke mukanya.

“ Awas kamu ya?”

“ Bukannya kamu yang mulai duluan?”

“ Yang bisa membalas seperti itu Cuma seungho.” Kata Eli

“ Nanti kalian flue lho.” Sahut jiyeon “ Eh, ngomong2 soal flue, bagaimana keadaan Suzy?”

“ semalam kondisinya memburuk.” Jawab ELI

“ Sayang ya? Padahal kalau dia sehat, dia bisa ikut.semoga dia cepat sembuh.” Kaya Jiyeon dan di balas senyuman oleh ELI

“ Wah, ternyata ketua OSIS juga bisa tersenyum.” Kataku sambil memeras kaosku yang basah kuyup

“ Bukankah kau juga begitu?” jawab Heechul sambil melakukan hal yang sama, melepas kaosnya dan memerasnya

“ itu karena semua orang membuatku marah.”

               Kalau dia berteman akrab dengan Suzy berarti dia juga kenal dengan dengan ELI dari dulu. Mungkin Eli juga tahu tentang cincin. Aargghhh tapi aku kan sudah memutuskan untuk tak menanyakan hal2 semacam itu. Tapi aku juga masih penasaran dengan cewek yang di foto itu. Malam ini aku ingin pergi ke perpustakaan lagi.

         “ KYAAA…..” teriak Jiyeon

“ ada apa?” tanyaku khawatir

“ Heechull hechull..tak punya dada.”





Gubrak!! Ya iyalah..dia kan cowok.

“ kalau aku punya dada besar bakal jadi masalah kan?” kata Heechul

“ Jangn merusak mimpiku! Justru tidak masalah kan? Kakak perempuan yang mempesona.”






“ Nggak dulu, nggak sekarang, klub penelitian memang tempat orang bodoh.” Gerutu Nana



-Malam hari-



              Seungho, temani aku jalan2 sebentar ya.” Ajak JIYEON

“ Jalan2? Apa tidak takut?” tanyaku

‘ Ani.. aku suka suasana sekolah di malam hari. Soalnya aku punya banyak sekali kenangan menyenangkan. Dulu itu ya Jb… ups.. aku cerita tentang JB ga apa2 kan?”

“ nggak usah pake nanya deh. Terusin ja.” Jawabku

“ Aku dulu sering bersama Kwangmin oppa dan yang lainnya menyelinap ke sekolah malam2. chaaya bulan sungguh terang dan indah, makanya aku sama sekali ga takut ama malam.”

“ Kamu gak takut karena bersama JB?”

               Jiyon tersenyum membuatku semakin sakit hati pada JB. Aarrgghhh menyebalkan, cepat ingat donk dan temukan cincin itu.

“ Mungkin memang tidak boleh ya, datang ke sekolah.” Kata Jiyeon tiba2

“ memangnya kenapa?”

“ ingatanku kabur, setelah kamar 205,kenapa aku terpikirkan tentang sekolah? Pada akhirnya ini tak menjelaskan apa2. kalau aku menyembunyikan cincin itu gampangnya disini kan? Kenapa aku lupa?”

 “ Lho, kalian ada disini?” tanya Nana “sudah waktunya tidur.”

“ Ne.. aku mau tidur dengan Nana unnie.” Kata Jiyeon “ Seungho sampai besok ya?”



            Ini kesempatanku untuk pergi ke perpustakaan. Kalau aku menyalahkan lampu nanti bisa ketahuan. Biarin gini aja deh, Cuma disinari cahaya bulan. Uhm..dimana ya?..album kelulusan... album kelulusan..Lim Jaebum.. Lim jaebum!!!, novel karangan Lim Jaebum?

          Cklak

“ Kamu memang hobi membaca di tempat gelap ya seungho!”

“ Kwangmin saem!’

“ Kalau kau kesini untuk mecari buku karangan JB sebaiknya kuusulkan untuk mencari buku yang berjudul ‘Jejak kaki’. JB menjadi novelis di usia 19 tahun. Tepat saat dia masuk rumah sakit bersama Jiyeon, dia bilang ingin menulis sesuatu, tapi dia tak menjelaskan itu apa. Kamu ingin tahu tentang JB?”

