Sekarang pun, terkadang aku masih teringat
Akan kilasan yang
indah dan bahagia
“ Youngmin.” sapaku. Aku tak
menyangka kalau bisa bertemu dengan youngmin di mall ini.
“ Nana,. Sedang apa?” sapa
Youngmin
“ Aku mau belanja.” Jawabku
enteng “ Kau sendiri?”
“ Aku hanya berjalan-jalan. Hari
minggu seperti ini kok belanja sendirian?” tanya Youngmin dingin seperti
biasanya
“ Mau gimana lagi, aku kan nggak punya pacar.”
“ Oh, kamu masih jomblo ya?”
“ Bukannya kau juga sama? Jadi
jangan tanya soal itu.”
“ Bukankah kau bisa mengajak
Kwangmin?” kata Youngmin
“ Menurutku dia tidak suka di
menemani cewek belanja, lagipula mungkin dia akan mengajak Jiyeon dan pergi
bermain.”
“ Hari ini, dia memang keluar
mengajak jiyeon bermain. Dia sengaja mengajaknya agar bisa memisahkan aku
dengan Jiyeon. Dasar brengsek.” Gerutu
Youngmin
Ah..ya,
ya, si oppa yang satu ini memang terlalu posesif
“ Apa boleh buat, adik cewek
memang manis kan?”
kataku datar
“ Dengan kata lain adik cowok nggak manis?” sahut Youngmin
“ Hahaha, bukannya kau yang
menunjukkan seperti itu.”
“ Hei, itu bukan hal yang lucu.
Nana, kau ada waktu?” tanya Youngmin
“ Sampai matipun juga ada.”
“ Bisa temani aku minum teh?”
Sekilas tadi..entah kenapa aku
merasa seperti bersama kwangmin
“ Ada apa?” tanya Youngmin
“ Nggak ah, kalau kukatakan kau
pasti marah.”
“ Kalau gitu jangan di katakan!”
Wajah
yang sama persis dengan Kwangmin
Apa ini terlarang? Aku paling
mengerti hal itu. Hanya saja kadang aku jadi teringat dengan jelas hari pertama
masuk SMA.
-
FLASH BACK-
Waktu itu kami
bertiga, aku, JB, dan Sora, adik kembarku yang beda sel telur, sedang melihat pengumuman
pembagian kelas.
“ Hiks, hanya aku yang kelasnya
berbeda.” Isak Sora
“ Tenang, kita pasti main kok ke
kelas 1-F ya kan
Nana!” kata JB
“ JB! Nama orang di bawahmu itu bacanya apa?”
“ Jo .. kurasa aku jarang
mendegar nama yang seperti itu, salah nulis kali ?”
“ Jo Kwangmin. Namanya memang
seperti itu kok.” Kata seorang namja di belakang kami “ Jadi kalian teman
sekelasku?”
“ Ne . Aku Lim Jaebum! Pangil
saja JB!”
“ Aku Kang Sora!”
“ Namaku Kang Nana. ”
(mian ya reader aku ubah nama nana, ya biar sama ama nama Sora)
“ Kang Nana, nama yang cantik.”
Baru
kali ini..ada yang memuji namaku.
Jo
Kwangmin.. begitulah kami bertemu
“ Nana dan Sora itu saudara
kembar ya?” tanya Kwangmin
“ Ne, tapi kami beda sel telur.
Nana unnie itu hebat lho! Jago olahraga, pintar, cantik lagi. selalu membuatku
iri!” kata sora
“ Kamu..sayang sekali dengan unniemu ya?” kata
Kwangmin
“ Sangat sayang! Tapi..aku nggak bisa
olahraga, otakku juga nggak encer. Aku selalu menyusahkan unnie. Aku ingin
menjadi gadis yang kuat seperti dia.”
Sora.
Kamu keliru. Jangan membandingkanku seperti itu. Hatiku seperti merasa dengki.
Padahal sama sekali tidak ada alasan untuk membenci adik manisku yang sangat
menyayangiku. Tapi sebaliknya, kemanisannya membuatku jijik!
Perasaan
jengkel dalam hatiku..mati- matian kutahan agar tidak terpancar di wajahku.
Jangan membicarakan diriku.
“ Sora kan memang bodoh?”
kata JB
“ Kau jahaattt..” rengak Sora
JB,
memang sering sengaja mengalihkan pembicaraan jika Sora mulai membahas masalah
itu.
Kwangmin
tersenyum ke arahku. Dan saat itu aku merasa jika Kwangmin berada disisiku,
perasaanku jadi nyaman.
Ngomong-
ngomong Kwangmin itu, semakin mengenalnya dia semakin menutup diri. Kalau si
aneh JB dia orangnya terlalu bersemangat. Akhirnya orang yang harus aku urus
jadi bertambah satu. Tapi akhirnya kami berempat jadi sangat akrab.
-JAM ISTIRAHAT-
“ Katanya setelah Ujian Tengah
Semester selesai akan ada pertandingan dodge ball campuran cewek-cowok, apa
Sora bisa?” tanya Kwangmin sambil membantuku membawa kertas data ke ruang guru
“ Kamu tahu sendiri dia tidak
bisa!” jawabku singkat
“ Setelah melihat hasil ujian
kemarin aku kaget lho, ternyata JB itu
pintar juga, kalau Nana sih aku sudah tahu.”
“ Kalu JB itu sebenarnya memang
jenius. Kalau aku, itu karena belajar dengan keras.”
“ Belajar dengan keras?”
Ya.
Ini memang bukan hal yang pantas diucapakan
“
Nana kalau bicara cantik juga.”
Apa? Dia
memujiku.. ini berlebihan, aku jadi malu.
