Saturday, 21 July 2012

DAY BY DAY



Tubuhku terguncang, apa terjadi gempa? Pikirku. Tapi aku masih memejamkan mata. Tubuhku kembali terguncang, kali ini kubuka sedikit mataku nampak jam kuno yang menggantung di dinding 03.30. masih pagi, akupun kembali memejamkan mata. Tubuhku kembali terguncang. Kali ini aku membuka mataku lebar, ternyata tangan istriku yang mengguncangku. Kulihat Rian tersenyum, aneh pikirku, sudah lama sekali dia jarang tersenyum.

“ Ada apa?” tanyaku yang masih mengantuk.














“ Aku bermimpi”
“ Mimpi apa?”
“ Ada burung bangau terbang mendekatiku, di paruhnya ada sebuah bungkusan, dan isinya bayi.”
              
           Akupun terlonjak mendengarnya. Rian masih tersenyum. Senyum bahagia. Jujur aku sudah lama 
merindukan senyum itu. Senyuman manis yang selalu dia berikan namun musnah beberapa tahun belakangan.

Aku memikirkan arti mimpi itu. Apa ini merupakan suatu petanda kami akan memiliki anak? Aku sudah berhenti memikirkan soal anak sejak kami berhenti menjalani pengobatan alternatif 3 tahun lalu. 

Sudah delapan tahun kami menikah tapi Tuhan belum juga mmenitipkan malaikat kecilnya pada kami.  Tentu saja kami sudah  memakai berbagai cara, berbagai pengobatan, hanya untuk mendapatkan anak. Tapi hasilnya NIHIL.

 Sejak saat itu aku mulai menenggelamkan  diri dengan pekerjaan, begitu pula Rian. Hampir setiap hari kami mejalani lembur hanya untuk mengalihkan pikiran kami dari keirinduan memiliki bayi.

 Saat weekendpun hanya kami habiskan di rumah, Rian membaca novel dan aku bermain game. Kami sudah hampir tak pernah jalan2 ke taman ato ke mall hanya karena kami tak ingin melihat anak2 kecil bermain, itu hanya membuat hati kami semakin terluka .
           
Dan pagi ini, dengan senyum Rian menceritakan mimpinya. Jujur mulai saat ini dan kedepan hidup kami mulai berubah, ku lihat Rian lebih ceria, Senyuman manisnya mulai menghiasi bibir indahnya lagi. Aku mulai meninggalan lembur, dan kami mulai sering jalan jalan,serta menyiapkan makan malam romantis setiap weekend.
           
2 bulan berlalu, pagi ini Rian kembali tersenyum padaku, kali ini dia menunjukkan sesuatu yang membuatku hampir melompat kegirangan, dia menunjukkan hasil tes kehamilannya yang menunjukkan tanda positif.
           
9 bulan berlalu, anak laki-laki pertama kami lahir, Rian sudah meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan yang lalu. Kehidupan kami benar2 berubah,. di rumah kami mulai dipenuhi tangis dan tawa si kecil. Rasanya rumah berubah menjadi sangat menyenangkan, tak ada hal yang lebih menyenangkan selain pulang ke rumah dan bermain dengan si kecil. 


Bulan demi bulan berlalu, tak terasa Mavin kecil kami sudah berusia 1 tahun. Rumah kami mulai dipenuhi mainan berserakan tapi justru itu yang membuat suasana semakin hangat dan menyenangkan. Celoteh si kecil membuat kami tek bisa berhenti tersenyum.



 

Tubuhku terguncang, ku buka sedikit mataku, nampak jam kuno yang menggantung di dinding 03.30. Aku merasa seperti dejavu, kulihat tangan Rian yang mengguncangku. Kulihat sekeliling, kamar sangat bersih, tidak ada mainan yang berserakan, di mana mainan2 itu? Kuperhatikan seluruh kamar lebih teliti? Dan dimana anakku??

“ JB kau mencari apa?” tanya Rian
           
Aku hanya diam. Apa tadi aku hanya bermimpi?

“ Aku tadi bermimpi.” Kata Rian lagi
“ Mimpi apa?” tanyaku
“ Ada burung bangau yang memghampiriku, dia membawa bungkusan di paruhnya.”
“ Apa isi bungkusannya?”



Rian diam sejenak.

“ Kosong”

No comments:

Post a Comment