“ Tidak, aku hanya ingin tanya, siapa gadis di foto klub pelatihan di album kelulusan?”

“ namanya Kang Sora. Dia adik kembar Nana tapi beda sel telur. Dan dia adalah.. mantan tunangan JB.”



***



                Buku karangan JB judul ‘jejak kaki’. Dari hardcover novel ini aku tidak menyangka ternyata itu novel misteri yang banyak sekali intrik percintaannya. Bercerita tentang seorang laki2 yang sangat terluka dan sedih karena cintanya bertepuk sebelah tangan.



- SEKOLAH AWAL SEMESTER 2-



                  “ Jiyeon..aku mau ke ke perpustakaan dulu, habis gitu baru ke klub. Kau mau ikut tidak?” tanyaku

“ Tidak.”

Akupun berjalan sendirian ke perpustakaan sambil membaca novel JB. Kalau JB apa yang akan dia lakukan pada Jiyeon?

“ Seungho..kebetulan sekali, tolong bawa ini ke ruang klub. Kau tak ada keperluan lain kan?” tanya Kwangmin saat kami berpapasan di koridor

“ Ani.” Jawabku dan menerima kotak yang di serahkan Kwangmin. Mengembalikan bukunya nanti saja deh

“ Kamu sudah baca ya?” tanya Kwangmin sambil melirik buku yang kubawa “ bagaimana pendapatmu?”

“ wanita yang paling disukai tokoh utama pada akhirnya menusuknya dan akhirnya tokoh utama mati. Alasannya kuat, dan meski ini menyedihkan tapi ini benar2 membuat berdebar2. Sagat menarik. Puisi pembuka dan isi novelnya, setelah selesai membaca dan membacanya ulang, sama sekali tak membuat bosan..” Jawabku

“ Hanya saja, kalu kau tahu bagaimana perasaan pengarangnya, itu lebih menyedihkan.”

Kata Kwangmin

“ Seongsangmin, anda di panggil kepala sekolah.” Kata seorang anak

“ Ne, sudah dulu ya seungho.”



               Namja yang penuh teka teki, Lim Jaebum. Aku jadi ingin bertemu dengannya. Aarrgghhh..kenapa aku memikirkannya lagi? Semua ini gara2 Kwangmin sialan. Sudahlah sekarang aku harus membawa ini ke ruang data.

Cklak, aku kaget saat membuka pintu ternyata ada seorang namja di dalam. Namja yang tak pernah ku kenal sebelumnya.






 Siapa dia? Warna rambutnya juga mencolok. Dia bukan pengurus OSIS kan?

“ Kamu siapa?” tanya namja itu

Kok dia malah tanya balik siapa aku? Namja yang tak pernah kulihat sebelumnya. Kalau dia murid sekolah lain, seharusnya dia tak boleh masuk sini kan? Atau dia murid mungkin dia ingin masuk klub pelatihan.

“ Itu.. buku karangan JB.” Kata namja itu saat melihat buku yang ku bawa, dan itu sontak membuatku kaget.

            BLAMM..

“ Seungho!!” teriak Jiyeon sambil membuka pintu sembarangan “ Tahu nggak, tahu nggak, ELI mau mengajariku kisi2 untuk ujian.”



 “ Jiyeon..”

            Apa? Namja itu kenal jiyeon..dan kenapa ekspresi Jiyeon tiba2 berubah kaku seperti itu…



“ Kau lupa pada wajah sepupumu sendiri? Ada apa? Kenapa mematung?”



               Sepupu katanya? Apa dia adik tiri Kwangmin yang mengikuti program pertukaran pelajar di luar negeri?

“ Apa nggak ada kata2 kangen ni? Misalnya Tanya ‘apa kabarmu? Kamu sehat kan’”

“ Kamu nggak ingin di begitukan kan.” Akhirnya jiyeon menjawab

“ cincinnya sudah ketemu?”