“ Lho itu kan Sora.” Kata Kwangmin saat kami melihat
Sora di ujung koridor bersama seorang namja.
“ Itu.. Jangan2.!”
Akupun
langsung menyeret Kwangmin menaiki tangga di dekat Sora berdiri, sebelum dia
menyadari keberadaan kami. Di tempat ini kami bisa mendengar dengan jelas apa
yang mereka bicarakan
“ Ada yang menyatakan cinta pada Sora.” Bisik
Kwangmin
“ Sudah kita pergi saja.”
“ Wah..Sora itu laku juga.. habis
dia kan
manis.”
“ Dia memang sering cerita sih
kalau ada namja yang mengejar ngejar dia, tapi Kwangmin, jangan katakan hal ini
pada JB ya!”
“ JB! Dia ada di atasmu!”
Mwo?
Akupun melihat sosok yang berjalan beberapa anak tangga di depanku.
“ Sora….”
JB
pun langsung berlari turun, aku tahu dia pasti mendatangi sora
“ JB Kenapa? Apa jangan2 dia ..”
kata Kwangmin
“ Sudah 3 tahun cintanya pada
Sora bertepuk sebelah tangan.” Jawabku datar
“ Bahkan JB juga menyukai Sora.
Tapi memang Sora manis sih.”
Pada
saat seperti ini sulit bagiku untuk berkata ‘benar’ tapi bagaimanapun juga aku
harus mengatakannya. Disituasi seperi ini pun, aku selalu berharap agar tak
mendengar lebih banyak lagi.
“ Benar, Sora memang manis.”
kataku berjalan mendahului Kwangmin berharap Kwangmin tak melihat ekspresi
kejengkelanku
“ Hahaha kalian ini benar2 gak
mirip ya!”
PLAKK
. Akupun menampar Kwangmin.
“ KENAPA? KARENA AKU NGGAK
MANIS?”
Akupun
berlari meninggalkan Kwangmin. Aku tidak ingin orang berbicara seperti itu,
terutama Kwangmin. Meski aku pandai, meski aku cantik, tapi aku tidak bahagia.
Bukannya adikku itu tidak punya apa2?
Tidak!
Ini salah! Justru aku yang tidak punya apa2 selama dia ada. Kenapa wajah kami
berbeda?
Seandainya aku
memiliki separuh saja wajah manisnya. Padahal aku begitu menginginkannya.
“ Jadi kau suka menyendiri di
balkon ini?” Kata Kwangmin tiba2 di belakangku “Maaf ya kalau aku membuatmu
marah.”
“ Tidak apa2. aku yang salah.
Tadi tiba2 aku jadi berfikir kalau kami tidak mirip, pasti orang2 akan melihat
kami sebagai orang yang sangat berbeda. Kami akan selalu di bedakan. Sora yang
manis… semua orang akan berkata seperti itu. Tidak ada yang melihatku.” Jawabku
masih membelakangi Kwangmin
“ Nana, aku juga kembar?”
“ Mwo?”
“ Iya, aku punya kakak kembar
namanya Youngmin, kami kembar identik, berasal dari sel telur yang sama. Sekarang
dia sekolah di tempat lain. Karena terlalu mirip, sebaliknya kami jadi ingin
dilihat seperti orang yang berbeda. Karena itu aku pergi ke rumah keluarga
bibiku untuk menjadi anak angkat, tapi Youngmin malah mendiamiku.”
Karena
hal seperti itu Kwangmin rela menjadi anak angkat?
“ Mungkin karena kalian berdua
cewek, jadi kalau yang satu di bilang manis yang satu jadi iri.”
“ Aku lebih suka kembaranku
cowok.” Jawabku
“ Tapi, kau tak bisa mengatakan
pada Sora kan?”
Aku
diam
“Haha, kita hanya menginginkan
sesuatu yang tidak ada kan?
Kalau kita sering melihat milik orang lain kita akan iri. Sehingga kita sulit
menemukan kelebihan diri sendiri. Tapi semua orang punya kelebihan masing2. Hanya
bentuknya saja yang berbeda. Seperti Sora yang manis, dan kau yang cantik.”
Cantik,
mungkin bukanlah kata2 yang menggumkan. Aku..sangat iri dengan wajah manis
Sora.
Aku tidak suka dibanding2kan.
Tapi aku memang tak bisa manis. Hatiku jadi dengki. Tapi. Jika Kwangmin berada
di sisiku, meski hanya sedikit tapi..perasaanku menjadi nyaman. Aku tidak akan
lupa dengan hari2 membahagiakan itu.
-FLASH BACK END-
“
Mian, aku jadi teringat adikku.”
“ Oh, adikmu yang katanya hanya
manis doank ya?!” kata youngmin
“ Pribadinya juga manis kok. Hanya..dia
agak terlalu jujur.”
Aku
kembali teringat saat dia bicara padaku kalau dia tak bisa bersama JB karena
dia menyukai pria lain. Tapi dia tak bisa bersama orang itu. Saat itu..aku baru
sadar, kalau kami benar2 sama. Kami.. sama2 gagal dalam hal percintaan.
“ Kalau di lihat, kau ini memang
tidak manis!” kata youngmin
“ Kau mengejekku?”
“ Tidak. Memang begitu kan, tidak ada orang lain sebaik kamu.”
Perkataan
Youngmin, sama persis seperti apa yang di ucapkan Kwangmin. Setelah hari2 yang
aku lewati..aku yakin hari bahagia yang kuimpikan..suatu saat akan tiba.
“ Karena kamu cantik, lumayan
deh. Gimana kalau kau jadi pacarku saja?”
"HAH?"
No comments:
Post a Comment