“ belum” jawab jiyeon lirih “ tapi. Aku tak akn menyerah.”



           Jadi dia juga tahu tentang cincin itu? tapi kenapa ekspresi orang itu begitu dingin saat mendengar Jiyeon tak akan menyerah?

“ Yoseob.” Sapa Eli

“ Eli, kau juga disini ya?” jawab namja itu

Yoseob? Jadi benar dia sepupu Jiyeon. Dan lagi, dia dan Eli sunbae, mereka saling kenal. Yoseob juga tahu tentang cincin dan JB. Sebenarnya ada apa diantara mereka?

“ Seungho..kita keluar saja.” Kata Heechul “ soal mereka, kita ga ada sangkut pautnya.”

“ Jiyeon! Kenpa kau diam saja? Kau bersembunyi di belakang Eli ya?” kata Yoseob dingin



“ JIYEONIE!! Kita bahas soal bahasa Inggris bareng yuk!” kata Suzy yang tiba tiba masuk



             Ini lagi, ketika Suzy melihat Yoseob, kenapa ekspresinya juga berubah?



“ Ho, kamu sudah pulang ya? Apa2an tu warna kepalamu? Yang tumbuh diatas kepala itu warnanya hitam kan? Dasar manusia print2 nan.” Kata Suzy ketus






“ Berisik cewek bodoh! Kamu juga ngaca donk! Benda yang di kepalamu itu apa tidak terlalu kepanjangan? Jelek tahu!” jawab Yoseob tak kalh sinis

“Apa kamu bilang? Gimana kalau kamu ke dokter mata sana!”

“ Kalo ngomong dengan orang bodoh, bisa ketularan jadi bodoh.”



“ Ternyata hubungan mereka lebih buruk dari yang kudengar.” Bisik heechul “ Hubunga mereka sudah buruk sejak masih kanak2.”

        Kanak2? Mereka sudah saling kenal sejak Jiyeon masuk RS ya? Eh..Jiyeon..aku melihatnya menyelinap keluar. Aku harus mengejarnya, mungkin saat ini dia sedang kacau.

“ Seungho mau kemana?” tanya heechul

“ Jiyeon.!. Eli, Jiyeon kemana?” Tanya Yoseob

“ sudah pulang.” Jawab Eli

“ Bohong!”

“ Tunggu! Jangan2 kau akan menjahati Jiyeon lagi!” teriak Suzy

“ Kalau iya, memang kenapa?”

“Wah, Yoseob selamat datang.” Sapa Kwangmin tersenyum.

“ Kau tak usah berwajah seperti itu! aku ngerti kok, kau membuat Jiyeon meloloskan diri. Kalau kamu segitu menghawatirkannya, bukannya lebih baik kau ikat saja lehernya?”





           Aku memperhatikan JIyeon yang berjalan gontai. Entah kenapa aku jadi ga bisa ngomong. Jiyeon..dia berjalan mendekati kolam di samping gedung sekolah. Apa dia menjatuhkan cincinnya ke kolam?

“ Aku tak menjatuhka cincinnya ke kolam kok.” Kata jiyeon tiba2, sepertinya dia menyadari keberadaanku “ walau aku sudah mencarinya kemana mana, ke kamar 205, ke ruang klub tetap tidak ada.”

“bukannya kamu sendiri yang bilang nggak mau nyerah?”

Jiyeon menoleh ke arahku, dia tersenyum. Sepertinya semangatnya sudah kembali.

“ Yoseob, dulu ga seperti itu. waktu pertama kali bertemu dengannya, saat liburan musim dingin. Saat aku masih kelas 2 SD. Ajussi menikah lagi dengan ibu Yoseob, waktu itu dia datang kerumah untuk berkenalan. Ah..gawat! kalau mengingat saat itu aku bisa mimisan, habis manisnya itu lho..ga masuk akal. Dengan pembawaannya yang tenang dan lembut dia jadi pemalu dan susah berteman. Apa lagi dengan Kwangmin oppa, ditambah dia harus berpisah dengan teman2 lamanya karena harus pindah juga karena tiba2 harus menerima keluarga baru. Aku mengajaknya bicara, dan tanpa sadar hubungan kami sudah benar2 akrab, waktu aku masuk RS yang kelas 3 SD juga dia selalu menjengukku. Tapi waktu aku kecelakaan kelas 2 SMP, sejak saat itu hubungan kami jadi terasa canggung. Yoseob juga jadi jarang menengokku. Yoseob biasanya ramah dan selalu membuatku senang, makanya waktu aku memberitahu kalau aku tidak akan menyerah mencari cincin itu tiba tiba dia berkata :



“ JB! JB ! JB terus yang kamu pikirkan. Apa kalau bukan karena orang itu kamu nggak bisa apa2? Kamu sendiri kan tahu kenapa kamu kecelakaan. Kayak orang bodoh! Bukannya lebih baik hentikan saja dan buka matamu!”


          “Walaupun dia sudah bicara seperti itu..aku sama sekali nggak membencinya.dia selalu menentang semua yang kulakukan. Dia bilang ‘percuma’ soal ujian, lalu soal cincin. Juga soal aku menyukai JB. Walaupun begitu aku sama sekali nggak mau berfikir kalau itu percuma. Semua yang kulakukan pasti ada gunanya.”

“ Bukankah itu bagus” kataku “ hanya ditentang satu orang, jangan mengeluh donk!. Kenyataannya ada satu yang sudah jelas kan? Bahwa kamu berhasil dalam ujian masuk Sewon High School. Iya kan?”

        Tes.. air mata jiyeon mulai menetes.

 “ Aku ingin menjadi kuat. Seperti barusan, dia seakan berkata ‘ bukannya sudah tak bisa ditemukan?’ tapi aku harus terus mencarinya. Karena aku menginginkan kesempatan itu. cincin itu..adalah serpihan yang terakhir. Karena aku ingin ingatan JB kembali. Gara2 kecelakaan itu, JB hilang ingatan. Dan melupakan tunangannya.”



                                                                              ***





             Gara2 keributan kemarin aku lupa dimana menaruh buku itu. Tapi bukan gara2 kemunculan Yoseob sih, Jiyeon juga walaupun kelihatannya bisa menghindarinya tapi setiap bertemu dia seperti tidak bisa menolak. Dampaknya aku lebih tidak diuntungkan. Tidak di untungkan ? UWAA…kenapa disaat begini aku malah mikir begitu??

Kalau diingat2 hanya gara2 kepala terbentur bola reaksinya sampai berlebihan begitu. Segala tentang Jiyeon berkaitan dengan JB. Sampai begitu eratnya. Bagi Jiyeon, orang itu begitu berarti. Seperti sudah mendarah daging. Tidak ada ruang untuk memikirkan hal lainnya. Kemarin, akhirnya aku nggak bisa nanya hal lain lebih dari itu.

Lho.. kenapa denganku..aku kok jadi merasa seakan akan seperti buku itu.



Cinta

Yang bagaikan jejak kaki diatas pasir

Belum tentu berbalas



Punggung itu seperti menghalang perasaanku.

Selalu berjalan, selangkah sendirian.



Setiap aku mendekat, seperti hal nya pasir di tepi pantai, yang terhempas kembali ke pantai.

Yang tertinggal hanya jejak kaki.



Perasaanku padamu

Seperti halnya tepi laut.

Yang hanya bisa diam tanpa suara

Hanya tulisan yang menghilang




        Degg

        Aku menemukan Jiyeon di ruang data, membaca buku JB sambil berlinang air mata.

“ Jiyeon.”

“ ah..Seungho!” jawan Jiyeon kaget dan buru2 menghapus air matanya “ Aku nggak apa2 kok.”

“ Nggak apa2 kok mukanya gitu?”

“ Kamu kenapa kesini?”

“ Aku mau mengambil buku itu.”

“ Jadi kau yang meletakkannya disini? Seungho brengsek!” kata Jiyeon sambil melempar buku itu ke arahku “ Buku itu kelemahanku. Buku yang JB tulis, tentang perasaannya pada Sora. Penuh dengan perasaannya pada gadis itu.”

“ Sora itu tunangan JB?” ups..aku kelepasan “ Mian, aku sudah mendengar dari Kwangmin saem."

“ Kenapa jadinya seperti ini?”

           Air mata Jiyeon kembali mengalir





“ Oppa..benarkah JB sudah sadar?” tanyaku pada Kwangmin oppa

“ Jiyeon tenanglah. Kamu belum boleh turun dari rajang.”

“ aku mohon, pertemukan aku dengannya, aku ingin bertemu dengannya.”


“Sampai sekarangpun aku masih ingat wajah kwangmin oppa yang tampak kebingungan. Lalu akupun akhirnya tahu makna di balik kebingungan itu. Tidak pernah terpikirkan olehku hal itu akan terjadi”



“Kwangmin, dokter baru saja memeriksanya. Ah..jiyeon ..” kata nana kaget

“ Oh ada tamu ya” kata JB lemah

“ Ne.” jawan Nana

“ JB!”



 “ Oh..haha..kira2 ini apa hubungannya. Kalau dibilang teman, kalau dilihat2 umurnya sedikit lebih muda.” Kata JB

“ JB, ngomong apa?”

“ HAI, Kamu siapa?”




              “Aku masih ingat saat itu tanpa pikir panjang aku memikirkan hal yang bodoh. Ini adalah kompensasinya. Inilah sangsinya. Tepat sebelum kecelakaan Sora memberikan cincin miliknya padaku. Aku tidak tahu ada apa diantara mereka berdua. JB belum mengingat apapun. Tapi seandainya saja semua cincin terkumpul, keajaiban mungkin akan terjadi.”



          Aku tak tahan melihat Jiyeon seperti itu akupun memeluknya.

“ Ada atau tidak adanya yoseob, kalau kau sudah memutuskan tidak akan menyerah. Maka jangan menyerah. Sejak awal kau kan yang sering mengatakan itu?”

“ Seungho..kenapa kau memelukku?”

            Aku langsung melepaskan pelukanku

“ Mian, jangan berfikir macam2 ya! Hanya kalau melihatmu sedih aku jadi kacau.” Kataku



“ hahahahahaah” Jiyeon tertawa

“ JANGN KETAWA!”

“ Iya, mian . makasih ya! Setiap bersama Seungho aku selalu bisa bersemangat lagi. Makasih ya!” kata jiyeon kembali tersenyum



-KORIDOR-



         “ Yoseob.” Sapa Eli

“ Eli, ada apa?”

“ kau tak menemui Jiyeon lagi?” tanya Eli

“ Tidak. Sepertinya setiap istirahat dia selalu menempel dengan orang itu.” Jawab Yoseob

“ Orang itu, maksudnya seungho. Yoseob, sepertinya kamu terlalu menggencet dia berlebihan.”

“ memang kelihatan seperti itu ya?”

“ karena terlihat seperti itu makanya aku ngomong. Kalau seperti itu kasihan jiyeon ”

“ Yang kasihan itu aku! Sudah setahun berlalu dia tetap saja tak berubah. Memuakkan.” Gerutu Yoseob

“ Dia sudah lebih ceria kok.” Kata Eli

“ Wajah yang seperti ini apanya yang ceria?”


“ Dia Cuma melakukan hal yang percuma. Ach.. si JB itu kenapa tidak mati aja sih.” gerutu Yoseob

“ Putus asa nih?”

“cerewet!”

                                      ***







              HUAACHIIIHHH

“ Seungho flue?” Tanya Jiyeon

“ Nggak tahu. 2-3 hari ini badanku terasa dingin.” Jawabku

“ Hati2 lho, sebentar lagi kan ada pekan kebudayaan.” Kata Jiyeon khawatir

“ Iya. Kalau gitu, hari ini aku nggak usah ikut kegiatan klub, sampai besok ya.”

“ SEUNGHO KAMU NGGAK BOLEH PULANG!” teriak Jiyeon

“ Selamat tinggal!” akupun segera lari keluar, aku tahu jiyeon juga mengajarku

“ SEUNGHO BERHENTI. AKU DAPAT SMS DARI HEECHUL..KATANYA KAMU GAK BOLEH PULANG!” teriak jiyeon



                 Akhirnya.. inikah takdir yang tak terelakkan.

“ Heechul masih belum datang ya?” gerutu jiyeon.” Eh, kenapa Seungho ga punya HP?”

“ Bodoh! Memangnya aku ceroboh membeli barang gituan. Bisa2 aku di perbudak 24 jam full oleh 2 setan itu (maksudnya kakaknya)”

“ Oh..jadi itu alasannya.”

“ Jiyeon, aku ingin tanya sesuatu. Buku itu tentang perasaan yang sepihak kan?”

“ Begitulah. Buku itu ditulis saat mereka belum jadian. Mereka berdua mulai pacaran kira2 tepat saat aku bertemu dengan JB. Pokoknya waktuku memang nggak tepat. JB itu sejak pertama kali bertemu dengan Sora waktu SMP dia sudah menyukainya. Benar2 keadaan sepihak yang lama ya. Tapi Sora sendiri punya orang lain yang disukai. Makanya buku ‘Jejak Kaki’ penuh dengan perasaan yang sepihak, itu… menjadi titik lemahku.”

“ Mian.”

“ Nggak apa2 kok. Habis tadinya aku nggak bisa baca buku JB. Saat itu aku masih terlalu kecil jadi nggak bisa memahami ceritanya”





“ JB… Aku nggak ngerti ceritanya.” Rengek Jiyeon

“ Begini saja. Nanti aku buatkan buku Khusus untuk Jiyeon, buku yang mudah dimengerti. Tunggu ya!” Jawab JB tersenyum





“ Janji itu.. kapan akan terwujud ya?”

“ Jadi karena itu kamu berusaha mencari cincin itu.

‘ Ne.”

“ Maaf lama meunggu!” teriak Heechul tiba2

“ Selamat datang Heechul, syukurlah.” Sambut Jiyeon ceria

“ Kenapa bengong begitu seungho, ayo kita pergi.” Seret heechul

“ Tunggu, kita mau kemana?” tanyaku

“ Kemananya sudah diputuskan bukan. Tentu saja ruang klub!”







                    DOOORRR…

“ SAENGHIL CHUKAHAMNIDA SEUNGHO!!” teriak Suzy, Kwangmin, Jiyeon, Heechul dan Nana bersamaan

“ ta.. tapi ulang tahunku kan lusa.”

“ Daripada kasih kejutannya pada hari H, lebih menarik kalau sekarang kan?” Jiyeon cengengesan

“ Ini kue, buatan Youngmin. Kue yang penuh pesan2 sayang untuk Seungho.” Kata kwangmin

“ seungho, buka ini.” Kata Heechul sambil melempar bungkusan ke arahku

Apa ini? Akupun membukanya dan isinya .. HP.

“ Ayo kita fto2!” kata Jiyeon dan Heechul bersamaan “ Lalu kirim.”

“ Ini dari unniemu. Mereka berdua menghawatirkanmu. Mereka bilang kamu nggak pernah menghubungi rumah. Paling nggak sesekali kirim SMS lah pada mereka.” Jelas heechul

“ 3 hari sebelum hari ulang tahunmu, mereka mendatangai rumah Heechul lalu memberi ini. Kamu kaget ya?” kata jiyeon

“ Semuanya.. terima kasih.”

“ Ayo nyalain lilinnya!” kata Nana “ Lilinnya ada 16 kan?”

“ Seungho, tiup lilinnya dalam sekali tiupan ya!” Jiyeon tersenyum

          Roly roly poly..

Ada sms masuk



SEUNGHO,

SAENGHIL CHUKAHAMNIDA



Kahi & Eun Hye


No comments:

Post a Comment